03

4K 477 14
                                    

"Jangan sentuh adikku!"

"Tapi dia sudah terlalu banyak tahu, jadi aku terpaksa membuatnya bungkam."

Kau menatapnya penuh selidik. Kata 'bungkam' yang ia maksud memiliki banyak arti disini. Tapi yang jelas kau tau bahwa semuanya mengarah pada hal yang dapat menyakiti orang bernama Jung Haerin itu.

"Apa aku saja tidak cukup?! Apa mengambil sesuatu yang paling berharga dihidupku juga tidak cukup untukmu? Kau memperkosaku, brengsek!!!" Bentakmu

Seungcheol tersenyum. Ia mulai menyelipkan helaian rambutmu ke belakang telinga sebelum mengusap puncak kepalamu lembut.

"Aku tersanjung bisa menjadi orang pertama yang merasakan surgamu. Kau sangat sempit dan aku rasa aku sudah kecanduan untuk menggagahimu." bisiknya dengan nada sesual yang menjijikan di telingamu.

"Bajingan- AKH!!"

Geramanmu tertahan saat dengan tiba-tiba Seungcheol menarik rambutmu dengan sangat kuat dan membuat kepalamu tertarik ke belakang.

Kau mencoba untuk menarik tangannya dari rambutmu, tapi ia justru akan menariknya lebih kuat.

"Sudah cukup kau memanggilku dengan sebutan kotor itu, babe. Sekarang kau sudah jadi milikku. Panggil aku dengan sebutan 'Master'.  Dan jika sekali lagi ku dengar kau memanggilku dengan sebuatan lain selain itu, ku pastikan kau akan mendapat hukuman yang menyenangkan seperti semalam."

Sembari meringis perih, kau menatapnya nyalang. Laki-laki kasar ini telah merenggut kesucianmu. Ia bahkan tak bosan membicarakan hal-hal kotor yang ia lakukan pada tubuhmu. Memang benar-benar bajingan.

"Kau paham tidak?! Huh!!"

"Aakkhhhh!"

Jambakannya benar-benar menyakitkan. Rasanya kulit kepalamu hampir lepas seiring dengan nada suaranya yang meninggi karena tak kunjung mendapat jawabanmu.

"Y-ya" balasmu lirih

"Jawab yang benar!!!"

"Aakhhhh!"

Mata tajamnya menatapmu kesal. Ringisanmu juga tak ia pedulikan. Tak ingin membuatnya semakin menyakitimu, kau memilih untuk menuruti keinginannya.

"B-baik, Master"

Kepalamu didorongnya kedepan setelah ia mendengar apa yang ia mau. Kau dapat melihat rambutmu yang rontok di sela-sela jarinya. Dan itu tidak sedikit, kau perkirakan lebih dari dua puluh helai dalam sekali jambakan. Jika ia menjambakmu lebih lama mungkin kau akan botak dibuatnya.

"Good girl."

Ia kembali mengusap puncak kepalamu dan menarik dagumu untuk melumat bibirmu sejenak.

"Habiskan sarapanmu dan bersiaplah, kau akan menemui adikmu sebelum dia ku lepaskan."

Setelah itu Seungcheol pergi dari kamar tersebut meninggalkanmu yang terus mengumpatinya dalam hati. Demi apapun, kali ini adalah misi terberat bagimu. Bagaimana bisa kau mendapatkan hati pria bajingan itu, jika hatimu saja tak merestuinya.
.
.
.
.
.
Kau berjalan dengan susah payah lantaran pusat tubuhmu yang rasanya sangat sakit. Selama acara mandimu, kau mengingat apa yang telah ia lakukan pada tubuhmu semalam.

Kau yakin cairan yang ia suntikan hanyalah obat bius yang dapat bertahan beberapa jam. Karena saat kau terlepas dari pengaruh bius tersebut, kau sudah mendapati dirimu dihujam berkali-kali olehnya.

Sialan!

Sebenarnya kau tak ingin memikirkan ataupun mengingat kerjadian semalam barang sedetikpun. Tapi begitu melihat wajah Seungcheol, dengan kurang ajarnya yang teringat di pikiranmu adalah bagaimana ekspresi puasnya ketika ia bisa menggaulimu.

When The Sun Goes Down [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang