Hola...
Hehe maaf ga bisa double up kemarin
lanjutin aja yaaaaa...
Enjoy the story guys...
.
.
.
The pain of parting is nothing to the joy of meeting again - Charles Dickens
You have my whole heart for my whole life
.
.
.
"Eeuu...ehem"
Bright sedikit merapikan kerah kemeja dan jasnya, ia sedang gugup ngomong-ngomong karena kekasih hatinya mendekap erat lengannya sejak memasuki mobil, belum lagi tatapan kedua matanya yang tak pernah lepas ke wajahnya.
"Kenapa?" Tanya Win.
Win mendekatkan lagi kepalanya ke dada Bright, matanya masih berbinar memandangi wajah tampan Bright.
"Ng-ngga kok. Ke-kenapa ya sedikit panas padahal AC mobilnya nyala? Huuuuh"
Bright mengibaskan tangannya merasa gerah.
Hahaha
"Kenapa Phi jadi gugup? Bukannya aku sudah bilang akan menempelimu seperli lem?"
"Tentu saja tidak hehehe. Kamu tidak ada kegiatan lain hari ini? Bersama teman-temanmu misalnya?" Bright berusaha mengalihkan pembicaraan, nada suaranya juga canggung.
"Tidak. Phi nomor satu" jawabnya sambil tersenyum manis membuat Bright meneguk ludahnya semakin gugup.
Bright memalingkan wajahnya menatap ke luar. Auh ia tak tahan lama-lama memandangi wajah cantik kekasihnya.
"Ei sini..."
Win memalingkan kembali wajah Bright menghadapnya yang hanya dibalas kerjapan mata karena tak siap. Sementara di depan kemudi dan sebelahnya Sud dan Anurak saling berpandangan kemudian tersenyum mengejek kelakuan bosnya yang sedang mati kutu di hadapan Win, namun senyum mereka menghilang ketika melihat di kaca spion bosnya sedang melotot mengumpati mereka.
Tapi...sekali lagi tangan Win menggapai wajah Bright lalu menatapnya dalam.
"Phi hanya boleh melihatku. Hanya aku"
***
"Selamat pagi Khun Bright, hari ini anda tampak..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Be
FanfictionWin itu innocent, sampai-sampai membuat keluarganya dan Bright overprotective. Tapi benarkah Win seinnocent itu? si polos yang membuat Bright yang sedingin kulkas bertekuk lutut. Warning!! This is a boyslove story, boyxboy.