Kangen mika...???
Langsung baca aja yaaa..
H
A
P
P
YR
E
A
D
I
N
G
🌺🌺🌺🌺Pagi ini Mika dan Mommy Ellena sudah duduk rapi di meja makan. Sudah siap untuk memulai sarapan hanya menunggu sang daddy yang belum turun juga. Mika dan mommy ellena sudah cantik dan tampan. Cukup lama menunggu membuat mika sebal. Ia sudah menunggu dari tadi.
"Mommy daddy temana? Mica cudah lapal" rengeknya dengan bibir yang mencebik.
"Sabar sebentar ya sayang pasti daddy sebentar lagi turun atau baby mau makan duluan tidak apa-apa sayang. Sini mommy suapi" Ellena menjawab dengan tangan yang bergerak mengambil mangkuk bubur Mika.
"Noooo... Ndak mau mamam kalo ndak ada daddy" bibirnya merengut namun tetap saja daddy adalah yang pertama.
"Dasar anak daddy" gumam Ellena yang untung saja tidak di dengar oleh mika.
Mika menempelkan keningnya di meja kecil yang menyatu dengan kursi yang didudukinya. Ia sudah lapar tapi daddynya lama sekali padahal biasanya max yang sudah lebih dulu duduk di meja makan menunggu mereka.
Lima menit kemudian terdengar langkah kaki menuruni tangga. Mika segera mendongakkan kepalanya antusias. Perut bulatnya akan segera terisi. Ellena yang melihat tingkah anaknya tertawa pelan membuat max heran.
"Ada yang lucu heum? Kenapa mommymu tertawa baby? " tanya max sambil mencium kening dan kedua pipi sang anak. Lalu mencium kening sang istri biar tidak iri.
"Ndak tauu" jawab mika acuh. Perhatiannya terfokus pada mangkuk bubur di depannya. Berfikir kenapa sang mommy belum juga menyuapinya. Sebal huhh.
Max mengalihkan matanya pada Ellena bertanya pada sang istri. Dijawab senyum geli oleh Ellena yang membuat max semakin bingung. Mengerti dengan kebingungan sang suami Ellena mulai menjelaskan.
"Anakmu sudah merengut karena kau tidak juga turun untuk sarapan. Ia sudah lapar tapi tidak mau makan duluan karena ingin makan dengan daddynya. Lalu saat mendengar suara langkahmu dia sangat antusias dan menatap kearahmu seperti puppy kecil"
Allena menjelaskan dengan tawa kecil, sedangkan max yang mengerti langsung menatap ke arah sang anak yang tidak peduli dengan pembicaraan kedua orangtuanya yang membicarakan dirinya. Perhatiannya sudah terfokus pada makanannya.
Max terkekeh mendengar penjelasan dari Ellena. Lalu bergerak ke kursi anaknya lalu mengecup pipi kiri mika.
Mika mengerjap. Huh untuk apa daddy menciumnya. Kemudian kembali merengut saat sang mommy belum juga bergerak untuk menyuapinya. Dia sudah lapar sungguh. Menatap ke arah orangtuanya dengan mata bulat berkaca-kaca. Jurus ampuh puppy eyes dimulai.
"Mommy mamaammm... Micaa lapalllll" rengeknya dengan bibir mencebik.
Ellena yang mendengar rengekan sang anak baru sadar bahwa sedari tadi ia melupakan anakan kelinci yang kelaparan. Ssegera saja ia mengambil mangkuk mika yang mulai menyuapi sang anak yang langsung saja di sambar oleh sang anak yang kelaparan. Mereka terkekeh lalu memulai sarapan dengan khidmat.
******
Sarapan sudah selesai beberapa menit yang lalu. Sekarang mika sedang duduk di pangkuan sang daddy. Merasa aneh dengan pakaian yang dipakai oleh daddynya."Daddy mau temana? Mau ajak mica jayan-jayan? " tanya mika antusias.
Sudah dua minggu ia hanya dirumah saja dengan kedua orangtuanya. Ia ingin jalan-jalan keluar.
"Tidak baby. Daddy akan pergi bekerja" jawab max.
"Kelja? " tanya mika menatap sang daddy dengan mata bulat menatap sang daddy penasaran.
"Iya kerja. Cari uang buat beli mam dan baju baru untuk baby dan mommy" jawab max berusaha menjelaskan dengan sederhana agar bisa dipahami oleh sang anak.
" Uhhh beyi mam? Beyi cucu? " tanya mika lagi.
"Iya kalau daddy tidak kerja baby tidak bisa minum susu lagi mau? " tanya max.
Sungguh maafkan max membohongi sang anak. Bahkan ia mampu untuk membeli pabrik susu sekalian. Namun pekerjaannya tidak bisa ditinggal.
"Nooo cucu ic may laif" jawab mika dengan menggelengkan kepala.
"Jadi daddy boleh bekerja kan? " max berharap jawabannya adalah iya.
"Ikutt boye daddy? " mata bulat penuh pengharapan.
Ah kan max tak tega untuk menolak. Namu tidak kali ini ia harus bisa menolak.
"Ummmmm" gumam mika semakin membulatkan matanya berbinar.
"Nanti saja ya baby. Daddy kan bekerja sayang. Baby temani mommyndulu ya sayang" jawab max pelan ia tak tega sungguh. Melihat binar mata bulat ini perlahan meredup.
"Ndak boye ikut? "mika merengek pelan.
"Nanti sama momny ya sayang. Kalau sekarang mommy tidak bisa ikut. Nanti mommy nangis. Baby mau mommy nangis? "max berusaha membujuk.
"Mommy nanis? " tanya mika matanya mulai menunjukkan keraguan.
"Iya sayang. Baby mau mommy nanis? "
"Ndakk" jawab mika.
"Jadi tinggal ya? " max berharap.
"Capi mau ikut daddy" mika merengek ia ingin ikut tapi tidak mau mommynya menangis.
"Ummm kalau besok bagaimana? Besok baby ikut daddy dengan mommy. Call" tawar max.
"Ummmm.. Call" jawab mika setengah tidak iklas. Tidak apa-apa tidak ikut hari ini asal sang mommy tidak menangis. Max tersenyum lega. Akhirnya ia bisa pergi tanpa mendengar tangisan sang anak.
Ada yang bertanya di mana mommy Ellena dan mengapa dia tidak membantu max menjawab pertanyaan mika. Maka jawabannya adalah ia sedang duduk di depan anak dan daddy yang sedang melakukan drama. Dilengkapi dengan popcorn dan cola menjadi kombinasi sempurna untuk menonton drama pagi ini. Toh ia tidak diajak dalam drama itu. Poor mommy...
*****
Selesaiii...
Pendek yaa.. Maafkan zaza
Zaza percepat publishnya wkwk..
Semoga suka ya jangan lupa untuk vote dan comentnya...
Maafkan atas typo dan kesalahan dalam penulisan..
Sampe ketemu di chapter depan 🌷🌷🌷🌷🌷