Selamat kena prank 😋
Aku gak niat hapus karyaku kok.
Walau emang bener ada beberapa ceritaku yang aku sendiri juga kecewa karna hasilnya gak sebagus yang aku bayangin.
Aku cuma mau liat apa cerita-ceritaku emang jelek atau nggak. Karna antusiasme pembaca juga gak sebanyak pas awal-awal aku mulai bikin cerita di WP 😅Btw ini chapter akhir.
Gak akan ada bonchap ya guys 😘***
TIN TIIN
Suara klakson mobil yang memekikkan telinga membuat langkah gadis itu terhenti seiring dengan lampu mobil yang menyala terang. Sooyoung menoleh keasal suara, memicingkan matanya yang silau akan pantulan cahaya hingga sebuah tangan menggenggam erat pergelangan tangan gadis itu dan menariknya menjauh.
Sooyoung memejamkan mata ketika ia merasakan sebuah dekapan erat yang menariknya ke dalam pelukan. Merasakan suara deru nafas yang berhembus lembut di indera pendengarannya. Gadis itu perlahan membuka mata dan mendongak. Mendapati Sunchan yang kini melepas pelukannya.
"Kakak baik-baik saja?"
Tanya lelaki itu memegangi kedua sisi bahu Sooyoung. Memperhatikan tiap bagian tubuh gadis itu. Memastikan tak ada luka sedikit pun.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku tanya apa kakak baik-baik saja?"
Tanya Sungchan sekali lagi yang Sooyoung jawab dengan anggukan pelan.
"Ayo."
Ajaknya menarik Sooyoung menuju mobil yang ia parkirkan tak jauh dari tempatnya. Sementara gadis itu terdiam sejenak dan menatap adik iparnya itu dengan raut wajah bingung.
"Kak Sooyoung ingin menemui kakakku kan? Ayo, aku akan mengantar kakak."
Ucapnya seraya membuka pintu mobil, mempersilahkan gadis itu untuk masuk. Dengan ragu-ragu, Sooyoung memasuki mobil milik Sungchan. Membiarkan lelaki itu membawanya.
Selama di perjalanan, tak ada yang Sooyoung lakukan. Ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Memainkan jemari lentiknya, berusaha menghilangkan rasa gugup yang kini menghampiri. Hingga mobil yang membawa keduanya telah terparkir di sebuah halaman rumah. Sooyoung mengernyitkan keningnya bingung. Beralih menatap Sungchan, menuntut penjelasan dari lelaki itu.
"Pagi ini dokter sudah memperbolehkan kak Jaehyun pulang dengan catatan ada perawat yang mendampingi."
"Perawat?"
"Kakak tenang saja. Aku meminta perawat laki-laki untuk mengurus kak Jaehyun. Karena aku tau istrinya ini sangat pencemburu."
Ujarnya sebelum membuka pintu mobil. Sesaat setelahnya, Sooyoung melakukan hal yang sama. Menyusul langkah lelaki yang berjarak tak jauh darinya.
Sungchan mengetuk pintu beberapa kali hingga terdengar suara Yoona dari arah dalam. Tak lama, pintu pun terbuka dan menampakkan sosok cantik wanita paruh baya itu. Senyumnya perlahan memudar begitu menyadari kehadiran Sooyoung yang berada di balik punggung anak bungsunya.
"Sooyoung? Bukankah kau-"
"Bu, bolehkah aku kembali? Bolehkah aku mendampingi Jaehyun lagi? Apakah aku boleh melakukannya?"
Tanya Sooyoung dengan tangisnya yang tertahan. Tatapan wanita paruh baya itu perlahan berubah. Memandang Sooyoung begitu teduh. Membelai lembut pipi gadis itu dan menariknya ke dalam dekapannya.
"Boleh sayang, sangat boleh. Ibu akan sangat senang jika kau mau melakukannya."
Sahutnya yang mengundang tangis gadis itu. Sooyoung membalas pelukan Yoona dan menangis sejadinya. Sementar wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung menantunya dan memberi tepukan-tepukan ringan untuk menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Drop of Tears [END]
Fiksi Penggemar{FANFICTION} Pada sang waktu yang melebur dalam kelamnya sunyi. Saat keadaan memaksa untuk sebuah ketenangan hati. Dalam buliran bening yang mengalir di tiap kata yang telah terpatri. Kita jatuh sekali lagi. Pada lembah kelabu yang menyiksa diri.