21

374 68 11
                                    

"CUKUP JAEHYUN, CUKUP!! Mengapa kau selalu membicarakan hal itu? Aku sudah muak mendengarnya!"

Teriak Sooyoung bangkit dengan tangis yang pecah begitu saja. Ia menghapus kasar air matanya. Sejujurnya hal yang paling gadis itu benci adalah menangis. Namun belakangan ini ia seringkali menumpahkan tangisnya. Karena masalah yang sama. Topik mengenai perceraian yang selalu suaminya bahas.

Dengan isak tangis yang belum juga mereda, Sooyoung berjalan mendekat. Menangkup sepasang pipi Jaehyun, membuat pria itu menatap lurus padanya.

"Sayang, lihat aku. Tatap aku dengan benar."

Ujarnya berusaha menahan tangis, namun buliran itu masih juga membasahi paras cantiknya.

"Bukankah kau mencintaiku? Kau mencintaiku Jaehyun. Kau masih sangat mencintaiku. Itu yang selalu kau katakan padaku."

Jaehyun kembali membuang muka. Mengalihkan pandangannya, menatap keluar jendela. Namun Sooyoung kembali menangkup wajah sang suami.

"Kau bilang tak akan melepaskanku bukan? hm? Kau sudah berjanji padaku!"

Ucap Sooyoung di sela isak tangisnya. Gadis itu perlahan merasakan genggaman lemah suaminya. Ia menatap pada sepasang manik mata Jaehyun yang memandangnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

"Jaehyun.."

"Kau..tak ba..hagia."

Ujar pria itu terdengar lemah. Sooyoung menggigit bibir bawahnya dan menggeleng cepat. Ia meraih kedua tangan Jaehyun dan menggenggamnya erat.

"Aku bahagia. Aku tak pernah sebahagia ini sebelumnya. Aku hanya bahagia saat bersamamu."

"Tidak.."

Jaehyun menghela nafas pelan dan menggeleng lemah. Pria itu memejamkan matanya sejenak sebelum kembali menatap gadis dihadapannya dengan pandangannya yang kabur karena buliran bening yang bersiap jatuh dari pelupuk mata.

"Kau.. tak akan pernah bahagia ji..jika bersamaku. Karena itu.."

Sooyoung kembali menggeleng cepat dan mengecup punggung tangan sang suami secara bergantian.

"Tidak. Saat ini aku sudah cukup bahagia. Kita hanya perlu berusaha lebih keras lagi untuk kesembuhanmu. Aku tak butuh apapun. Tolong jangan lepaskan aku sayang. Aku mohon."

Ujar gadis itu terdengar putus asa. Sama halnya dengan Jaehyun yang kini menumpahkan tangisnya.

"Sooyoung.."

Sooyoung hanya berdehem pelan menanggapi panggilan sang suami.

"Terkadang.. Kita.. Tak perlu hidup bersama untuk bahagia."

"Jaehyun, tidak.."

"Aku.. ingin kau.. bahagia. Dan.. Aku tak akan bisa mem..buatmu merasakan kebahagiaan.. itu."

"Aku mohon jangan katakan itu."

Ucap Sooyoung dengan tangisnya yang kian menjadi. Mengeratkan genggaman tangannya pada kedua tangan Jaehyun. Memohon agar tak di lepaskan begitu saja. Sementara Jaehyun kembali menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Sama.. seperti saat itu. Dimana.. aku memintamu secara.. baik-baik. Aku.. juga akan melakukan hal.. yang sama."

"Jaehyun, kumohon jangan.."

Pinta Sooyoung menggeleng pelan dengan isak tangisnya yang kian menjadi.

"Park Sooyoung.."

Panggil pria itu dengan suaranya yang bergetar dan air mata yang membasahi pipinya. Membalas lemah genggaman tangan sang istri.

"Tidak.."

"Ber..cerailah denganku."

Ucap Jaehyun pada akhirnya sementara tangis Sooyoung semakin nyaring terdengar membuat beberapa orang yang tak sengaja melewati ruangan mereka memandang bingung. Begitu juga dengan Yoona dan Sungchan yang entah sudah sejak kapan berdiri di ambang pintu. Mengurungkan niat mereka untuk masuk.

"Mengapa kau melepaskanku dengan begitu mudah? Bukankah kau mencintaiku? Apa semua yang kau katakan selama ini adalah kebohongan? Apa kau tak mencintaiku lagi?"

Beragam pertanyaan di pikiran, Sooyoung lontarkan begitu saja dengan amarahnya yang memuncak. Perlahan melepas genggamannya dan memandang pria itu tak terima.

"Jawab aku Jaehyun, jawab! Apa aku tak berarti dalam hidupmu? Hingga kau mengambil keputusan seperti ini tanpa mempedulikan bagaimana hancurnya aku?"

Teriaknya sekali lagi namun Jaehyun hanya diam seribu bahasa. Mengalihkan pandangannya dan lebih memilih memejamkan mata. Sementara Sooyoung kembali menarik nafas panjang dan mengusap kasar wajahnya.

"Baiklah. Jika itu maumu. Kita..bercerai saja. Aku harap kau bisa BAHAGIA. Karena aku tak akan pernah bahagia."

Ucap gadis itu sembari berjalan keluar dari ruangan. Mengabaikan panggilan Yoona dan Sungchan yang hendak menyusulnya. Sooyoung terus melangkah, mengabaikan pandangan orang-orang yang menatapnya bingung. Hingga langkahnya terhenti di tempat yang cukup sepi. Sooyoung menyandarkan tubuhnya di dinding dengan kepala tertunduk.

Cukup lama gadis itu terdiam dalam sunyinya koridor rumah sakit. Hingga isak tangisnya perlahan terdengar. Menyembunyikan wajah sembabnya dengan kedua telapak tangan, tubuhnya tampak bergetar. Kembali menumpahkan tangis yang sempat ia tahan.

 Kembali menumpahkan tangis yang sempat ia tahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

A Drop of Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang