Ada hal yang harus orang lain tahu. Seperti tentang rasa bahagiamu, juga ada hal yang cukup diri sendiri saja yang tahu. Seperti rasa sakit yang kamu dapat dari orang yang paling kamu sayang.
***
Hari itu Alga mengajak Alea berkumpul dengan sahabat yang lain di Caffè Green House, seperti biasa saat hari minggu. Meski sempat menolak karena ada pekerjaan yang belum selesai, Alea akhirnya tetap ikut juga karena dia butuh liburan.
Giring juga mengirimkan pesan ke grup bapak-bapak sebelum berangkat ke Base mereka.
Sedari dulu memang tempat berkumpul mereka ada di sana. Bukan hanya dekat dengan komplek rumah orang tua mereka, juga karena memang tidak pernah berubah. Apalagi sang manager Caffè yang sudah mengenal mereka dengan baik.
Hanya Ryan, Duta, Chanyul dan Niji yang tidak ikut serta karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan.
"Al, tolong bawain minumnya," pinta Sintya sembari berjalan menuju tempat pemesanan.
Alga berjalan mengekori Sintya yang sedari tadi memang menunggu minuman yang dia pesan. Mungkin karena hari sangat panas, jadi para ibu-ibu mengeluh terus dari tadi.
"Ini pesanan Alea?" tanya Alga saat menerima nampan berisi 3 gelas minuman sama.
"Iya."
"Banyak banget?"
"1 buat lo, 2 buat Alea," kekeh Sintya. Alga hanya mengerutkan kening karena bingung. Tumben Alea kuat minum 2 gelas Machiato dingin dalam sekali pesan.
Tidak ada obrolan serius diantara mereka. Mungkin, hampir selalu tidak ada obrolan yang sangat penting.
Kalau dulu mereka berkumpul hanya untuk bercanda, berantem, adu jotos, adu mulut, rebutan stick PS, bahkan rebutan remote TV, berbeda dengan sekarang.
Apalagi ibu-ibu. Sintya dan Helena sedang hamil. Masing-masing berumur 20 dan 18 minggu. Mungkin karena jarak pernikahan Pandu-Sintya dan Jongki-Helena tidak terlalu jauh.
Seharusnya keadaan serupa juga terjadi di rumah tangga Alga-Alea, Tony-Tania, dan Giring-Dewi.
Tania tidak bisa ikut karena masih sering mual. Masih semester awal kehamilan, jadi wajar saja Tania lebih banyak di rumah.
Sedangkan Dewi? Baru saja Giring mengatakan kalau Dewi positif hamil setelah 4 bulan pernikahan mereka.
Mengetahui kabar baik itu membuat Alga merasa senang sekaligus cemburu. Dewi positif, sedangkan istrinya tidak tahu kapan.
Ada rasa kesal yang tiba-tiba muncul, mengingat Alea sempat meminum obat pencegah kehamilan.
"Gue yakin, soon kabar baik ini terdengar lagi," kata Giring sambil melirik Alga yang duduk malas.
"Gue aminin," jawab Sintya. "Lea, Alga, kalian kan udah jadi suami istri, coba ganti panggilan. Jangan pakai lo-gue terus. Kesannya kayak masih pacaran."
"Emang kita masih pacaran, kan?" Kata Alga santai.
"Ya, bukan gitu maksud Sintya. Panggilan itu nggak cocok aja buat kalian lagi. Ingat, udah tua. Kecuali kalau sama kita-kita," sambung Pandu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey (Hiatus)
Любовные романыMenikah. Hal yang sangat Alea nantikan setelah dirinya memantapkan hati untuk mengarungi bahtera rumah tangga dengan Alga. Expetasi Alea tentang kehidupan pernikahan begitu harmonis, apalagi suaminya adalah Alga. Laki-laki yang selama ini mengisi pe...