21 : Breakup

17.3K 1.7K 375
                                    

Hola...

Masih nunggu kan?

Siapa yang nyepam nanya kapan up? cung! wkwk thank you ya udah nungguin ceritanya

Author masih mahasiswa yang kebetulan udah dikasih kesempatan buat kerja, terus  juga anggota salah satu dojo. So please be patient with me huhu, maaf banget kalau up nya ga terjadwal ya.

Ayo kita ikutin ceritanya Queen

Enjoy...

.

.

.

The night closes eyelids in silence, forgotten sounds, hand, face. You are my only need. Only you can draw me back to this world from the abyss (Baigali Serkebayev)

.

.

.

Bright masih memakai kaos oblong yang berlumuran darahnya sendiri ketika tiba di rumah sakit, mereka datang berombongan hingga menimbulkan banyak pertanyaan di benak penghuni rumah sakit. Apalagi sebelumnya media massa sudah terlanjur memberitakan kecelakaan yang menimpa Metawin Vihokratana di sirkuit balapan, jadi wajar saja kalau banyak wartawan berkeliaran di jalan masuk. Kedatangan Bright yang merupakan calon suaminya menjadi pemberitaan selanjutnya yang mereka tunggu.

Setibanya di depan ruangan intensif, wajah yang pertama kali dilihatnya adalah Guy. Laki-laki itu sedang cemas mondar-mandir bersama Sud dan beberapa orang lainnya.

"Bos!"

Bugh bugh bugh

Tanpa sempat menghindar pipinya sudah kena tonjokan Bright, sama halnya dengan nasib anak buahnya yang lain.

"Bright!!"

Mew berusaha menahan amarah Bright, bagaimanapun Guy termasuk orang yang harus dihormatinya.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan?!! Kau tak becus menjaganya!!

"Tahan emosimu Bright" Mew menahan tubuh Bright yang ingin memukul Guy kembali.

"Lepas!!"

"Ini rumah sakit nak, kendalikan dirimu"

Guy mengusap rahangnya sebentar lalu merapikan kembali bajunya dan membungkuk.

"Aku minta maaf bos, ini kesalahanku. Win sudah melewati masa kritis tapi..."

Cklek

Nine membuka maskernya, ia bersama dua orang dokter lainnya baru saja keluar dari ruangan. Terlihat terkejut ketika mendapati sudah banyak orang di luar, Bright juga ada di sana.

"Win..."

"Kenapa?"

Bright tak sabaran.

"Masih harus di ruangan intensif beberapa jam ke depan sampai kondisinya stabil"

Bright gemas, lalu menghampiri Nine dengan cepat hingga wajah mereka tinggal beberapa senti sambil menarik kerah jas dokternya dan menunjuk dadanya.

"Beri aku informasi secara detail" ujarnya dengan nada yang dalam.

Nine menelan ludahnya, otaknya sedang merancang memikirkan kata-kata yang bagus yang bisa menenangkan bosnya.

"Masa kritisnya sudah lewat tapi karena ada shock pasca kecelakaan, maka kita harus menunggu beberapa saat lagi sampai kondisinya stabil"

"..."

The Queen BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang