7 Juni 2016
"Jaehyun.."
Pria itu hanya berdehem pelan menanggapi panggilan Sooyoung yang kini menyandarkan kepala di bahu lebarnya.
"Kapan selesai?"
"Kenapa? Kau bosan?"
Tanyanya seraya membalik lembar buku yang ia baca.
"Em. Kau tak bosan membaca buku sebesar itu? Yang aku lihat dari tadi hanyalah fosil dan benda-benda menyeramkan lainnya."
"Benda menyeramkan maksudmu? Yang kau katakan benda menyeramkan itu menyimpan banyak sejarah yang belum terkuak sepenuhnya."
Sahut Jaehyun masih melanjutkan kegiatannya.
"Jaehyun, lihat aku."
"Hm?"
"Ayo lihat aku."
"Tunggu sebentar."
"Ah lihat aku sekarang."
Bujuk Sooyoung dengan suara imutnya, menggoyangkan pelan lengan pria itu membuatnya menghela nafas dan mengangguk. Menutup buku yang ia baca dan mengalihkan pandangannya pada sang kekasih. Sooyoung tersenyum penuh kemenangan karena membuat pria gila belajar itu menomor duakan hobinya.
"Sekarang apa?"
"Cih. Ah lupakan. Aku pulang saja."
Sooyoung hendak bangkit dari duduknya namun Jaehyun telah lebih dulu menarik gadis itu untuk kembali duduk.
"Aku bercanda. Tunggu sebentar. Aku akan membaca satu halaman lagi setelah itu kita pergi makan."
"Kau sudah mengatakan hal itu satu jam yang lalu."
"Kali ini aku bersungguh-sungguh."
Sahutnya tersenyum dan kembali membuka lembar bukunya. Sementara Sooyoung, tak ada pilihan lain yang bisa ia lakukan selain menambah batas kesabarannya.
"Sooyoung.."
Ditengah keheningan diantara mereka, panggilan pria itu membuat Sooyoung kembali menoleh.
"Setelah kau lulus, pekerjaan apa yang akan kau lakukan?"
"Apa lagi? Tentu saja aku akan menjadi pengacara. Aku akan menjadi primadona di bidangku."
"Kau begitu menyukai hukum?"
"Em. Sangat!"
"Apa motivasi utamamu untuk menjadi pengacara?"
"Em? Motivasi utama? Ah aku belum memikirkannya."
Jaehyun menutup cepat lembar bukunya dan menatap Sooyoung tak percaya. Sementara gadis itu hanya mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Aku hanya berfikir menjadi pengacara itu keren."
"Mengapa kau beranggapan seperti itu?"
"Karna mereka membela orang yang dalam kesulitan."
"Tapi tak semua pengacara membela orang yang benar."
"Mengapa begitu?"
"Karena dalam melakukan tugasnya, mereka sering kali tertipu."
"Hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Drop of Tears [END]
Fanfic{FANFICTION} Pada sang waktu yang melebur dalam kelamnya sunyi. Saat keadaan memaksa untuk sebuah ketenangan hati. Dalam buliran bening yang mengalir di tiap kata yang telah terpatri. Kita jatuh sekali lagi. Pada lembah kelabu yang menyiksa diri.