Temen Curhat

926 46 6
                                    

Mumpung punya ide nulis jadi tiada hari tanpa nulis nih...terimakasih temen-temen yang sudah vote dan comment, author semangat nulis karena kalian, luv.. Luv... Luv..

Wilona
Pagi menyapa, Wilona bergegas bangun dari tempat tidurnya, hari Minggu yang cerah, Wilona bermaksud ke gereja pagi ini. Setelah bersiap-siap Wilona turun menemui maminya yang sedang menyiapkan sarapan.

"mi, Sha bawa mobil sendiri ya..mau ke tempat lain setelah dari gereja soalnya".. pamit Wilona tanpa menyebutkan tujuan.

"iya sayang, pesan mami Sha hati-hati jangan bikin aneh-aneh, tuh susu hangat dan roti bakarnya dihabiskan dulu, mami ga izinkan Sha ke luar tanpa sarapan", maminya memberi ultimatum.

"ok mi, Sha berangkat ya..bilang ke Lala kalo Sha jalan duluan", mami mengangguk sambil mengoleskan selai pada roti panggangnya.

Setelah ibadah gereja selesai, Wilona mengarahkan mobilnya ke sebuah kawasan perumahan di Jakarta Timur. Di sebuah taman yang tak jauh dari rumah yang ditujunya, Wilona memarkirkan mobilnya. Tampak ia menghubungi seseorang via ponselnya.

"halo kak" Wilona bersuara ketika terdengar respon dari seberang ponselnya.

"hai Wil, apa kabar beb.." suara di seberang agak kaget sekaligus senang. Yah sudah hampir 2 bulan ini si penelpon tak berkabar.

"kak, aku ada di sekitaran rumah kakak, ada di rumah ga?" Wilona langsung to the point mengutarakan maksudnya.

"ada beb, kakak baru pulang dari gereja, ga ada rencana ke mana-mana hari ini, ke sini aja" Wilona bergegas mengarahkan mobilnya ke halaman rumah yang dituju.

Diana
Adriana Bustami namanya, perempuan muda yang biasa disapa Diana ini membuka pintu rumahnya lebar-lebar setelah menerima telp dari Wilona. Rasa kangennya pada gadis cantik ini membuatnya tersenyum saat menyambut Wilona.

"kak Di...aku kangen banget looh...",
"sama sayang, kakak juga kangen banget..kirain kamu dah lupa jalan ke rumah kakak", Diana mencubit pipi Wilona gemas.

"Ayo masuk, sepi ga papa ya..kak Augie lagi ke bengkel dan Enzo ikut" jelas Diana.

Wilona
Wilona langsung menuju halaman belakang rumah Diana yang ditumbuhi tanaman hias sehingga sejuk menyapa. Ini adalah spot kesukaannya dari rumah Diana yang ga begitu lebar, tapi halamannya luas.

Langkahnya terhenti pada ayunan kayu di bawah pohon rindang di taman itu, didudukinya dan digerakkannya perlahan menikmati hembusan angin semilir di sekitarnya. Untuk sesaat Wilona larut dalam ayunan yang mengombang-ambingkan tubuhnya.

Diana
Diana tersenyum dari kejauhan, sengaja dibiarkannya sejenak Wilona dengan tingkahnya hari ini. Sudah hampir 2 bulan mereka tak berkontak apalagi bertemu. Diana menyadari ada hal yang sangat penting hingga Wilona tiba-tiba muncul.

Diana adalah seorang presenter ternama, ia kerap membawakan acara infotainment di televisi. Suaminya, Augie juga seorang presenter yang kerap mengundang selebrities untuk main basket bersama sekaligus mengisi konten youtubenya.

Sejak kenal Wilona setahun yang lalu, Wilona sudah beberapa kali berkunjung ke rumah minimalisnya ini, tentu saja Wilona datang bersama Kevin yang juga teman Augie suaminya. Perkenalan keduanya pun diperantarai oleh Augie yang saat itu membuat konten youtube bersama Wilona. Awal mereka pacaran, banyak petuah yang diberikan Diana dan Augie sebagai orang yang lebih tua, layaknya petuah bagi adiknya.

"kalian kan sama-sama terkenal, jadi harus menyiapkan hati yang kuat menghadapi para fans terutama" pesan Diana.

"ga mudah bro, maunya orang banyak ga keikutan kalo kita ladeni mah" Augie ikutan nimbrung menasihati dua sejoli yang saat itu sedang sayang-sayangnya.

"yah..intinya banyak sabar, tingkatkan komunikasi di antara kalian berdua okey beb" Diana merangkul pundak sahabat mungilnya ini.

Diana-Wilona
Diana mendekati Wilona sambil membawa jus buah dingin di tangannya. Diulurkannya gelas jus yang disambut Wilona dengan ucapan terimakasih. Diana mengamati Wilona yang meneguk jusnya perlahan. Wilona menghela nafas sesaat, terlihat berat di mata Diana.

"maaf ya kak, aku tiba-tiba dateng ga kasih kabar sebelumnya"...

"santai lagi beb, kek sama siapa aja, jujur kakak mengharapkan kamu datang setelah masalahmu dan Kevin bergulir sejauh ini", Diana menatap Wilona dalam. Wilona tersenyum tipis mendengarnya, matanya menerawang jauh.

"kakak sengaja ga kontak kamu duluan, karena kakak fikir kamu pasti butuh waktu untuk tenang dan berfikir dengan jernih menghadapi semua ini" imbuh Diana masih dengan penekanan suara yang sama.

Wilona masih terdiam, dia pun bingung mau mulai dari mana untuk bercerita pada perempuan yang sudah seperti kakaknya ini.

Hening menyapa.
"kakak boleh tanya sesuatu ga beb?" Wilona mendongak menatap Diana sebelum menganggukkan kepalanya pelan.

"kamu ga ada hubungan spesial sama artis yang namanya Fero itu kan?" Diana sangat berhati hati saat menyebutkan nama Fero.

"ga kak, Fero itu sahabatku, aku ga punya perasaan lebih sama dia" respon Wilona.

"tapi kok, maaf ya beb maaf banget ini mah kalo kakak ngomong kayak gini, kelihatannya Fero ada hati deh sama kamu", Wilona mengalihkan pandangannya menjauh dari Diana saat Diana menanyakan ini.

"beb, kakak tau kamu mungkin polos polos aja dengan perasaan Fero ke kamu dengan anggapan kamu ga ada hati ke dia, tapi jujur ini bahaya lho beb bagi hubungan kamu sama Kevin", Wilona semakin gamang, terngiang kembali kata-kata Kevin beberapa bulan sebelum hubungan mereka berakhir.

Saat itu mereka berbincang di pantai sambil menunggu sunset seperti biasanya.

"aku menyadari sejak awal kalau temen laki-laki kamu tuh banyak, dan aku percaya kalo kamu ga punya perasaan khusus sama mereka selain berteman dengan tulus.."

"tapi..ada tapi lho sayang..aku bisa liat kok dari cara mereka berinteraksi dengan kamu, mana yang bener-bener tulus dan mana yang ga, dari kacamata laki-laki aku bisa tau mana yang naksir sama kamu" Wilona melotot denger analisis Kevin tentang teman-temannya saat itu.

"sotoy kamu ya" Wilona memukul lengan Kevin sambil tertawa.

"aku serius Wil, terutama Fero tuh..keliatan banget dah perasaannya sama kamu", Wilona terdiam, dia bukan ga menyadari kebenaran omongan Kevin saat itu.

Wilona kembali menatap Diana.
Melihat Wilona terdiam, Diana melanjutkan ucapannya.

"beb, aku liat di beberapa sesi wawancara Fero, dia mengekspresikan ketidaksukaannya kalo kamu sama Kevin, padahal dia kan tau saat itu kamu lagi jalan sama Kevin, tapi kok omongannya gitu ya" Diana terlihat geram kali ini.

"maafin aku kak, aku juga menyadari itu pada akhirnya, makanya sudah dua bulan ini aku off semua tuh segala bentuk pertemuan atau pun komunikasi yang mengarah ke sana" Wilona akhirnya buka suara.

"syukur deh kalo gitu beb, trus sekarang apa yang kamu rasain?"

"ntah lah kak, aku masih bingung..aku pikir setelah apa yang terjadi antara aku dan Kevin, kemudian kita break up, membuat segalanya jadi lebih mudah. Ntah kenapa aku semakin gamang kak" Wilona menatap Diana sendu.

"jujur pada hatimu sendiri, itu yang harus kamu lakukan mulai sekarang, cari jawabannya, kalo dah dapet jawaban lakukan apa yang ingin kamu lakukan, jangan pernah lepas lagi oke" Diana menyemangatinya.

Wilona pun tersenyum, agak lega perasaannya kali ini.

Pegel euy...agak banyak ya chapter kali ini...author lelah baby😪

Penjaga hati (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang