8#Kapan Punya Anak?

809 54 3
                                    

بسم الله الر حمن الر حیم

Aku tak ingin membuat kamu dan mereka menunggu. Karena aku perempuan diciptakan untuk menjadi ibu dari anak-anakku kelak.

~•Badboy My Husband•~

" Kalian kapan mau kasih Papi sama Mami cucu?"

Uhuk!

Vanya terbatuk air liurnya sendiri.

" Eh eh eh, Vanya?! Kamu kenapa?!" Kaget Reina langsung memberikan minuman Vanya. Vanya menerimanya dan meminumnya.

" Makasih, Ma." Ucap Vanya sambil tersenyum tipis.

" Sama-sama, sayang. Kamu kenapa?" Tanya  Reina lembut. Vanya tak berani menatap maya Reina saat ini.

" Kamu belum siap punya anak ya, Van?" Tanya Reina lagi. Dari nada bicaranya, Reina tampak kecewa.

" Kalau Sagara sih oke-oke aja, Pu. Tapi Vanya belum siap, Pi." Bukan Vanya yang menjawab, melainkan Sagara. Terdengar helaan nafas kacewa dari Tyo ataupun Reina.

" Kita nggak bisa maksa Vanya buat siap, Pi. Nanti malah berefek buruk bagi kesehatan dan mental Vanya." Tutur Sagara bijak.

" Maaf, Mi, Pi." Lirih Vanya. Reina tersenyum tulus. Tangannya mengelus kepala Vanya yang tertutup oleh hijab.

" Nggak papa, Vanya. Kami akan menunggu sampai kamu siap. Tapi jangan buat kami lama untuk menunggu. Karena menunggu itu sakit." Ucap Reina dramatisir. Senyuman Sagara luntur ketika mendengar kalimat akhir dari Reina.

" Ck. Korban sinetron!" Cibir Sagara.

" Gapapa korban sinetron. Yang penting ga korban bucin." Balas Reina dengan santainya.

" Ck. Aku ngalah, deh." Decak Sagara. Reina tersenyum penuh kemenangan.

" Maaf ya, Van. Mami mu sama Sagara emang gitu kalo jadi satu." Ujar Tyo. Vanya tersenyum dan mengangguk.

" Nggak papa, Pi." Jawab Vanya lembut.

" Nggak usah lembut-lembut gitu sama Papi!" Kesal Sagara.

" Loh? Emang kenapa? Apa salahnya?" TANYA Vanya. Ia barniat untuk menggoda Sagara.

" Tau lah. Aku mo kekamar!" Kesal Sagara lalu beranjak dari duduknya. Vanya, Reina, dan Tyo terkekeh melihat tingkah Sagara yang seperti anak kecil.

" Sagara emang gitu orangnya." Ucap Reina membuat Vanya menoleh.

" Dia aslinya baik, humoris, dan lembut. Namun karena Mami sama Papi terlalu sibuk dengan pekerjaan kami, membuat Sagara merasa tak dipedulikan lagi. Kami lalai dalam menjaga Sagara hingga ia menjadi anak berandalan seperti sekarang ini. Kami kurang memberi kasih sayang pada Sagara hingga membuat Sagara memberontak." Reina menyurahkan kisah tentang kehidupan Sagara. Tak terasa air matanya menetes. Tyo mengelus punggung istrinya lembut.

" Dan cara satu-satunya untuk merubah sifat dan sikap Sagara adalah menikahkannya dengan kamu, Vanya. Mami berharap, ia bisa mendapatkan kasih sayang dari seorang istrin dengan penuh. Vanya? Mami mohon. Tolong bahagiakan Sagara.

Jangan buat dia kecewa. Maaf jika Sagara pernah mengecewakan kamu. Dan jika Sagara membuatmu kecewa yang sangat besar, bencilah kami. Jangan membenci Sagara. Karena itu salah kami yang gagal mendidik Sagara untuk menjadi anak yang baik." Ujar Reina seraya menggenggam kedua tangan Vanya. Vanya ikut meneteskan air matanya. Namun ia berusaha untuk tersenyum.

" Iya, Mi. Sebisa mungkin, Vanya akan membahagiakan Vanya. Insyaallah, Vanya nggak akan kecewain Sagara. Vanya udah maafin kesalahan Sagara, Mi. Lagian, itu wajar. Itu karena Sagara belum bisa nerima Vanya sepenuhnya. Vanya nggak akan pernah membenci Sagara atapun Mami sama Papi. Vanya akan berusaha untuk membuat Sagara untuk menjadi orang yang lebih baik." Ujar Vanya tulus. Reina memeluk Vanya.

Badboy My Husband (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang