Hola...
Gimana kabarnya?
hehe udah lama banget ga up, makasih banget buat yang udah ngasih support. Masih berjuang, but i'm okay now
Stay safe readernim, Happy Eid Mubarak buat readers yang muslim, mohon maaf lahir batin buat semuanya
Queen mau cerita, mudah2an masih pada inget sama ceritanya ya.
Enjoy...
.
.
.
They told me i was different, best compliment ever!
.
.
.
Menjelang dini hari, tidur Win terusik. Lelaki yang tadinya memeluknya hangat dalam buaian ranjang mereka terlihat gemetar dalam tidurnya, sekujur tubuhnya berkeringat karena ia tak bisa diam walaupun mata dan mulutnya masih tertutup.
Win mulai panik.
"Phi..."
Win menepuk pipinya pelan, namun tubuh Bright semakin bergerak tak karuan.
"Haaaaaaa!!"
Bright berteriak sambil seketika bangun dan dengan refleks mengambil pistol dari bawah bantal tidurnya lalu mengacungkannya ke segala arah.
"PEMBUNUH!! KUBUNUH KAU! PEMBUNUH!"
Lalu setelah itu tubuhnya lunglai dan ia menangis sekuat tenaga, pistolnya masih ia acung-acungkan tapi tenaganya sudah seperti habis.
"Lihat itu...pembunuh. Aarrrrgh"
Win hanya terpaku menyaksikan itu, kedua matanya juga menangis dalam diam. Dipeluknya tubuh Bright tanpa rasa takut.
"Phi...aku mencintaimu" ujarnya menciumi pundak telanjang Bright namun Bright tak merespon, ia masih dalam dunianya.
Dunia Bright yang sekarang sedang dipenuhi masa lalunya yang kelam. Pikirannya dipenuhi bayang-bayang adegan pembunuhan orang-orang terkasih yang disaksikannya dulu. Semua tampak nyata seperti roll film yang sedang diputar di depan matanya.
"Phi..."
"Pembunuh..." ujarnya lagi mengabaikan Win, lalu kembali menangis pedih.
Tanpa diduga tangannya yang masih memegang pistol ia arahkan ke kepalanya sendiri. Rasa bersalah kembali menderanya membayangkan kembali bagaimana orang-orang terkasihnya harus mati karenanya.
"PHIIII!!"
Win berteriak panik, ia lupa tentang pistol itu. Dengan cekatan memanfaatkan tenaga Bright yang sedang lemah Win mengambil pistol dari tangannya lalu melemparnya ke sembarang arah.
"Phi Bright lihat aku sayang"
Win memalingkan wajah menangis Bright, mengguncang kesadaran kekasihnya yang masih diliputi emosi masa lalunya. Mereka saling berhadapan kini tapi tatapan Bright masih menerawang entah kemana.
"Ini aku hei...lihat aku"
Win mencoba memeluknya walaupun Bright masih memberontak, mulutnya terus saja meracau dan tangisannya belum reda. Baru saja tadi Win mulai mencari tahu tentang keadaan Bright, sekarang malah kejadian seperti ini tiba-tiba menderanya.
Khun Win harus tenang, jangan lakukan apapun. Berikan dia waktu dan beritahu Khun Bright bahwa Khun Win ada di sisinya.
Win menghapus air matanya sebentar lalu melepaskan pelukannya mencoba menenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Be
FanfictionWin itu innocent, sampai-sampai membuat keluarganya dan Bright overprotective. Tapi benarkah Win seinnocent itu? si polos yang membuat Bright yang sedingin kulkas bertekuk lutut. Warning!! This is a boyslove story, boyxboy.