24

396 72 8
                                    

"Sooyoung.."

Sebuah suara di ambang pintu membuat gadis yang kini tengah sibuk memasukkan beberapa barangnya ke dalam koper itu pun menoleh. Ia tersenyum manis begitu menyadari kehadiran Hae Jin.

"Boleh ayah masuk?"

Tanya pria paruh baya itu yang di jawab dengan anggukan pelan.

"Kau sudah siap?"

"Sebentar lagi ayah. Ada beberapa barang yang belum aku masukkan."

"Tidak perlu terburu-buru. Masih ada waktu sampai pesawat kita take off."

Ujarnya yang kembali di jawab dengan anggukan. Sooyoung melanjutkan kegiatannya sementara Hae Jin mengedarkan pandangannya ke tiap sudut rumah sebelum ia beralih menatap sang anak.

"Sooyoung."

"Iya ayah?"

"Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu?"

Pertanyaan pria paruh baya itu membuat pergerakan tangan Sooyoung terhenti. Ia hanya diam di posisinya kini. Menatap kosong pada koper di hadapannya.

"Jika tak ingin pergi, kau tak perlu melakukannya. Kau bisa tinggal dimana pun kau mau."

Sooyoung mendongak dan menatap Hae Jin dengan senyuman manisnya. Gadis itu menggeleng kecil dan memilih melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda.

"Tidak ada alasan untuk tinggal disini lebih lama. Aku sudah mengambil keputusan yang tepat untuk ikut dengan kalian."

"Tapi.."

"Ayah bilang akan mendukung apapun keputusanku bukan?"

"Benar."

"Maka inilah keputusanku."

Lanjutnya sembari menutup rapat kopernya dan bangkit. Mengalungkan lengannya di lengan Hae Jin dan menuntun pria paruh baya itu berjalan keluar dari kamar.

Dilain tempat, Yoona kembali menghela nafas pelan karena Jaehyun mengalihkan wajahnya. Enggan untuk menerima sesuap bubur darinya.

"Sampai kapan kau akan seperti ini? Ini sudah dua hari kau menolak makan. Kau bisa sakit jika terus begini."

Ujar wanita paruh baya itu putus asa, tak mampu membuat Jaehyun bergeming. Suara pintu yang terbuka membuat Yoona menoleh keasal suara. Dilihatnya anak bungsunya itu berjalan mendekat. Menatap Jaehyun cukup lama hingga ia mengalihkan pandangannya.

"Kak Sooyoung akan pergi ke Jerman. Apa kakak tau?"

Ucapnya membuat sepasang mata yang terpejam itu perlahan membuka.

"Kakak akan terus seperti ini? Tak akan menahannya?"

Tanyanya sekali lagi namun Jaehyun hanya diam membisu.

"Kak.."

"Sungchan, hentikan."

Ujar Yoona bangkit dan menggenggam tangan anaknya.

"Bu, ibu juga tau bahwa dia hanya menyiksa diri jika terus seperti ini!"

"Keluarlah. Kakakmu butuh istirahat."

"Katakan kak! Apa yang harus aku lakukan? Jika kakak mau, aku bisa menyusul kak Sooyoung ke bandara. Menahannya agar tidak pergi. Ayo kak, katakan sekarang juga. Minta tolong lah padaku."

Ujar lelaki itu sekali lagi sementara Yoona hanya bisa menghela nafas pelan. Setelah keheningan yang cukup lama, Jaehyun kembali mengalihkan pandangannya. Menatap langit biru melalui kaca jendela.

"Biarkan ia pergi. Itu lebih.. baik."

"Kak!"

"Aku ingin tidur. Sebaiknya kalian pergi."

"Kakakmu benar. Ia butuh istirahat."

"Tapi bu.."

"Jung Sungchan.."

Lelaki jangkung itu berdecak kesal dan beranjak pergi meninggalkan ruangan tanpa mengucap sepatah kata pun lagi. Sementara Yoona kembali berjalan mendekat. Menarik selimut menutupi tubuh putra sulungnya.

"Tidurlah. Ibu akan berbicara dengan adikmu."

Ucapnya sebelum melangkah pergi.

-

Mobil yang ketiga orang itu tumpangi baru saja tiba di depan bandara internasional Incheon. Mengeluarkan beberapa koper dari dalam bagasi, ketiganya pun berjalan memasuki bandara.

Min Young dalam suasana hati yang bagus beberapa hari terakhir. Keinginannya untuk meninggalkan tanah kelahirannya tersampaikan juga. Ia merangkul tubuh sang suami setelah melayangkan kecupan mesra di pipi Hae Jin. Keduanya berjalan mendahului sementara Sooyoung tertinggal beberapa langkah dari kedua orang tuanya.

Gadis itu mengedarkan pandangannya sejenak. Ia menghela nafas pelan dan tersenyum kecut begitu melihat tampilan layar ponselnya yang memperlihatkan gambaran dirinya dan Jaehyun ketika mereka menikmati waktu senggang di pantai. Momen manis yang akan selalu tersimpan hangat dalam bayangannya.

Dengan melanjutkan langkahnya, ia kembali meletakkan ponselnya ke dalam tas hingga tak sengaja menabrak seseorang di hadapannya. Membuat cincin yang mengalung di jari manisnya itu terjatuh begitu saja.

"Maafkan ak- Sooyoung?"

Sebuah suara yang sangat familiar di indera pendengaran gadis itu membuatnya sontak mendongak.

"Eun Woo.."

~~~

A Drop of Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang