Chapter 8

22.1K 1.4K 43
                                    

Hallo ketemu lagi sama zaza.. Ada yang kangen mikael ga?
Eh iya pen ngasih tau umur pemeran disini ya..
Max Einhard : 33 tahun
Ellena Einhard : 31 tahun
Mikael Einhard big : 16 tahun
Mikael Einhard baby : 2 tahun
Pemeran yang lain nyusul.. 🌺🌺
******
H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

05.00 A.M
Masih terlalu pagi untuk memulai hari. Hari ini adalah hari kedua setelah mika resmi menjadi anak dari max dan Ellen.

Mika sudah bangun namun hanya diam saja di cribnya. Matanya meliar melihat keseluruh kamar yang temaram karena masih terlalu pagi. Biasanya mika akan memangis saat baru terbangun dari tidurnya, namun kali ini ia hanya diam.

Oh penutup matanya sudah dilepas. Penutup mata itu digunakan untuk memperlancar eksperimen yang dilakukan. Sekarang matanya bebas melihat segalanya. Mata biru safir itu terlihat masih sangat sayu.

"Mommy" panggilnya lirih. Menunggu beberapa saat karena biasanya sang mommy akan segera menghampirinya. Setelah beberapa menit berlalu dan mommynya belum juga terlihat mata sayu itu mulai memerah.

"Mommyyy.. "panggilnya lagi dengan suara lebih kuat. Mommynya belum juga menghampiri membuat mata merah itu berair dan siap untuk mengeluarkan airmata.

"Huuuuaaaaa mommmy... " Akhirnya mika menangis keras memanggil mommynya.

Dikamar utama max dan Ellena masih tertidur dengan pulas. Ellena bergelung nyaman di pelukan max. Namun itu tak bertahan lama karena terdengar suara tangis dari baby monitor yang tersambung dengan kamar mika. Ellena menggeliat sembari menajamkan pendengarannya.

Lalu setelah ia yakin itu suara tangisan Mika, Ellena bergegas bangkit dari tidur setelah sebelumnya melepas pelukan max. Max tetap tidak terusik malah ia menarik bantal guling lalu memeluknya erat lantas kembali mendengkur.

"Dasar daddy mika kebo huh" gumam Ellena melohat kelakuan max.

Kemudian tersadar bahwa anaknya masih menangis keras dikamarnya membuat Ellena bergerak tergopoh-gopoh keliar kamarnya dan kekamar sebelah. Membuka lebar pintu yang sengaja tidak tertutup rapat dan melihat anaknya masih berbaring di crib dengan menangis sesenggukan.

Melangkah cepat ke arah crib mika dan berdiri disamping crib. Mika yang melihat mommynya segera mengangkat kedua tangan yang masih terbungkus sarung tangan. Kakinya menendang-nendang selimut menandakan untuk sang mommy agar segera menggendongnya. Ellena yang memahami isyarat sanga anak tersenyum kecil. Akhirnya ia merasakan hal ini.

Ellena segera mengangkat Mika kedalam gendongan. Menimang tubuh mungil itu berusaha menenangkan. Tangan kanan digunakan untuk menahan berat mika sedangkan tangan kiri mengelus pelan punggung sang anak.

"Mommy hiks tinggal.. Hiks tinggal mica cendili huaaa mica takutt" tangisnya terdengar menyedihkan mengadukan kesedihannya akibat ditinggal sendiri oleh sang mommy.

"Maafkan mommy ya sayang. Husssttt sudah ya menangisnya mommy disini sekarang" ellena membujuk mika agar berhenti menangis karena muka anaknya sudah memerah.

Menggemaskan memang mata biru safir yang memerah dan berair, hidung mungilnya juga memerah dengan dihiasi sedikit air disana. Tak lupa juga dengan kedua pipi chubby mika yang ikut memerah. Ahh anaknya sungguh menggemaskan.

Akibat tidak tahan dengan kegemasan anaknya ellena mendaratkan ciuman bertubi-tubi di seluruh permukaan wajah sang anak. Mika yang tangisannya baru reda merengek dengan kelakuan sang mommy. Kedua tangannya sibuk menjauhkan kepala mommynya.

"Cuuudahhh ndak mau.. Janan tium-tium micaaaaa" rengeknya saat mommynya belum juga berhenti menciumnya.

Ellena yang mendengar rengekan mika bukannya berhenti malah semakin menjadi. Mencium seluruh wajah mika yang masih merengek. Mika yang merasa usahanya sia-sia menghentikan tangannya untuk menahan kepala sang mommy. Terdiam dengan sesenggukan pelan dan mata berair. Matanya menatap sang mommy dengan bibir bergetar.

"Oh tidakk...1....2....3...." ellena meringis melihat sang anak.

"Hueeeeeee dadddyyyyy mommyy nacalll" teriakan mika memenuhi seluruh ruangan.

Terdengar langkah kaki diluar dan tak lama kemudian max berdiri di pintu dengan wajah linglung. Ia langsung berlari setelah terbangun dari tidurnya saat mendengar teriakan sang anak.

Ellena yang melihat max meringis. Lain halnya dengan mika saat melihat max ia memberontak dari gendongan sang mommy meminta max untuk segera menggendongnya. Max mendekat lalu mengambil alih gendongan mika. Menenangkan anaknya yang sesenggukan.

"Astaga Ellena kau apakan anakku" max berucap dengan tangan mengelus punggung mika.

"Hehe aku hanya gemas max" Ellena menjawab dengan tersenyum geli.

Max menggeleng-gelengkan kepala. Sudah hafal dengan tingkah kekanak-kanakan sang istri. Terus mengelus pelan punggung sang anak yang menenggelamkan kepalanya di ceruk leher max.

"Pampersnya penuh kurasa itu yang menyebabkan babyku terbangun" max berucap saat merasakan pampers mika yang telah menggembung besar.

"Benarkah? Baringkan ia di changing table max aku akan menggantinya" ellena berjalan ke arah lemari dimana perlengkapan mika tersimpan.

Max mengangguk lalu membawa mika ke changing table lalu membaringkannya. Mika merengek saat dibaringkan iantak mau lepas dari gendongan sang daddy. Max dengan sigap menenangkan anaknya.

Ellena berjalan mendekat dengan beberapa barang di tangannya. Ia lalu membuka onesie mika, melepas pampers yang sudah penuh lalu menyerahkan pada max agar dibuang. Membersihkan sekitar selangkangan mika dengan tisu basah dan mengecek apa ada infeksi. Setelah melihat semua baik-baik saja Ellena membalurkan cream di selangkangan mika lalu dilanjutkan dengan membalurkan bedak.

Ellena tidak memakaikan pampers kepada mika. Karena terlalu sering memakai pampers akan membuat kulit mika tidak bisa bernafas. Ellena hanya memakaikan celana dalam bergambar superhero lalu memakaikan kembali onesie mika. Bertepatan dengan itu max telah kembali dari membuang bekas pampers mika.

"Bawa ke kamar kita saja max" ucap ellena yang diangguki oleh max, lalu mengangkat mika ke dalam gendongan ala koala. Mika mengalungkan tangannya dan meletakkan kepalanya di ceruk leher sang daddy.

Akhirnya drama pagi ini selesai juga. Rumah yang biasanya sepi sekarang menjadi ramai dengan adanya mika. Seakan mika membawa suasana cerah di dalam rumah itu.

*****
Sekarang sudah waktunya sarapan. Ellena sedang berkutat dengan alat dapur membuat menu sarapan pagi dengan dibantu oleh chef. Ia memasak nasi goreng yang sederhana untuk pagi ini lalu memasak bubur sayur untuk mika.

Setelah selesai ia menatanya kedalam piring lalu membawanya ke meja makan. Setelah semua selesai ia berjalan ke lift untuk kekamarnya. Ia ingin melihat apa yang kedua jagoannya lakukan hingga belum juga turun dari tadi.

Setelah sampai di lantai tempat kamarnya berada ellena melangkahkan kakinya keluar lift lalu berjalan kearah kamarnya. Saat pintu terbukania mendengar mika tertawa terkikik karena bercanda dengan max. Ellena seakan tak percaya melihat pemandangan di depannya max yang seakan tak tersentuh kini menjelma menjadi seperti orang lain. Max yang tertawa gemas bersama mika adalah pemandangan baru dirumah ini.

"Seru sekali heum? Mommy tidak diajak mommy jadi sedih" ellena melangkah mendekat dengan muka yang dibuat sedih.

Mika yang melihat wajah sedih sang mommy berhenti tertawa. Bibirnya bergerak membentuk kurva ke bawah. Ikut sedih melihat sang mommy.

"No janan nanis mommy.. Hiks" Eh malah dia duluan yang menangis.

Ellena yang melihat Mika menangis terkikik geli melihat kepolosan sang anak. Ia sangat bahagia sekarang dan ia berharap ini akan berlangsung untuk selamanya..

*****
Udah 1000 word lebih.. Semoga puas ya temen2.. Kemaleman ya zaza updatenya??
Maafkeun segala typo dan kesalahan karena zaza langsung update setelah nulis...
Jangan lupa vote dan comentnya ya 😁😁
Sampe ketemu di chapter depan 🌷🌷🌷

Baby Mikael Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang