Chapter 3

25.8K 1.8K 67
                                    

Hollaaa... Ketemu lagi sama Zaza wkwk... Ada yang kangen ga sama zaza eh salah maksudnya sama cerita ini?? Semoga suka ya sama ceritanya walopun alurnya campur aduk :'(..
Btw mau bilang kalo cerita ini pure hasil dari imajinasi zaza sendiri, kalo ada kesamaan sama cerita lain ato alurnya sama bilang sama zaza ya.. Biar bisa jadi bahan pas revisi.. Makasih dan selamat membaca..

****
"Apakah dia..?  Max katakan padaku bahwa dia.." wanita itu menatap berbinar pada Mika yang masih terlelap dengan damai di gendongan Max.

"Ya Ellena,seperti yang kau fikirkan sekarang" Max menjawab seraya melangkah masuk kedalam mansion itu.

Ellena yang mendengar hal itu berbinar senang. Bahagia menyelimuti hatinya saat sesuatu yang telah lama ditunggu akhirnya datang.

Ellena dan Max adalah pasangan yang telah 3 tahun menikah. Max Einhard yang berprofesi sebagai ilmuwan dan Ellena Einhard yang menjadi model ternama. Mereka telah lama menginginkan seorang anak dalam pernikahan mereka. Namun, semua itu tidak akan terwujud karena Ellena yang mengalami kemandulan.

Ellena yang mengetahui hal itu depresi dan terus menyalahkan dirinya. Karena dirinya yang tidak sempurna Max ikut menanggung akibatnya. Ellena telah meminta pada Max untuk menceraikannya dan menikah dengan wanita lain. Ia lebih memilih cerai daripada di madu.

Namun Max dengan sangat perhatian memberikan pengertian bahwa mereka disatukan oleh cinta. Jadi tidak adanya anak diantara mereka tidak jadi alasan untuk berpisah.

Mereka terus berjalan sampai di depan ruangan. Mereka masuk ke dalam ruangan itu yang ternyata adalah sebuah kamar dengan nuansa anak-anak yang kental. Sebuah crib besar ditengah ruangan, tumpukan boneka diaudut kamar dan peralatan bayi diatas nakas.

Max membawa Mika kedalam kamar mandi dan menyerahkan Mika pada Ellena. Ellena memandang wajah Mika dengan mata berbinar. Sungguh anak yang ada di gendongannya ini sangat imut, ia berjanji akan selalu menyayanginya.

"Kamu bisa memandikan Mika kan Ellena? " tanya Max sebelum keluar dari kamar mandi.

"Tentu saja Max. Akhhhh ini adalah yang aku mimpi-mimpikan selama ini" jawab Ellena antusias.

"Baiklah aku tunggu diluar" Max keluar dari kamar mandi dan duduk di sofa yang ada di kamar itu.

Ellena yang melihat Max sudah keluar segera memandikan Mika. Tenang saja Mika tidak akan bangun karena obat biusnya akan bertahan sampai besok pagi.

Pertama yang dilakukan Ellena adalah membuka penutup mata Mika. Kemudian membuka selimut dan setelah Mika dalam keadaan telanjang, Ellena memasukkan Mika ke dalam bathup yang telah didesain seperti bak mandi bayi.

Dengan telaten Ellena memandikan Mika. Dimulai dengan mengkeramasi rambut Mika dan dilanjutkan dengan menyabuni seluruh tubuh mika.

Setelah semuanya selesai Ellena mengangkat Mika dan membalutnya dengan handuk besar yang menelan tubuh mika. Ellena membawa mika kekamar dan menidurkan mika dikasur yang telah max beri alas agar tidak basah.

"Lihatlah Max dia sangat lucu.. Tubuh mungilnya, tangan dan kaki mungil dilengkapi dengan wajah yang imut" Ucap Ellena dengan mata berbinar.

"Apa kau suka sayang?" Max menjawab seraya berjalan mendekat kearah ranjang.

"Tentu. Dia adalah yang paling sempurna bagiku. Jadikan dia milikku Max" Ellena mengatakannya dengan penuh ketegasan seakan keinginannya itu tidak dapat diubah lagi.

"Sesuai dengan keinginanmu sayang" Max mengecup kening Ellena sayang.

Ellena kembali meneruskan pekerjaannya, dia mulai membaluri tubuh Mika dengan minyak telon. Setelahnya menaburkan bedak bayi, Ellena juga mengoleskan lotion pada selangkangan Mika karena ia akan memasangkan pampers untuk Mika. Hal itu untuk mencegah iritasi apalagi ini pertama kalinya Mika memakai pampers.

Setelah selesai Ellena dibantu oleh Max memasangkan pampers pada Mika. Dilanjutkan dengan memasang sarung tangan bayi yang dilapisi oleh bulu halus membuat tangan Mika mengepal. Hanya sebelah kiri karena tangan sebelah kanan akan jadi urusan Max. Penutup mata yang tadi dilepaspun kembali dipasang. Kaus kaki dipasang dan diakhiri dengan memakaikan onesie dengan bagian kaki yang disatukan.

Ellena melihat kearah Mika dengan bangga, karena Mika terlihat seperti bayi yang sangat imut.

"Selesai? "Tanya Max yang dijawab anggukan oleh Ellena.

"Sekarang adalah giliranku...

*****
Zaza gatau ini nyambung ato enggak.. Semoga suka ya :'( Jangan lupa voment teman-teman 🌼🌺

Baby Mikael Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang