Chapter 6

23K 1.5K 50
                                    

Hari ini tepat 1 minggu eksperimen yang dilakukan oleh Max. Hasilnya menunjukan suatu yang positif. Dimana pada hari pertama dan kedua Mika masih saja berontak karena serumnya yang belum bekerja. Kemudian pada hari ketiga dan keempat telah menunjukkan perubahan yang baik. Dan sekarang setelah seminggu maka ini telah selesai. Mika akan menjadi sosok yang baru.

Sebenarnya eksperimen ini akan memcuci otak mika, dimana saat ini yang mika rasakan ia adalah bayi berusia 2 tahun. Serum itu membuat mika layaknya bayi berumur 2 tahun yang masih polos, belum lancar dalam berbicara, berjalan dan hal lain. Selain itu obat yang dimasukkan melalui selang didalam mulutnya memiliki fungsi yang lain. Obat itu berfungsi untuk membersihkan saluran pencernaan mika dan membuat mika hanya bisa mengonsumsi makanan yang bertekstur halus.

Namun ada satu waktu dimana pada hari kedua dilakukannya eksperimen ada peristiwa yang membuat mereka panik.

~flashback~

Ellena berjalan memasuki ruangan  laboratorium. Di sana dapat ia lihat Mika yang masih tertidur dengan sangat pulas. Karena memang di saat eksperimen ini berlangsung maka kebanyakann waktu mika dihabiskan dengan tidur.

Ellena beranjak masuk dan berjalan mendekati brangkar mika. Berdiri disamping brankar lalu menatap lekat wajah menggemaskan yang tertidur itu. Menggenggam tangan mika lalu mengecupnya dengan penuh sayang.

"Kau adalah jawaban dari do'aku selama ini. Jawaban atas segala perih yang telah ku terima. Terima kasih telah datang pada keluarga kami Mikael. Kau menjadi pelengkap untuk keluarga kecil kami. Aku akan menyayangimu selalu baby" ucap Ellena yang diakhiri dengan mengecup dahi sempit mika.

Ellena akan beranjak keluar saat tiba-tiba tubuh Mika mengejang. Dengan panik Ellena memanggil Max yang sedang berada di kamar.

"Maxxxx...  Maxxxxx... Cepat kemari. Ya Tuhan apa yang terjadi? Baby bertahanlah Max akan segera kemari" Ellena berteriak kencang memanggil Max.

Max yang mendengar teriakan Ellena segera bergegas ke laboratorium. Sesampainya disana ia terkejut melihat Mika yang kejang-kejang.

"Apa yang terjadi Ellena?" Max bertanya dengan tangan yang sibuk memeriksa keadaan Mika.

"Aku tidak hiks tau Max hiks hikss.. Saat aku ingin hiks pergi hiks.. Tubuhnya hiks hiks mengejang.. Max ku mo hiks hon selamatkan hiks babyku" tangis ellena semakin kuat saat tubuh mika belum juga berhenti mengejang.

Max tidak lagi menanggapi ucapan ellena karena tubuh Mika semakin kuat mengejang.

"Astaga Mika kumohon.. "Max berucap penuh frustasi.

"Kumohon Max.. selamatkan dia... Dia adalah harapan terakhir yang aku punya dalam hidupku... Jika dia pergi aku tak tau bagaimana harus menjalani hidup ini selanjutnya" Ellena jatuh terduduk di samping brankar Mika menangis tersedu-sedu.

Max yang mendengarnya sangat sedih. Ia tahu seberapa besar keinginan Ellena. Jika mika pergi ia tak bisa membeyangkan seberapa hancurnya ellena. Max membangun tekad dalam hatinya untuk menyelamatkan mika apapun yang terjadi.

Setelah beberapa menit berjuang untuk menyelamatkan mika. Akhirnya semua kembali normal. Max memghela nafas lega, ia juga akan hancur jika mika pergi. Karena ia juga telah menyimpan perasaan sayang pada mika dalam hatinya.

Ellena masih menangis tersedu belum mengetahui mika telah selamat. Max yang melihat itu segera menghampiri Ellena, berjongkok disampingnya lalu menarik Ellena dalam pelukannya. Mengelus pelan punggung Ellena sembari mengucapkan kalimat yang menenangkan.

"Sudah Ellena. Mika sudah tidak apa-apa. Berhentilah menangis sayang" Ucap Max lalu menghapus airmata yang mengalir di kedua pipi ellena.

"Benarkah max?" Ellena melihat kedua mata max. Melihat jika ada kebohongan dimata itu, namun nyatanya tidak ada kebohongan sama sekali.

Ellena segera bangkit dari duduknya lalu mendekati brankar mika kembali. Tersenyum bahagia saat melihat mika kembali tertidur lelap disana. Airmata kembali mengalir namun buka airmata kesedihan namun airmata penuh syukur karena Tuhan berbaik hati mendengarkan do'anya. Mengambil tangan kiri mika yang terbebas dari infus lalu mengecupnya dengan sayang.

"Terima kasih telah bertahan baby" ucapnya penuh rasa syukur.

"Kita harus membawanya ke rumah sakit nanti ellena. Aku merasa ada yang salah pada tubuhnya" Max mengatakannya sembari memeriksa cairan pada kantung infus.

"Apa berbahaya max? "Ellena bertanya punuh kekhawatiran.

"Aku tidak tahu. Untuk itu kita akan membawanya ke rumah sakit dan Jack akan memeriksanya" jawab Max.

"Apapun untuk babyku" gumam Ellena.

~end flashback~

Setelah melewati peristiwa menegangkan itu, max dan ellena mengawasi keadaan mika dengan ketat. Mereka tidak ingin hal itu terjadi lagi, dan untungnya hal itu tidak terjadi lagi hingga hari ini. Keadaan mika justru menunjukkan hasil yang positif.

Hari ini adalah saatnya untuk melepaskan peralatan ditubuh mika. Mereka akan melihat apakah serumnya berhasil atau tidak.

*******
Udah panjang belum??
Ketemu lagi di chapter depan.. 🌷🌷🌷🌷

Baby Mikael Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang