Keberuntunganku ialah memiliki kamu. Kebahagiaan adalah kamu. Masa depanku juga kamu. Segalanya tentang kamu, tidak akan ada gantinya.
***
2 hari setelah pernikahan.
"Alga!"
Teriakan nyaring itu membuat matanya terbuka sedikit demi sedikit.
"Alga! Ngapain tidur di sini!"
Alga menghela napas pelan. Ia yakin semalam ia tidak merangkak naik ke kasur hanya untuk tidur dengan nyaman.
"Apa, sih, Ya? Pagi-pagi juga," kata Alga sambil mengulet.
Pukulan bantal guling menyambut pagi Alga yang begitu cerah. Istrinya benar-benar beruang saat kedatangan bulan. Ah, Alga tidak membenci itu, hanya saja dia cukup tersiksa dengan tidur di sofa semalaman.
"Iya gue bangun," suara Alga serak. Setelah laki-laki itu duduk dan menahan bantal guling yang akan Alea pukul ke punggungnya, dia memeluk Alea dan mengecup dahi istrinya.
"Morning," lalu turun dari ranjang dan sempoyongan menuju kamar mandi.
Alea tersenyum melihatnya. Akhir-akhir ini dia sering mengamuk, bahkan setelah 2 hari resmi jadi nyonya Adiyasa. Dia tertawa pelan. Kasian suaminya.
"Mau gue bikinin sarapan apa?" tanya Alea sambil mengetuk pintu kamar mandi.
"Serah. Apa aja gue makan," jawab Alga. Suaranya masih terdengar mengantuk karena laki-laki itu sesekali menguap lebar.
Alea beranjak ke depan cermin rias, mengucir rambutnya dan segera turun ke dapur.
Masih jam 5 pagi. Semua orang juga masih di dalam kamar kecuali si Mbak yang biasa datang jam segini untuk mulai membantu membersihkan rumah.
Alea masih mengenakan baju tidur panjangnya saat ini. Sudah dua malam dia memakai itu terus, menjaga Alga agar tidak lari ke arahnya karena dia memakai baju tidur yang—bisa dibilang—seperti Bikini.
Itu masih menjijikan untuk dipakai menurut Alea. Dia menikmati perannya sebagai istri di hari kedua. Tapi, entah nanti setelah masa bulannya lewat. Ia yakin Alga tidak akan melepaskannya begitu saja.
Tunggu sampai lo selesaikan tamu lo itu. Gue nggak bakal tinggal diam.
Alea bergidik ngeri saat mengingat kata-kata Alga beberapa hari yang lalu, saat mereka selesai resepsi.
"Non, baju yang di keranjang atas mau saya cuciin sekalian?" tawar Mbak Eni.
"Nggak, Mbak. Makasih. Nanti biar aku aja yang nyuci. Ada baju Alga sama Akbar soalnya," tolak Alea ramah.
Perusahaan Alga memberikan cuti selama seminggu setelah pernikahan untuk Alga. Sedangkan dia terpaksa resign dari pekerjaannya. Jadi, selama dia belum kembali masuk kerja, dia akan menikmati hari-harinya sebagai istri.
Seperti biasa, Alea memasak sarapan untuk Alga sebelum suaminya turun dari lantai dua. Untung saja Alga bisa memaklumi dirinya yang tidak begitu pandai memasak.
Yah, lagi-lagi omelet. Suaminya tidak pernah mengeluh bosan. Mungkin, selain dirinya, omelet buatannya juga soulmate dari suaminya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey (Hiatus)
RomanceMenikah. Hal yang sangat Alea nantikan setelah dirinya memantapkan hati untuk mengarungi bahtera rumah tangga dengan Alga. Expetasi Alea tentang kehidupan pernikahan begitu harmonis, apalagi suaminya adalah Alga. Laki-laki yang selama ini mengisi pe...