Maaf aku telat UP hehe
Aku lagi ngurus cerita baru aku xixixie. Jangan lupa mampir ya Sist.jangan lupa tinggalkan jejak ya!!!
Happy Reading!
Arkan dan Gilang sedang berada di salah satu restoran. Ia sudah mendapat kabar dari Salma, bahwa Rigel telah melakukan sesuatu yang sangat keji terhadap kehidupan Salma.
Arkan maupun Gilang, sangat tidak terima jika Ratu yang selama ini ia jaga, disakiti oleh seseorang yang padahal dari dulu juga ikut menjaganya.
"Gue gak nyangka banget sih, kalau Rigel sampai segitunya," celetuk Arkan seraya mengaduk kopi yang ia pesan barusan.
"Mau dia itu apa sih?" heran Gilang.
"Dia mau kita bunuh," celetuk Arkan.
Gilang tertawa hambar, "Hahaha! gila lu!"
Arkan melipat tangannya di depan dada. "Lebih gila si Rigel."
Arkan meminum minuman yang ia pesan. "Salma besok mau ke sini," celetuk Gilang.
Arkan mengernyitkan dahinya. "Kata siapa?" tanya Arkan karena ia tak mendapatkan informasi.
"Kata dia, lah," jawab Gilang.
"Kok gue gak dikasih tahu sih," kesal Arkan.
"Udah gak dianggap lu!" gurau Gilang.
"Gapapa, asal dia bahagia."
°▪•▪~▪•▪•~°
Salma meminum teh hangat, yang ia bikin barusan. Saat ini, ia sedang berada di balkon kamarnya. Ia memikirkan perihal Rigel, yang ternyata dalang di balik semuanya.
Ia tidak tidak ke rumah sakit, karena Aldi melarangnya, dengan alasan menyuruhnya untuk istirahat saja.
Tok-tok-tok
Ketukan pintu membuat Salma menoleh.
"Masuk."
Pintu terbuka, menampakan Aldi yang menggunakan pakaian santai. "Jadi, apa yang mau lo lakuin?" tanya Satya seraya duduk di samping Salma.
"Besok pagi, anter gue ke bogor," balas Salma.
"Serius?" tanya Satya.
Salma mengangkat sebelah alisnya. "Kapan gue main-main hah?!" ujar Salma tajam.
"Santai bos. Lu punya masalah sama siapa, ngegas sama siapa," Dumal Satya kesal."Gue tuh cape, Sat," lirih Salma seraya menunduk. Mood-nya sangat hancur. Kadang marah-marah gak jelas, kadang nangis.
Satya mendekap tubuh Salma dengan erat, di tengah-tengah hembusan angin malam.
"Gue selalu ada buat lo. Kita saudara. Lo boleh cerita, boleh nangis jika ingin, lo boleh pinjam bahu gue untuk bersandar jika lo lelah," ujar Satya menenangkan Salma.
Salma menangis terharu dengan ucapan Satya. Tumben sekali kembarannya bijak. Ia tersenyum. "Terima kasih, Bang Sat," ujarnya membuat Satya mendelik tajam.
"Ternyata gini rasanya punya kembaran," cicit Satya.
Salma mendongkak. "Kenapa?"
"Rasanya ingin terbang ke angkasa," ujar Satya dengan Alay, membuat Salma mual.
"Tolong ... Cekek aku cefat!"
'°♤•▪•▪•▪•♤°'
Di tempat lain, di gudang bekas pabrik kertas, Rigel sedang tersenyum seraya memandang benda pipih yang menampakan pesan beberapa minggu hari lalu dari seseorang.
Rigel sedang bersama dua lelaki bertubuh tinggi besar. Ia menatap lelaki itu satu per satu. Dua Lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah suruhannya untuk mencelakai Salma.
"Gimana? bener 'kan, bahwa tugas kalian berjalan mulus?" tanya Rigel seraya tersenyum mengerikan.
"Mulus bos!" sahut lelaki yang bernama Zoni.
"Yang kalian tusuk, gadis 'kan? Salma bukan? awas saja kalau kalian salah sasaran!" gertak Rigel. Maksud 'gadis' itu adalah Salma.
"Maaf bos, tapi ---"
"Tapi apa hah?!" sentak Rigel.
"Yang kita tusuk adalah lelaki yang menyelamatkan Salma," jelas lelaku bernama Bimo.
"Bodoh!" maki Rigel seraya memukul dua lelaki itu.
"Maaf bos," ujar Bimo dan Zoni bersamaan seraya menunduk.
"Gue mau, lo hilangkan jejak!" titah Rigel.
"Maaf, tapi Handphone saya hilang. Sepertinya jatuh saat penyerangan," celetuk Bimo membuat wajah Rigel memerah menahan amarah.
Rigel membanting semua barang-barang di sekitar. Ia hanya takut, jika Salma menemukan bukti dan memberitahu kepada Arkan. Ia takut jika dilaporkan ke polisi. Ia tidak peduli jika dijauhi sahabat, atau pun kehilangannya sekali pun.
"Bodoh banget kalian! buang-buang duit gue aja! kalian pikir, bayar kalian itu murah?!"
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang merekam percakapan mereka sedari tadi.
Orang itu tersenyum miring. "Lo lebih bodoh dari orang suruhan lo."
TBC
Gimana? kurang puas aku:v
Gimana sama kalian
Ada yang mau disampaikam sama•Salma?
•Aldi?
•Satya?
•Arkan?
•Gilang
•Rigel
•Bimo?
•Zoni?
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ( Takdir )
Ficção Adolescente"Jika mencintaimu hanya membuatku terluka, aku lebih memilih menyerah daripada harus memperjuangkan sebuah luka."~Salma Deepshika Manusia hidup dengan segala masalahnya, dan tumbuh bersama luka pada dirinya, jika kamu melihat manusia yang hidupnya s...