25 : Breath🔞

25.7K 1.5K 376
                                    

Hola...

Kangen ga?

Happy 23rdBrightDay...telat banget wkwk gpp dah

Part spesial ulang tahun ayangnya Win. Jadi, dikasih apa sama Iwin? wkwk

Warning ya 18 th ke bawah jangan coba2 baca, sorry kalo ga sesuai ekspektasi, ceritanya author sama brightwin sama2 lagi belajar kotor2an.

Enjoy...

.

.

.

I may never find words beautiful enough to describe all that you mean to me, but i will spend the rest of my life searching for them. You are my happy place.

.

.

.

"Can I...?"

Mata keduanya saling bertatapan menyelami kedalamannya masing-masing.

Lidah Win bermain cantik menjilati ibu jari Bright di mulutnya lalu menggigitnya perlahan sambil membalas tatapan Bright menantang.

Bright menggeram rendah. Didorongnya pintu di belakang Win kasar. Tangannya refleks memegang pinggul Win yang dilihatnya semakin lemas dan pasrah. Bright membimbing Win dalam melangkah memasuki kamar dengan ciuman mereka yang kembali berlangsung panas. Lidahnya saling bertaut mengalirkan sejuta gelenyar di tubuh mereka.

Ketika Bright mendorong Win ke tempat tidur, keringat telah membanjiri pelipis Bright. Tubuhnya gerah dan ingin segera menanggalkan semua yang menutupi tubuh atletisnya. Win menyadari itu. Ditangkupnya wajah tampan Bright menariknya lebih dekat mengecupi hidungnya lembut. Bright tersentak. Segala hasratnya seakan kian luruh bersamaan dengan kesadarannya, Bright tergugu. Ia memeluk Win yang ada di bawah tubuhnya.

"Maaf...maaf Phi lupa. Ini pertama kalinya kita..."

Bright bernafas ribut menciumi pundak Win mencoba menenangkan diri sementara Win tersenyum mengeratkan pelukannya. Perlahan ia memaksa wajah tampan itu menghadapnya. Bright masih terengah terlihat sekali ia sedang berusaha menurunkan nafsunya, sepertinya ia ingin melarikan diri tapi terlalu lemas. Dengan tenaga yang tersisa akhirnya ia berhasil bangun dan melarikan diri ke kamar mandi, mungkin mengguyur tubuhnya dengan air dingin bisa sedikit meredam gejolak dalam dirinya.

"Aw Phi?"

Win tersenyum nelangsa melihat celananya yang mulai menggembung.




***

Win mondar mandir di depan kamar mandi, sudah sejam lamanya pintu itu tak kunjung terbuka. Entah apa yang sedang dilakukan Bright di dalam sana.

Tok tok

"Phi?"

Tak ada jawaban.

"Phi?"

Masih hening.

"Phi Bright? Phi tidak apa-apa?"

Win malah khawatir teringat penyakit Bright yang Daddynya bilang bisa kambuh. Bagaimana kalau tiba-tiba ia kambuh di bathub sana?

Tok tok tok

Cklek

Bright keluar dengan rambut basah dan memakai bathrobenya, sepertinya ia benar-benar mengguyur tubuhnya.

The Queen BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang