Chapter 14

13.3K 947 23
                                    

Up lagi nihh..
Ada yang nungguin ga?
Di chapter ini konflik jeda dulu... Ambil nafas duluu...
Vote dulu sebelum baca yahhh... Soalnya sedih liat angka views sama votenya beda jauh.. :'(
Oke langsung ke cerita saja yahhh..
Semoga suka..
Maafkan zaza yang suka typo pas nulis.. Wkwk
Selamat membaca manteman
🥀🥀🥀🥀

*****
H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
🌺🌺🌺🌺🌺

"Dia..... Kembali" hanya dua kata namun itu mampu membuat tubuh Ellena menegang. Kedua matanya membulat dengan tangan yang bergetar.

Ellena tentu tahu siapa yang suaminya maksud. Mimpi buruk sebelum menikah dengan max. Yang membuatnya hampir menyerah akan cintanya pada max. Mengapa dia kembali setelah enam tahun. Tak bisakah bahagia tetap berada di keluarganya?

Max yang melihat kekalutan sang istri segera membawa Ellena ke dekapannya. Berharap itu bisa menenangkan sang istri walau hanya sedikit. Ia tahu bagaimana kalutnya Ellena katena iapun merasakan hal yang sama.

"Mommy" suara mika memanggil menyadarkan mereka.

Mika heran mommynya sudah lama ke depan menjemput sang daddy dan suara mobil daddynya juga sudah mati sejak tadi. Tapi kenapa mommy dan daddynya belum juga masuk. Maka dari itu ia memanggil karena takutnya mommy mau memonopoli sang daddy tersayang. Oh tentu tidak boleh daddy adalah milik mika titik tidak pake koma tidak boleh protes.

Setelah mendengar suara anaknya memanggil. Max dan Ellena berusaha mengatur emosinya kembali. Agar sang anak tidak mengetahui ada yang terjadi pada orangtuanya. Lalu melangkah masuk ke dalam mansion.

Saat sampai di ruang santai dapat max lihat sang anak yang duduk di bawah sofa yang ada di ruang santai itu beralaskan karpet bulu lembut. Di sekitarnya berserakan mainan yang sangat banyak karena daddy kaya satu ini yang selalu membelikan mainan untuk anaknya.

Bahkan saking banyaknya mainan mika. Ellena mengatur untuk menyumbangkan sebagian mainan ke panti asuhan. Karena tentu saja mainan baru akan terus muncul. Bahkan baik keluarganya maupun keluarhlga max selalu mengirimkan mainan terbaru untuk cucu bungsu keluarga.

Saat melihat daddynya masuk mika tersenyum antusias. Namun saat melihat sang mommy berada di dalam rangkulan daddynya yang menjulurkan lidah mengejek membuat senyum itu luntur membentuk kurva.

"Hueeeee ndak boye peyuk-peyuk daddy micaaaa..."Mika langsung menjerit menangis.

Ellena yang melihat itu tertawa, dendamnya terbalas. Biasanya ia yang selalu cemburu melihat kemesraan daddy dan anak itu. Sekarang rasakan pembalasan mommy Ellena yang cantik huhh.

Max hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sudah terlalu hafal dengan anak cengeng dan istri jahilnya. Sudah menjadi makanan sehari-hari dimana Ellena menjahili Mikael lalu Mikael menangis memanggilnya. Max lalu berjalan mendekati sang anak yang sudah berguling-guling karena merasa diacuhkan oleh daddynya.

"Hey baby cupcup sudah ya menangisnya. Nanti daddy hukum mommy ya" max membujuk mika setelah mengangkat sang anak dalam pangkuannya.

"Hucumm mommy? "mika mendongak setelah tadi menyembunyikan wajahnya di dada max.

"Iya mommy dihukum. Kan mommy nakal kan sama mika" jawab max menatap jahil sang istri yang sekarang duduk di sampingnya.

"Nooo janan duduk decat-decat micaaa.. Mommy nacall mica ndak cuka!! " mika menunjukkan wajah garang namun jatuhnya malah imut.

"Maafkan mommy yaa.. Mommy janji tidak akan nakal sama baby lagi" Ellena berucap dengan muka yang dibuat-buat sedih.

Max hanya diam. Melihat sang anak yang melihat ke arah mommynya garang. Ingin tertawa tapi nanti malah dimusuhi juga kan tidak elit jadi diam saja tahan tawa.

"Nooo ndak mau maap-maap. Mommy janji-janji telus tcapi nanti tipu-tipu ndak mau" mika melengos lalu memeluk daddynya erat uang dibalas pelukan oleh max.

"Dadddyyy mommy jadi dihucumm kaan?" tanya mika pada max.

"Jadi dong.. "jawab max menjawil hidung sang anak membuatnya terkekeh.

"hihihi plomiess dad? "tanya mika memastikan.

"Yes promise" mereka lalu menautkan kelingking mereka. Mika menatap Ellena lalu menjulurkan lidah mengejek.

"Gemas... Gemassssss.. Anak nakalll dasar. Mau marah tapi tidak tega.. Kenapa sangat menggemaskan hem" Ellena yang sudah tidak bisa menahan gemas lalu mencium sang anak secara brutal. Sejenak melupakan masalah yang ada.

"Ctooopppp... Huaaa deyi-deyi mommy hihhi.. Cudahh hihiihi" mika tertawa geli namun Ellena tidak juga mau berhenti. Rasakan pembalasan mommy yang selalu kalah oleh daddy hihihi.

*****
Pagi sudah datang..
Mansion yang biasanya sepi dipagi hari karena pangeran Einhard belum bangun sekarang menjadi ramai. Apakah ada pesta? Atau ada acara? Tentu bukan. Tapi keramaian ini disebabkan oleh keluarga besar yang berkumpul sejak subuh hari.

Mereka datang saat hari masih gelap. Lalu membangunkan seisi rumah yang terlelap. Mengejutkan Max dan Ellena yang masih tertidur. Lalu saat ditanya alasan mengapa datang pagi buta mereka menjawab SUPRISEEE dengan muka datar andalan. Dan tentu saja Ellena dan Max menatap mereka datar.

Sekarang mereka berkumpul di ruang makan yang luas dimana biasanya yang ada di sana hanya Max, Ellena dan baby mika.sekarang hampir seluruh kursi terisi. Hanya beberapa kursi yang kosong karena penghuninya sedang ke kamar pangeran Einhard untuk membangunkannya.

*******
Potong sampe sini dulu ya..
Kita lanjut di chapter depan..
Jangan lupa vote dan comentnya teman-teman buat semangat zaza nulis dan ngelanjutin cerita ini....
Luv U teman-teman...💙💙💙
Sampe ketemu di chapter depan 🌷🌷🌷🌷

Baby Mikael Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang