Chapter 13

15.7K 1K 29
                                    

Halohaaaaa...  🌈🌈
Ketemu mika lagi teman2....
Chapter ini mulai konflik jadi sebentar lagi end.. Heuheu 😄😄
Langsung baca aja yahhh..
Maafkan typo dan kesalahan dalam penulisan..🙏🙏🙏
Jangan lupa vote sama coment...  🥀🥀🥀
H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
G
🌺🌺🌺🌺🌺

Max sudah sampai di kantor setelah 30 menit di perjalanan. Ia kembali memasang wajah dingin yang hilang setelah sang anak hadir di dalam hidupnya. Namun sekarang wajah dingin itu kembali.  Para karyawannya shdah sangat hafal dengan sang atasan yang dingin dan berbicara seperlunya.

Sepanjang jalan ke ruangannya karyawan yang berpapasan dengan Max selalu menyapa sambil menundukkan kepalanya. Max membalas dengan mengangguk tanpa tersenyum. Sebenarnya itu bukan peraturan, hanya saja karyawan di kantor ini sangat menghormati Max sebagai atasan mereka.

Sesampainya di depan ruangan ia melihat pintu ruangannya sedikit terbuka dan sekretarisnya berwajah tegang. Melihat ada yang tidak beres terjadi di ruangannya ia melirik ke sekretarisnya yang terdiam kaku. Melangkah memasuki ruangannya dan seketika raut wajah itu mengeras. Di sana, di kursi kekuasaan max duduk seorang wanita berambut pirang dengan dress ketat berwarna merah yang dengan santainya meletakkan kaki dengan hells sewarna darah seenaknya. Tumpukan dokumen yang tidak lagi beraturan tampak di depan mata.

" Apa yang kau lakukan di sini Chloe Margareth? "Max menggeram mengapa hama ini dalang lagi.

"Ohhh sayangg, tentu saja karena aku merindukanmu? Eum sudah berapa tahun kita tidak berjumpa? 5 atau 6 tahun? Ahh bukankah sudah sangat lama" Chloe menjawab dengan santai masih dengan posisinya seakan tak menyadari aura sekitar max yang semakin menggelap.

"Aku tak peduli! Dan tak akan pernah peduli" Tekan max geram.

"Tapi aku peduli!!! Apa kau tau aku sangat menderita karena merindukanmu?? Seandainya dulu kau memilihku aku tak akan begini... Max kumohon kembalilah kepadaku, kudengar Ellena ja**ng itu tak bisa memberikanmu keturunan bukan? Maka aku yang akan memberikanmu anak. Sebanyak apapun yang kau inginkan. Tinggalkan ja**ng itu lalu kembali denganku max.. Maka kita akan hidup bahagia selamanya" Chloe menjerit lalu berucap seakan tak ada yang salah dengan ucapannya.

Max diam. Bukan diam yang menerima segala ocehan Chloe. Namun menahan amarah yang sedari tadi meletup-letup di dadanya. Ia masih berfikir bahwa Chloe adalah wanita. Namun Chloe mengartikan hal itu dengan salah ia fikir max sudah termakan oleh ucapannya. Ia menyeringai senang.

"Oh... Kau menyebut istriku sebagai ja**ng?" max menekan suaranya.

"Ya tentu saja. Maka dari itu tinggalkan saja ja**ng itu lalu kembali padaku" Chloe kembali mencoba merayu dengan ia yang melangkah mendekati max. Menempelkan tangannya di dada max lalu menyentuh lengan atas max yang kokoh.

Wanita ini sungguh sudah gila. Ah ia memang gila karena max lebih memilih Ellena ketimbang dirinya. Chloe sebenarnya adalah teman Max dulu, karena Chloe adalah anak dari rekan kerja ayahnya. Namun Chloe salah mengartikan pertemanan itu adalah hubungan yang lebih.

Hingga dimana Max melamar Ellena di pesta ulang tahun perusahaan, Chloe mengamuk mengatakan seharusnya Max melamarnya bukan Ellena. Chloe berubah terobsesi pada Max oleh karena itu keluarganya membawa Chloe ke luarnegeri setelah Chloe berusaha membunuh Ellena.

"Berhentilah Chloe. Jangan jadi wanita tanpa harga diri. Aku sudah menikah dan itu dengan Ellena. Terima ini dan carilah seorang pria yang menerimamu apa adanya" Max berusaha memberi pengertian.

"Tidak ada yang sepertimu Max!!! Aku hanya ingin dirimu hanya kau!! " melangkah mendekat lalu berusaha mencium Max yang segera Max hindari lalu menampar Chloe dengan keras sehingga ia jatuh terhuyung ke belakang.

"Kau gilaaa!!!  Keluarr dari sini dan jangan ganggu aku lagi"Max berteriak marah. Menunjuk kearah pintu pada Chloe yang terduduk diam sembari memegang pipinya.

Chloe tersenyum sinis.

"Kau akan menyesal Max. Kau akan menyesal membuat aku seperti ini. Tunggu aku kembali dan menghancurkan hidup kalian. Aku bersumpah untuk itu" Chloe berucap penuh dendam amarah. Lalu melangkah terseok keluar dari ruangan Max.

Setelah beberapa saat menenangkan diri Max melangkah ke arah sofa lalu menghempaskan tubuhnya disana. Ia memikirkan ancaman Chloe, ia tidak khawatir pada keselamatan dirinya. Namun saat ini yang menjadi fikirannya adalah keselamatan dua permatanya Ellena dan Baby Mikael sang anak.

Max akan menambah penjagaan untuk Ellena dan Mika sekarang. Menghela nafas lelah lalu bangkit melangkah ke meja kerjanya. Mempersiapkan diri untuk rapat yang akan berlangsung sebentar lagi.

*****
"Dia kembali. Maka keberuntungan akan ada di pihakku. Aku akan memanfaatkannya lalu BOOOMMM Max Einhard akan hancur hahahhahaha" Someone.
*****
Sedangkan di mansion tengah terjadi kericuhan karena Baby Einhard. Dia membuat semua ruangan penuh tepung. Semua ini dimulai saat Ellena mengajak sang baby untuk membuat kue agar lupa dengan keinginannya untuk ikut dengan daddynya.

Namun ternyata itu adalah pilihan yang salah karena Mika malah menumpahkan tepungnya kelantai saat Ellena mengambil telur dikulkas. Memainkan tepung itu dengan riang lalu mulai menyebarkannya ke seluruh ruangan.

Ellena yang sudah mendapatkan telur segera berbalik ke arah meja kecil tempatnya bersama mika akan membuat kue. Namun kehancuranlah yang ia dapat saat dapur kesayangannya yang semula berwarna emas sekarang tertutup oleh warna putih.

"Ohh astaga. Apa terjadi gempa bumi hingga semua jadi seperti ini" Ellena pusing sekarang.

Di tatapnya sang anak yang sedang berdiri dengan cengiran. Menyembunyikan kedua tangannya agar sang mommy tidak tau bahwa ia yang berbuat nakal.

"Baby, siapa yang sudah nakal buat dapur mommy kotor heum?" Ellena bertanya pada babynya yang mulai menundukkan kepala takut dimarahi.

"Nooo.. Bucann mica mommy" tak mau mengaku ternyata.

Padahal seluruh badan sudah tertutupi tepung.

"Ohhh bukan baby ya,, lalu siapa yang melakukannya?" Tanya Elena lagi.

"Mommy" jawab mika lantang.

"Eh kenapa mommy yang melakukannya? " Ellena tercengang seenaknya saja si anak nakal ini bilang dirinya yang mengotori dapur.

"Ndaak tauuu.. Pokokna mommy yang buat kotol-kotol semua" mika kekeh mengatakan sang mommy yang bersalah.

"Astaga anak nakal" Ellena yang geram segera mengangkat sang anak ke dalam gendongan.

"Baby hari ini sudah jadi bad boy.. Nanti mommy akan bilang pada daddy biar baby di marahi" Ellena mengancam Mika agar mengakui perbuatannya.

Mika yang mendengar akan diadukan pada sang daddy mulai takut. Ia tidak mau daddy kesayangannya marah nanti jadi ia akan mengaku saja sekarang.

"Hueee noo janan biyang-biyang daddy mommy. Micaaa sowwy pwease... No badboyy micaa goodboy.. Janan biyang daddy yaaa.. Nanti daddy ndak kacih micaa mainan yagi huhu" mengaku akhirnya walaupun harus ada drama menagis dulu. Ellena terkekeh ancaman daddy akan selalu ampuh pada babynya. Dasar anak daddy.

"Okeh mommy tidak bilang pada daddy. Tapi sekarang baby harus mandi terus makan lalu tidur siang oke? " Ellena mengajukan syarat.

Mika hanya mengangguk menyetujui. Pokoknya daddy kesayangannya todak boleh tau dia nakal. Nanti daddy tidak mau gendong lagi kan mika sedih.

*****
Jam 7 malam Max sampai kerumah. Ellena menyambut di depan pintu lalu mengambil tas di tangan max. Hendak melangkah masuk saat max menahan tangannya. Ellena menatap bingung max yang terdiam lalu menghela nafas gusar.

"Max,  kena.... "belum selesai kalimat Ellena, Max memotongnya.

"Dia... Kembali"

******
Huaaaaa...
1000+ word masa?
Konfliknya ngena ga?
Zaza baru pertama kali buat yang konflik begituan heuheu terinspirasi dari tontonan mama zaza yang ku menangissss... Wkwk
Becanda deng..  🤣🤣🤣
Semoga suka yahhh
Luv U semua 💙💙💙💙
Salam sayang dari mikael 😘😘😘
Sampe ketemu di chapter depan dadahhhh 🌷🌷🌷🌷🥀🥀🥀

Baby Mikael Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang