30. Hari-H
HUJAN deras mengguyur wilayah Bantul dan sekitarnya malah nyaris satu hari kalaupun berhenti hanya sebentar, setelahnya akan kembali deras. Sebelum diguyur hujan fenomena alam yang jarang terjadi masih menghiasi bumi Kemusuk—burung gagak dalam jumlah yang tidak sedikit bermunculan di langit Kemusuk saban hari sudah hampir sepekan, biasanya gagak akan terlihat di area pemakaman atau sawah warga. Anehnya lagi paling sering para gagak terbang mengitari kediaman Mbah Gimbal dan Poniyem saat malam hari, peristiwa tersebut disaksikan langsung oleh beberapa warga yang sedang mendapatkan jadwal ronda pada malam itu.
Banyu sedang bertandang di rumah Bapak bocah ajaib itu akhir-akhir ini sering menghabiskan hari-hari di rumah ini, dibandingkan di rumah sendiri. Mas Yudis sesekali menemani, tetapi terkadang ditemani oleh Ibu hanya duduk-duduk dan mengobrolkan banyak hal—beberapa kali Banyu meminta Ibu untuk membacakan dongeng atau cerita rakyat dari buku yang dipinjami Mas Yudis. Bapak dan Mbah Gimbal masih disibukkan dengan pekerjaan di Kasongan pesanan gerabah mengalami kenaikan sampai tiga kali lipat dari sebelumnya.
Siang itu Banyu dan Ibu sedang menghabiskan waktu bersama di ruang tamu, Mas Yudis masih di sekolah baru pulang sore nanti sementara Aryo dan Ayana menggantikan menjaga toko di pasar Beringharjo. Ibu terlonjak tiba-tiba Banyu melayangkan pernyataan yang membuatnya bingung di tempat. Pernyataan tersebut tercetus mungkin karena beberapa hari ini burung gagak sering kali muncul, bocah seperti Banyu ini tentu tidak akan melewatkan momentum yang tidak biasa ini.
“Burung gagak sering dikaitkan dengan mitos mengerikan, bahkan sebagian orang percaya gagak merupakan pertanda sial dan berbau mistis. Kenapa dianggap demikian padahal gagak tidak seburuk itu.”
Datar saja wajah Ibu sebelum menyahuti.
“Hm ... mungkin karena warnanya yang hitam pekat serta suaranya yang khas membuat sebagian orang beranggapan, burung gagak merupakan spesies yang bisa membawa kesialan dan pengantar kematian.” Dielusnya rambut bocah bermata putih itu.
Banyu termangu, padahal warna bulu gagak tidak semuanya hitam pekat ada yang putih, cokelat, dan abu-abu, kedua bola mata putihnya itu bergerak ke kiri dan kanan Ibu mengamati baik-baik wajahnya. Banyu menyampaikan beberapa hal kepada Ibu teringat perkataan Mbah Gimbal beberapa hari sebelum gagak-gagak muncul dan sangat antusias Ibu berkenan mendengarkan. Buyutnya itu pernah berkata seperti ini, gagak dianggap buruk karena stigma masyarakat itu sendiri yang belum paham meskipun tanda-tanda kehadiran gagak sudah terjadi sejak zaman ribuan tahun silam. Namun, agaknya kurang tepat kalau harus memercayai mitos-mitos tersebut.
Mbah Buyut juga menambahkan, seharusnya jangan terlampau terlena dengan mitos yang sering beredar terkait burung gagak karena bisa jadi mitos yang terdengar buruk dan gelap itu merupakan campur tangan yang sudah terkontaminasi dengan ilmu hitam——‘salah satunya para dukun sejak zaman dahulu yang mengaitkan kesialan dan kematian dengan gagak. Padahal Al-Quran sudah menjelaskan pada surah Al-Maidah ayat 31, ‘Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepada (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Bukankah itu sudah jelas apa fungsi burung gagak yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Second
Misterio / SuspensoBUKU harian peninggalan Eyang Kakung menyimpan banyak rahasia. Semula hidup Aryo baik-baik saja, hari berikutnya gara-gara tinggal satu atap bersama Profesor Abdul rahasia demi rahasia di masa lalu kembali terkuak, serta beberapa kali mengalami peri...