22 || Matahariku

101 16 4
                                    

“Semuanya akan aku lakukan demi menyelamatkanmu, karena kamulah matahariku.”

—Dari Richard untuk Riri.

🥀

Riri terus terdiam sedari tadi, memikirkan bagaimana Richard dan teman pria itu di sana, memikirkan kondisi mereka, apakah mereka baik-baik saja atau tidak? Riri cukup beruntung karena disaat ia diculik, Richard dan dua orang temannya mengikuti mobil tersebut dan menyelamatkan dirinya, saat Faris dan Firman melepaskan tali yang mengikat tangannya, pria itu sempat menjelaskan kenapa mereka bisa berada di sini karena gadis itu cukup kebingungan.

Di saat Riri benar-benar sangat ketakutan, kini Richard ada untuknya dan mau melindunginya, orang yang menerima dirinya apa adanya, itulah seorang Richard Ardiansyah, pikirnya. 

Seorang laki-laki yang selalu bersikap dingin padanya, tapi nyatanya selalu tak suka jika ada orang lain yang berada di dekatnya, itulah seorang Richard Ardiansyah.

Dan terakhir, orang yang selalu berkata membencinya tapi selalu ingin melindunginya, itu adalah Richard yang sangat Riri cintai.

Ia berharap bahwa di sana Richard dan temannya baik-baik saja, dan akan menemuinya dengan selamat, semoga.

“Dia pasti akan baik-baik aja, lo tau sendiri dia gimana.” Firman terus mencoba menenangkan gadis yang berada di sampingnya yang sejak tadi terus gelisah.

Riri mengangguk, ia sangat berharap begitu.

“Dia kan orang yang sering berantem, jadi melawan orang-orang suruhan Fira pasti bukan hal sulit baginya.”

Firman agak terkejut mendengar apa yang Dinda katakan, bagaimana wanita paruh baya itu bisa tau?

“Saya kan sering mengikutinya karena penasaran hubungan apa yang dia dan anak saya punya,” jawab Dinda ketika melihat Firman keheranan.

Semoga kamu baik-baik aja ya, batin Riri sambil menatap gelang pemberian Richard yang sebelumnya terus ia simpan di saku celananya. Gelang itu Richard berikan kepadanya saat dirinya dan Richard masih berpacaran dulu, setelah putus Riri hanya menyimpannya, ia takut jika Richard tak suka jika ia memakainya.

“Riri!”

Riri benar-benar terkejut ketika seseorang meneriakkan namanya, lalu memeluknya secara tiba-tiba, suara pria itu seperti tak asing lagi baginya, tak salah lagi ia pasti Richard Ardiansyah yang selalu dirinya tunggu-tunggu kedatangannya.

“Kamu baik-baik aja kan?” tanya Richard pelan sambil terus memeluk gadis itu erat.

“Aku takut kamu kenapa-kenapa,” lirih Riri.

“Yang penting sekarang aku ada di sini buat kamu, aku gak bakal nyerah semudah itu jika menyangkut soal kamu, aku gak akan baik-baik aja kalau aku lihat kamu terluka,” bisik Richard hangat.

Mendengar itu Riri langsung membalas pelukan Richard, sampai seseorang di sampingnya berteriak cukup keras.

“UDAH DONG MESRA-MESRAAN NYA!”

Itu Faris, pria itu menatap keduanya tajam, dua orang itu seperti lupa jika di sini ada orang lain selain mereka. Dimas yang baru saja sampai tersenyum melihat anaknya bahagia, sepertinya sudah lama ia membuat Riri terluka, ia akan mencoba menerima Riri perlahan-lahan.

Sedangkan Dinda terlihat fokus menatap seorang gadis yang berada di samping Citra, itu pasti Aletta Amelia yang merupakan anak pertama Bagas dan Citra. Sebelumnya ia memang ingin mencelakakan gadis itu, sebelum ia salah sasaran dan berubah pikiran, Citra dan Bagas terlihat tak peduli dengan keberadaan Dinda, bahkan menganggap seolah-olah mereka tak mengenalnya. Melihat itu Dinda berdiri dari duduknya, wanita itu beranjak pergi menjauhi mereka.

“Tante Dinda mau kemana?” Riri bertanya sebelum Dinda berjalan semakin jauh.

“Sepertinya saya tiba-tiba Inget jalan pulang,” jawabnya sambil tersenyum tipis kepada gadis itu.

Dinda kemudian berlari, pergi menjauhi mereka, ia ingin pulang, ia lelah menghadapi ini semua, tapi ia harus pulang kemana? Di rumah pun ia hanya sendiri saja dan tak punya siapa-siapa.

Matahari Untuk RichardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang