10 || Benci

154 23 6
                                    

“Aku selalu berharap kamu kembali bersamaku. Namun, sekarang kamu bahkan membenci aku.”

—Alina Bagaskara.

  🥀

“Ghifar!”

Alina terus berlari mengejar Ghifar, pria itu terus menjauh darinya, bahkan tidak mau menatapnya.

“Aku mau bicara!” teriaknya lagi. Namun, sayangnya Ghifar tak mendengarkannya.

Ghifar sudah lelah menghadapi Alina, perbuatannya tadi pagi benar-benar keterlaluan menurutnya.

“Tolong berhenti,” lirih Alina.

Ghifar menghentikan langkahnya, menatap Alina yang tersenyum sambil berlari ke arahnya, gadis itu kemudian memeluknya sangat erat.

“Kenapa kamu menjauh dari aku? Kamu marah?” tanya Alina.

Ghifar diam.

“Aku minta maaf, aku tau aku salah. Tolong jangan tinggalin aku lagi, ya.” Kini Ghifar menatap Alina cukup tajam. Kemudian pria itu menyuruh Alina menjauh.

“Minta maaf ke Riri sana, lo emang gak mikirin perasaan dia? Lo tau alasan gue benci sama lo? Karena sikap lo ini, lo itu cuma peduli nilai, padahal dulu Riri juga teman lo kan?”

Ucapan Ghifar begitu menusuk ke hati Alina, gadis itu menunduk, tidak berani menatap Ghifar.

Ghifar menatap ke sekelilingnya, betapa terkejutnya dia ketika melihat seorang perempuan yang melihat dirinya dan Alina dari kejauhan.

“Aletta!”

🥀

Richard menatap sebuah rumah megah di hadapannya. Jika bukan karena Syakira ia tak ingin ke sini dan menemui ibu tirinya lagi.

Richard melangkah masuk, membuat Lisa yang tadi sedang duduk bersantai langsung tersenyum melihat Richard pulang.

“Richard kok gak bilang kalau mau ke sini? Mama belum siapin makanan buat kamu,” ucap Lisa yang membuat Richard mendengus sebal.

“Siapa juga yang mau makan masakan Anda, takut ada racunnya,” jawab Richard membuat Lisa mengepalkan tangannya. Ia harus bersabar menghadapi Richard yang benar-benar sulit untuk diajak bicara.

“Richard!”

Suara teriakan terdengar, keduanya langsung menoleh ke sumber suara, menatap Rudi yang menatap Richard marah, sepertinya ayahnya mendengar apa yang dirinya katakan barusan.

Plak!

Lagi-lagi Rudi menampar Richard, sedangkan Richard hanya terdiam di tempat, mendengarkan apa yang ayahnya bicarakan.

“Kamu itu kenapa sih selalu seperti ini? Lisa sudah berusaha untuk menjadi Ibu yang baik untuk kamu,” ucap Rudi yang membuat Richard langsung tertawa mendengarnya.

“Cukup Bunda, aku gak butuh pengganti,” jawab Richard.

“Udah mas, Richard juga butuh waktu, aku yakin suatu saat dia pasti bisa menerima aku,” ucap Lisa yang membuat Richard kembali mendengus sebal.

“Lagian, gimana lo bisa sayang sama gue yang bukan anak kandung lo kalau lo aja nelantarin anak sendiri.” Lisa terdiam mendengar ucapan Richard.

Bagaimana anak laki-laki ini bisa tau? Pikirnya.

“Kenapa? Kaget ya? Lo kan ninggalin anak sama suami lo demi nikah sama papa gue kan?” tanya Richard lagi.

“Cukup Richard!” teriak Rudi.

“Tega-teganya papa ninggalin bunda demi selingkuh sama dia.”

“Aku yakin, pasti ada yang buat bunda celaka saat itu. Pasti ada yang merencanakan semuanya.”

Lanjut Richard yang membuat Lisa terdiam kembali.

Matahari Untuk RichardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang