1 : Iblis Penggoda

52.9K 3.4K 298
                                    

Masih terlalu pagi ketika Bright baru saja memarkirkan mobil Ferarri la Ferrarinya di halaman parkir Fakultas Hukum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih terlalu pagi ketika Bright baru saja memarkirkan mobil Ferarri la Ferrarinya di halaman parkir Fakultas Hukum. Mobil itu baru tiba di mansionnya 3 hari yang lalu ketika Win tanpa sengaja menunjuk majalah otomotif dan mengatakan bahwa mobil itu lucu. Bright tentu saja langsung memesannya, padahal koleksi mobil mewahnya sudah tak terhitung. So whipped, untung kaya.

Tangan Bright cekatan membuka seat beltnya dan Win, sejenak memandang wajah cantik Win dan tersenyum. Win yang disenyumi membalas senyumannya.

"Thank you..". Ujarnya masih setia menampilkan senyumannya.

Bright mengambil kedua tangan Win dan mengecup kedua punggung tangannya.

"Hari ini aku ga makan siang di kantin kamu ya sayang, ada mata kuliah tambahan jadi istirahat makan siangnya cuma sebentar".

Bright mendongakkan kepalanya memandang Win kembali. Bright memang selalu makan siang bersama Win di kantin Fakultas hukum, dia rela berjalan jauh dari Fakultas Bisnis tempatnya belajar ke kantin Win di Fakultas Hukum hanya untuk menemaninya makan siang.

Win hanya mengerjap sebentar, tapi tak lama senyum innocentnya terkembang. Ia mengangguk, dan bersorak dalam hati terbayang kelicikan apa saja yang akan dilakukannya dikantin, sebelum...

"Tapi inget ya babe, jangan makan sembarangan. Aku tau, kamu tuh suka makan. Jangan yang aneh-aneh ya apalagi pedes-pedes. Kamu tuh baru sembuh dari diare minggu lalu, kamu ga mau kan masuk rumah sakit lagi? Mana masuk rumah sakitnya ga elite lagi, gara-gara diare. Kalo kamu ga nurut, nanti aku suruh Nam buat bawain kamu bekal makanan sehat dari rumah supaya kamu tuh bis.."

"iiiih apaan sih bilang aku masuk rumah sakit ga elite?"

Win melotot sambil manyun, hancur sudah rencananya makan tteokbokki siang ini gara-gara cerocosan Bright yang ngalahin petasan tahun baru. Darimana dia bisa tau aku mau berbuat licik huh? Kenapa dia selalu tau apa yang akan kulakukan? Inner Win dalam kepalanya.

Bright hanya menghela nafas melihat Win memanyunkan bibirnya. Tangannya beralih pada pintu mobil dan membukanya untuk keluar. Berlari meraih pintu mobil satunya membukanya untuk Win. Win keluar dengan masih terlihat kesal, terlihat dari bibir penuhnya yang maju. Bright tak bisa menyembunyikan rasa gemasnya melihat Win, ia mencubit bibirnya membuat Win tersentak dan makin membulatkan matanya sambil menepiskan tangan Bright.

"Kamu gemesin banget sih kalo ngambek".

Bright meraih tangan kiri Win mengusapnya sayang.

"Sebentar aja ya sayang sampe kamu bener-bener sembuh. Abis itu aku temenin kulineran deh, asal ga kebanyakan dan sehat".

Win masih bergeming tak menjawab, innernya masih gengsi gara-gara dibilang masuk rumah sakit ga elit karena diare.

"Gimana kalo sore ini aku beliin black forest cherry torte kesukaan kamu".

The Queen BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang