Faiz menatap lembaran brosur universitas negri yang ia kumpulkan beberapa bulan ini, beberapa bahkan sudah kusut dengan beberapa coretan bolpoin merah, Faiz sengaja menandainya hanya untuk memotivasi dirinya bahwa dia mampu masuk ke salah satu jurusan yang ia inginkan.
Sebenarnya Faiz bukan tipe pemilih yang penting dia masuk Universitas negri itu saja, dulu memang dia punya cita-cita tinggi ingin masuk kedirgantaraan di institut tebaik di indonesia hingga dia belajar dengan giat.
Tapi semua berubah, kini semua amat menyiksa baginya, hingga bernapas pun sulit baginya, kerja 5 sampai 6 jam sehari, sekolah, tugas, dan bimbel pagi sudah sangat melelahkan, tanpa hari libur, bahkan hari jum'ad dan sabtu terkadang subuh dia baru pulang.
Tapi dia harus tetap melanjutkan sekolah, harus tetap pandai agar kakaknya bangga, agar pamannya nggak merasa sia-sia membesarkannya juga agar dia bisa bekerja dengan layak dan bisa membelikan apa yang putri bulannya inginkan tanpa harus menimang besok makan apa
Belum selesai memikirkan kekacauan yang menyelam dikepalanya, suara Bayu yang kembali dari membeli nasi goreng membuyarkan semua fikirannya, biarlah dirinya sendiri yang tau betapa sulitnya berjuang untuk hari esok, orang lain cukup tau saja dirinya yang haha hihi dengan kehidupan, biar dirinya sendiri yang merasakan tekanan mental dan fisik.
Faiz meletakkan bolpoinnya dan beranjak keluar, dilihatnya Bayu yang datang dengan menenteng banyak kantong plastik
"nih gue orangnya mah baik, tau temennya masuk angin gue beli in teh panas sama obat, katanya iklan di tv sih manjur banget"
"baik banget lo emang teman ter peka sedunia" kini giliran Faiz yang mendramatisir keadaan
"khelia belum sampai?" tanya Bayu saat dilihatnya hanya Faiz yang berada di rumah
Faiz yang ditanya mengedikkan bahu, masalahnya dia tidak tahu kenapa Bayu menanyakan hal itu "emang kenapa?"
Sembari mengeluarkan isi dari dalam kantong Plastik tangannya menyerahkan hp pada Faiz, Faiz menerima saja dan melihat isi dari pesan tersebut
Intinya bayu bertanya pada Khelia jika orang masuk angin dikasi apa, dan berkata kalau si Faiz sedang masuk angin sehingga dia bersikeras untuk datang ke rumahnya
"anjiir lah kaya orang mau sekarat aja gue di samperin cewek ke rumah, orang gue Cuma pusing sama mual dong abis minum obat juga bakalan sembuh"
"tau tu temenlo"
"lo juga anjiir pakai tanya segala, faedahnya apaan coba?"
"nah kan gue nggak tau harus beli apa, dan kayaknya hanya si Kheli yang mengerti masalah rumah"
"serah dah bodo amat"
***
Hari sudah menunjukkan pukul 7 malam, tetapi pusing yang diderita Faiz dari tadi tidak kunjung reda juga, khelia yang sudah berada di rumahnya sejak beberapa menit yang lalu sambil membawa beberapa makanan juga tak kunjung di tanggapi oleh Faiz, awalnya hanya pusing sedikit dan mual, tapi setelah dia memakan bihun goreng yang dibeli Bayu malah membuatnya memuntahkan isi perutnya
Sialan emang perutnya menyia-nyiakan uang 10 ribu untuk beli bihun, meski tidak menggunakan uangnya sendiri tetep aja dia merasa menyia-nyiakannya
"makannya gue teruh dapur Iz, entar lo makan deh kalau udah enakan, gue yakin lo kaya gini tu bukan karena nyuci baju, ngaku deh lo dari tadi makan apa aja" udah berasa jadi ibu-ibu yang ngomelin anaknya khelia mah.
"dari tadi pagi gue cuman makan di BK dong sama bihun goreng yang tadi udah keluar semua" jawab faiz mengingat-ingat kembali apa yang dia makan, tadi pagi bahkan dia tidak sempat sarapan, kalaupun dia keracunan makanan bukan masuk angin harusnya bayu kena, kan makanan yang dia makan sama
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess for faiz
Teen FictionBayi itu "Keza" Putri bulan untuk faiz Pembawa lentera dalam gulita "Ahhh... sepertinya dia salah" faiz menghela napas, menghapus kembali sinopsis yang kini telah tertera pada layar ponselnya "Keza semangatku... tujuan hidupku, tujuan pendidikanku...