Jongcheveevat

20.2K 1.9K 161
                                    

"Moooomm!!"

Bright membuka pintu kamar orangtuanya tanpa mengetuknya lebih dulu, ga ada akhlak emang tu anak. Dan benar saja Mommy dan Daddynya sedang bermesraan di balkon, berpelukan mesra. Untung ga lagi iya-iya nih.

Gulf langsung melepaskan pelukannya, dan mendatangi anaknya merentangkan tangan.

"Anak Mommy sini peluk"

Gulf memeluk Bright erat, menciumi pundaknya kangen. Anaknya cepat sekali besar dan bahkan tak pernah bermanja-manja lagi padanya sejak mengenal Win. Cepat dewasa walaupun pikirannya kadang seperti tak bisa ditebak masih seperti anak kecil.

"Mooom..." Bright berusaha melepaskan pelukannya.

Gulf akhirnya melepaskannya lalu beralih menangkup rahang Bright.

"Kamu ga kangen sama Mom? Tega sekali, cuma peluk pas dateng aja terus anteng sama Win. Kita kan udah ga ketemu lama sayangku"

Cup!

Gulf mencium pipi Bright.

Cup!

Kali ini Mew ikut nimbrung tiba-tiba.

"Iiiih lepas! Mom! Dad! Apa ini?"

Bright memperlihatkan berkas di tangannya. Keduanya beralih memperhatikannya. Mew mundur ke tempat tidur lalu rebahan menopang dagu bersiap menonton kedua orang yang disayanginya.

Ayo kita nonton drama – Mew

"Seperti yang sudah kamu lihat sayang"

Gulf menjawab tenang.

"Mom! Ga bisa kayak gini"

"Kenapa ga bisa?"

"Mom..." Bright mendesah frustasi.

"Bright, ini sudah waktunya. Serahkan Win pada Mom"

"Mom, mom janji ga akan ikut campur. Aku bisa..."

"Hell no. Liat apa yang udah kamu lakuin, you ruined everything. Kamu sudah Mom kasih waktu selama 2 tahun, but see...you failed. Kamu malah berakhir menyakitinya, kamu ga sadar? Atau... kamu memang menikmati permainanmu? Huh?"

"No, i..."

"Heh, ini juga demi kebaikan kamu sendiri anakku sayang. Kamu pikir Win sudah pasti akan bersamamu? Ia masih bebas menentukan hidupnya. Tidak ada ikatan apapun yang bisa menghentikannya. He..."

"He's mine"

"Hahaha you wish. Kamu bahkan tak tau Win mendaftar untuk pertukaran mahasiswa di Yale, apalagi itu namanya kalau bukan ia sedang berusaha lepas dari genggamanmu"

Bright tak bisa membantah perkataan ibunya, ia tak bisa berpikir lagi.

Am i too late? – Bright

"No Mom, aku ga bisa..." Bright sudah lemas.

Gulf sangat tegas ketika beradu argumen dengan Bright. Tapi faktanya tangannya gemetar, namun ditahannya dengan kuat.

Ia tak bisa membayangkan apa jadinya ketika keduanya dipisahkan, apalagi Bright. Win sudah seperti oksigen untuknya. Tapi ini untuk kebaikan mereka, Bright harus belajar bertanggungjawab atas apa yang sudah dilakukannya. Jika ia ingin Win, maka ia harus memperjuangkannya. Memperjuangkan masa depan mereka.

"Mom bisa saja membatalkan pendaftaran sekolah Win di Yale sampai selesai. Mom hanya minta ijin Mae dan Phaonya saja untuk Mom bawa ke Amerika, Win belum tau. Ia juga sepertinya belum tau kalau lolos pertukaran mahasiswa. Jadi, Mom juga masih bisa membatalkannya"

The Queen BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang