Alga terbangun dalam posisi tengkurab. Dia merasa kulitnya sangat kedinginan akibat AC dan jendela yang terbuka lebar. Dia tidak menengok jam weaker di nakas maupun jam di dinding. Matanya masih setengah melek ketika menyadari istrinya sudah tidak di tempatnya.Laki-laki itu mengecek tubuhnya yang ternyata penyebab utama dia kedinginan adalah dia tidak memakai sehelai benang pun. Dia lupa semalam dia yang memulai pertarungan.
Tangan kanannya menarik selimut sampai sebatas perut, dan tangan kirinya meraba ke seluruh kasur, bahkan ke lantai mencari celana pendeknya.
"Ya.....," panggil Alga masih dalam keadaan ngantuk. "Alea......"
Alga menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Sayang.......," panggil Alga lagi, kali ini cukup lantang. "Dimana sih?"
Alga bangun, memakai kaosnya, lalu mengecek kamar mandi. Tidak ada Alea. Dia memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencari Alea ke kamar Avian.
Nihil. Hanya ada Avian yang masih tertidur pulas. Alga turun dan menuju dapur. Tidak ada Alea, hanya ada si Mbak yang sedang mulai beberes.
Si Mbak melihat Alga dengan keadaan setengah mengantuk sambil garuk-garuk kepala. Terlihat kebingungan dan mencari sesuatu.
"Butuh apa, Pak?"
"Butuh istri," jawab Alga, lalu pergi dari sana. Si Mbak mengerutkan kening karena jadi ikut bingung.
Alga kembali naik ke lantai atas. Pagi-pagi begini memangnya Alea pergi ke mana? Dia lupa kalau dia punya ponsel.
Alga duduk di ranjang kamar Avian sambil mengecek nomor Alea. Tidak ada pesan atau panggilan tak terjawab dari istrinya itu.
"Di mana sih?" tanya Alga entah pada siapa.
Seketika dia ingat, kenapa dia tidak mengecek barang-barang Alea? Tas atau sepatu?
Sebelum dia melakukan itu, panggilan masuk dari Alea menghentikan Alga yang hendak beranjak dari duduknya.
"Kamu di mana?"
"Maaf, Sayang. Aku lupa hari ini harus ke bakery pagi banget. Lagian hari ini kamu cuti. Jagain Avian, ya?"
"Aku sendiri yang jagain Vian?"
"Iya. Si Mbak juga kemarin udah bilang mau nemenin adiknya di rumah sakit. Jadi kamu di rumah aja jagain Vian, ok?"
"Duh.......," Alga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"I'll give you everything."
Alga tersenyum lebar. "Setuju!"
"Semua catatan yang harus kamu lakuin aku taruh di atas lemari pakaian Avian. Cek dulu."
Alga bangkit dan menuruti apa kata Alea. Dia membaca catatan yang bisa dikatakan tidak banyak namun rumit.
"Semua ini? Sendiri?"
"Bisa dong pasti. Ya kan? Bikin Avian aja kamu bisa, masa ngurus dia nggak bisa? Nanti juga Zona bakal main sama ayahnya ke rumah."
"Janji, ya, apa aja?"
"Iya, janji."
"Ya udah. Jangan lupa istirahat."
"I love you."
"Love you more."
⚫️⚫️⚫️⚫️⚫️
Setelah puas bermain air dengan sang putra, kini Alga sudah bersiap dengan celana training dan hoody. Demikian pula Avian yang sudah ia dandani sedemikian rupa. Avian bangun jam setengah 6 pagi, belum terlalu siang untuk melakukan aktivitas minggu pagi. Bedanya, ini hari senin. Meski begitu dia yakin hari ini taman dan alun-alun pasti ramai karena sedang tanggal merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey (Hiatus)
RomanceMenikah. Hal yang sangat Alea nantikan setelah dirinya memantapkan hati untuk mengarungi bahtera rumah tangga dengan Alga. Expetasi Alea tentang kehidupan pernikahan begitu harmonis, apalagi suaminya adalah Alga. Laki-laki yang selama ini mengisi pe...