2#Vanya dan Sagara

906 51 8
                                    

بسم اله الر حمن الر حیم

Ku awali hari pertama ku bersamamu dengan bismillah.

~•Badboy My Husband•~

Keesokan harinya...

Jas dokter telah terpasang anggun menutupi kemeja biru muda yang ia kenakan. Juga jilbab yang senada dengan kemejanya menutupi mahkota kepalanya yaitu rambut. Rok sepanjang mata kaki menutupi kedua kakinya. Sepatu dokter yang ia kenakan menjadi alas kakinya. Sedikit polesan bedak bayi dan pelembab bibir menambah tingkat kecantikan sang dokter yang bernama Vanya Anggraini Pradita Agasthya itu.

Ia duduk didepan meja rias sambil menunggu sang suami yang tengah bersiap-siap dengan seragam sekolahnya. Vanya berbalik setelah sang suami selesai memakai seragamnya. Senyumannya pudar ketika melihat penampilan suaminya yang sangat-sangat jauh dari kata rapi. Ia berdiri dan berjalan mendekat.

" Itu kenapa penampilannya kayak gitu?! Mau jadi preman?!" Tanya Vanya kesal. Suaminya yang memakai seragam putih abu-abu yang ber tag name Sagara A itu mengangkat sebelah alisnya.

" Gue biasanya juga gini kesekolahannya." Jawab Sagara datar. Tangan Vanya terlulur membantu mengancingkan kancing seragam sekolah Sagara.

" Ubah penampilan kamu! Kayak preman tau nggak?! Seenggaknya kancingnya dikancingin semua! Terus pakek dasi!" Ucap Vanya seperti ibu-ibu yang mengomeli anaknya. Sagara tak menjawab. Ia menatap intens Vanya yang sedang mengancingkan baju seragamnya.

" Mana dasinya?" Tanya Vanya. Sagara mengambilnya dari saku celana seragamnya sebelah belakang, lalu memberikannya pada Vanya. Vanya menerimanya dan membantu Sagara memakaikannya.

' Kalo diliat-liat, Vanya cantik juga, ya?' Batinnya.

' Apaan sih?! Nggak jelas!' Batinnya menjerit dan menepis jauh-jauh pikirannya itu.

" Udah. Kapan mau berangkat?" Tanya Vanya. Sagara mengambil jaketnya.

" Sekarang!" Ucapnya lalu berjalan mendahului Vanya.

" Sabar, Van. Itu suami kamu." Ucap Vanya mengabarkan diri. Ia mengambil tas cangklong nya dan berjalan menyusul sang suami.

🍡🍡🍡

" Nggak mau sarapan dulu, Gar? Mumpung masih ada waktu dua puluh menitan sebelum kamu masuk." Ucap Vanya sambil melihat jam yang bertengger manis di pergelangan tangannya.

" Nggak. Gue langsung aja." Balas Sagara datar. Vanya hanya bisa menghela nafas dalam.

" Yaudah. Kalo gitu hati-hati. Jangan ngebut bawa motornya! Juga jangan lupa makan!" Ucap Vanya memberi pesan. Sagara menjawabnya dengan deheman lalu men stater motornya.

" Eh, Gar?" Panggil Vanya saat Sagara akan mengendarai motornya. Sagara menoleh.

" Apa lagi?" Tanya Sagara.

" Salim." ucap Vanya sambil mengulurkan tangannya.

" Salim?" beo Sagara.

" He'em. Sebagai tanda hormat seorang istri pada suaminya." ucap Vanya memperjelas. Sagara ber'oh'ria lalu mengulurkan tangannya untuk membalas ukuran tangan Vanya. Vanya mencium punggung tangan Sagara.

" Gue duluan." ucap Sagara.

" Iya. Jangan ngebut dan jangan lupa makan!" pesan Vanya lagi. Sagara mengangguk dan mulai melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi.

" Baru aja gue bilang, jangan ngebut. Malah ngebut!" ucapnya dongkol.

" Hai, Van?" sapa seseorang dari arah belakang Vanya. Vanya berbalik badan.

Badboy My Husband (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang