Mantan Terindah

809 37 9
                                    

Semburat merah jingga menampakkan pesonanya, matahari mulai tenggelam saat para pemain, kru dan para pendukung pembuatan sinetron Anak Band menyudahi aktifitas mereka hari ini. Sabtu adalah hari yang paling dinantikan oleh semua orang karena mereka akan libur keesokan harinya, begitu pula bagi para pemain dan kru sinetron anak band.

Wilona
"sampai ketemu senin anak cantik.." mami Iren memeluk dan mencium pipi Wilona sebelum masuk ke mobilnya.
"see you mami, sehat selalu ya..." Wilona pun balas melambaikan tangan pada mami Iren yang perlahan melaju dengan mobilnya.

Dari kejauhan tampak Stefan berjalan ke arahnya diikuti oleh Jejen sang asisten dengan barang bawaannya yang lumayan banyak.
"Jen, tunggu di mobil ya kalo udah ntar gw nyusul" titah Stefan pada asistennya. Langkah kakinya semakin mendekati Wilona yang tampak sedang memasukkan barang-barang pribadinya ke dalam tas.

Stefan menjatuhkan tubuhnya di kursi lipat milik Ochi rekan mainnya di sinetron. Diperhatikannya Wilona yang masih sibuk memasukkan dan membereskan barang-barangnya. Mulutnya mengerucut maju membentuk sebuah huruf, sangat lucu di mata Stefan. Dan niat jahil Stefan muncul seketika dengan mendekati Wilona dan menarik earphone yang sedang dipakai Wilona. Wilona kaget dan melempar Stefan dengan sisir yang sedang dipegangnya. Keduanya saling usil dan menggemaskan di mata para pemain dan kru lainnya.

"pulang sama siapa Wil, supir kamu kok ga keliatan?" Stefan celingukan mencari keberadaan supir Wilona.
"kepo banget sih.." kali ini Wilona membuat Stefan penasaran dengan jawabannya.
"cuma nanya doang..dih nggak boleh?" Stefan mengacak rambut Wilona.
"ih..Steef please dont do it anymore.." Wilona mencoba menjauh dari Stefan.
"kenapa?" Stefan nampak serius kali ini, "kayaknya kamu takut ada yang marah nih.." Wilona mencibir mendengar pertanyaan Stefan yang menjurus.
"aku mau nikah minggu depan?" terpaksa Wilona memberitahukan rahasianya.
"what!" sontak Stefan menarik kursinya maju lebih dekat dengan kursi yang diduduki Wilona.
"masih kurang jelas yang aku bilang barusan?, pertanyaan Wilona membuat Stefan menggaruk kupingnya yang tiba-tiba gatal.
" tolong jangan disebarluaskan dulu, rencana resepsi masih awal tahun depan, jadi kami masih mau nerusin ngumpetnya" kali ini Wilona tersenyum jahil ke arah Stefan.
"emang ya kalian tuh cocok dinobatin sebagai pasangan 'tengil'" kali ini Stefan berhasil menghindari pukulan Wilona dengan botol kosongnya.
"bodo amat ye..biar hidup lebih berwarna Steef," Wilona bangkit dari duduknya, menenteng tas dan botol minumnya menuju ke mobil sport warna biru yang baru aja masuk ke area parkir, ya Kevin memang menjemputnya khusus hari ini. Stefan termangu sejenak sebelum beranjak menuju mobilnya dan pulang menemui istri dan anaknya.

Kevin
Dari kejauhan sudah ditangkapnya sosok Wilona yang sedang ngobrol dengan Stefan, ya Stefan laki-laki pertama yang pernah menduduki tahta hati Wilona. Dipinggirkannya mobil tak jauh dari Wilona berada. Diperhatikannya Wilona yang cepat menyadari kehadirannya dan langsung bangkit meninggalkan Stefan.

Tak lama kemudian, Wilona sudah duduk di sampingnya, senyum mengembang di wajah cantiknya.
"ngapain senyum-senyum?" Kevin berlagak jutek menyambutnya
"ga boleh? Senyum itu ibadah tau.." Wilona ga mau kalah menahan serangannya.
"hm..rona-ronanya ada CLBK nih.." Kevin mulai menjalankan mobilnya dengan cuek.
"ish..ga boleh ngomong gitu, ucapan itu doa tau..ih amit-amit deh" Kevin pun tertawa melihat Wilona yang menepuk-nepuk jidat dan dashboard di depannya berkali-kali saat mengucapkan amit-amit.
"ya udah deh, mantan terindah kalo gitu..cukup dikenang saja" Kevin mulai bersenandung menirukan lagu soundtrack sinetron anak band milik the Junas.
"mana ada terindah kalo mantan mah, kalo terindah ga akan jadi mantan lah" Wilona masih melayangkan argumen kuatnya
"bener juga ya..ck..ck..pinteeer, calon istri siapa sih.." kali ini Kevin mencubit pipi Wilona gemas.

Stefan
Masuk ke mobil, pikirannya dipenuhi percakapan dengan Wilona tadi.
"dia mo nikah minggu depan?" eh..kenapa kamu gusar Stef? bisik hatinya. Bukankah ini hal yang bagus, sudah saatnya Wilona bahagia, percakapan hatinya masih terus berlangsung. Jejen sang asisten yang fokus dengan kemudinya diam-diam memperhatikan Stefan yang tak bersuara sejak masuk ke dalam mobil.
"maafkan aku yang pernah menyakitimu baby..semoga kau bahagia" bisik hati Stefan lagi.

Maafkan kesalahan
Dan juga kekhilafan
Pernah menancapkan duri tajam
Tak lekang dalam ingatan

Kini kau pergi
Meninggalkanku
(Lirik lagu cukup dikenang saja, the Junas)

Penjaga hati (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang