05. luka dan air mata

165 34 5
                                    

"Jika mencintaimu hanya membuatku terluka.
Aku lebih memilih menyerah, daripada harus memperjuangkan sebuah luka."

--Salma Deepshika--

D E S T I N Y


Don't be a silent reader!

Don't be a silent reader!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⛰HAPPY READING⛰

Pagi ini, Salma mengajak Aruna untuk menemaninya ke cafe sepulang sekolah nanti, dan masalah tujuannya untuk apa. Pasti kalian sudah tahu kan? Ya! Salma sedang memperjuangkan sebuah luka.

"Gimana Run? Lo bisa kan temenin gue?" tanya Salma, karena sedari tadi, Aruna hanya menanggapinya dengan lirikan saja.

Aruna itu merupakan tipikal gadis cantik yang pendiam, cuek, dan sinis. Tetapi di balik itu semua, Aruna adalah gadis yang baik hati.

"Gue gak bisa, Sal. Gue males," jawab Aruna dengan wajah datar.

"Ish! Lo gitu banget sih sama gue!" ujar Salma pura-pura merajuk. Aruna yang sudah berteman dengan Salma sejak masuk SMA, tetapi mereka selalu berpisah kelas.

Saat itu, Salma tidak cepat mendapat teman selain Rigel, Gilang, dan Arkan. Lalu muncul lah Aruna di saat dirinya sedang kesulitan dan membantunya. Di saat itu juga mereka berteman.

Aruna tidak bisa melihat Salma sedih, maka dari itu dia, menyetujui ajakan Salma. "Iya Salma! berisik Lo ah! pergi sana!"

"Okey Run! makasih ya," ujar Salma dengan bahagia. Tapi ingat! itu hanya pura-pura.

"Oke, gue balik ke kelas yups!" pamit Salma dan berlalu pergi.

Aruna menatap kepergian Salma dengan heran. Tidak biasanya temannya itu memaksa dirinya. Aruna semakin penasaran. Ada apa sebenarnya?

***

Menurut janjinya pagi tadi, Aruna menunggu Salma di koridor sekolah. Tatapan Aruna selalu tajam dan sinis. Senyum di bibirnya susah sekali untuk diperlihatkan, semuanya terlihat sangat menyeramkan bagi yang pertama melihat Aruna. Tetapi jika sudah mengenal Aruna dengan dekat. Semua itu tidak akan terlihat.

Aruna menatap Salma yang sedang berlari menghampirinya. "Maaf Run, nunggu lama," ujar Salma sesampainya di hadapan Aruna.

"Ck! ngaret," jawab Aruna berdecak kesal.

Destiny ( Takdir )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang