8

393 66 2
                                    

"Hari ini aku pergi ke toko cokelat yang dulu sering kita datangi."

Ucap Sooyoung sembari membelai lembut wajah damai Jaehyun. Gadis itu tersenyum tipis menatap bingkisan cokelat di atas nakas yang baru saja ia beli beberapa saat lalu. Mengingatkannya pada white day pertama mereka.

Sooyoung menatap takjub pada sebuah kotak berisi cokelat dan bunga yang tertata rapi di dalamnya.

(Cr : Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

Tak berapa lama, sebuah notifikasi pesan berbunyi di ponselnya.

Jaehyun

Kau menyukainya? || 08 : 03

Dengan segera Sooyoung menekan tombol pemanggil dan tak butuh waktu lama agar kekasihnya itu menjawab panggilannya.

"Apa ini Jung Jaehyun?"

"Apa lagi? Ini white day. Dan tentu saja sebagai seorang kekasih aku ingin memberimu hadiah."

"Dan kau memberikannya sepagi ini?"

"Ada.. yang salah?"

Sooyoung menghela nafas sembari menggeleng pelan walau pria itu tak dapat melihatnya.

"Aku bingung harus memberimu apa. Temanku bilang jika wanita menyukai dua hal. Bunga dan cokelat, aku harus memberi salah satunya. Tapi aku memberimu keduanya. Bukankah aku sangat romantis?"

Mendengar ucapan sang kekasih, Sooyoung tak mampu menahan tawanya.

"Jadi, apa kau menyukai hadiahnya?"

"Sangat."

"Jangan berikan cokelatnya pada siapapun. Kau harus menghabiskannya sendiri."

"Aku bisa gendut."

"Tak akan. Walau pun kau gendut, itu tak akan menutupi kecantikanmu."

"Ada apa denganmu pagi ini? Kalimatmu menggelikan sekali."

Pekik Sooyoung sementara pria di seberang sana tertawa nyaring.

Senyum di bibir Sooyoung seolah enggan untuk memudar tiap kali ia mengingat kenangan-kenangan manis yang ia jalani selama berkencan dengan Jaehyun lima tahun lamanya. Selama itu pula keduanya tak pernah terlibat pertengkaran sedikitpun.

Sosok Jaehyun yang cenderung lebih sering mengalah dan memanjakannya mungkin bisa dikatakan sebagai alasan utama mengapa hubungan mereka terjalin tanpa adanya hambatan.  Sedangkan Sooyoung lebih sering menerima dibanding memberi. Ia tak ubahnya bagai sang putri dalam sebuah kerajaan yang Jaehyun ciptakan hanya untuknya. Membuat Sooyoung merasa begitu berharga mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu tujuan hidup seorang Jung Jaehyun.

"Hei Jung Jaehyun.. Mengapa kau belum bangun? Pernikahan kita lima hari lagi."

Ucap gadis itu dengan suaranya yang bergetar.

"Apa kita batalkan saja semua persiapannya? Gedung? Gaun pernikahanku? Benar. Ayo batalkan saja. Kita bisa menikah dengan sederhana nanti. Hanya mengundang orang-orang terdekat. Aku tak masalah. Aku sudah cukup bahagia. Selama itu denganmu. Yang terpenting sekarang adalah kesembuhanmu."

Lanjutnya tersenyum seraya mengecup lembut punggung tangan Jaehyun.

Dering notifikasi pesan membuat ia meraih ponsel di dalam saku dan membaca pesan yang baru saja masuk. Gadis itu kembali menghela nafas pelan dan beralih menatap sendu pada Jaehyun dengan sepasang matanya yang masih enggan untuk membuka.

Sooyoung bangkit dan berjalan mendekat. Membelai dan mengecup singkat kening sang kekasih.

"Aku segera kembali."

Ucapnya sebelum beranjak meninggalkan lelakinya.

-

"Seperti yang tuan Jung minta waktu itu. Kami membuat desainnya tampak lebih sederhana namun tak mengurangi kesan elegan padanya. Bagaimana menurut anda?"

"Cantik. Aku menyukainya."

Sahut Sooyoung tersenyum simpul menatap sepasang cincin dihadapannya.

Sahut Sooyoung tersenyum simpul menatap sepasang cincin dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

"Anda datang sendiri? Dimana tuan Jung?"

Tanya salah satu pelayan membuat senyum di bibir Sooyoung menghilang untuk beberapa saat sebelum gadis itu kembali tersenyum tipis.

"Jaehyun sedang sibuk. Ia tak bisa menemaniku."

"Pantas saja beliau tak membaca pesan saya. Beliau pasti orang yang sangat berdedikasi dengan pekerjaannya. Pernikahan kalian hanya menghitung hari, namun tuan Jung masih tetap bekerja."

Puji salah seorang pelayan namun Sooyoung lagi-lagi hanya menanggapinya dengan anggukan.

"Aku bisa membawanya sekarang kan?"

"Tentu nona. Mohon di tunggu sebentar. Kami akan mengemasnya dengan cantik."

"Terima kasih."

Sahut Sooyoung sembari terduduk di bangku yang sudah di sediakan.

-

Sooyoung berjalan memasuki kamarnya. Memasukkan beberapa pakaian kotor ke dalam cucian dan memilih beberapa pakaian bersih untuk pakaian ganti selama berada di rumah sakit.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Sooyoung terduduk di meja rias dan menatap hampa pada kotak cincin pernikahannya.

"Pernikahan ya.."

Ucapnya ragu dengan buliran bening yang bersiap untum jatuh dari pelupuk matanya. Dering ponsel lagi-lagi membuat gadis itu sontak meraih benda kotak tersebut dari atas meja rias.

"Halo bu.."

Sapa Sooyoung begitu ia menjawab panggilan dari Yoona. Seketika tubuh gadis itu membeku dengan tatapannya yang kosong.

~~~

A Drop of Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang