05 || Dia Yang Kembali

169 25 6
                                    

“Kenapa lo kembali secara tiba-tiba? Kenapa lo seolah-olah lupa tentang semua yang pernah terjadi di antara kita.”

—Dari Alina untuk Ghifar Afgani.

🥀

Riri terdiam sambil memandangi foto dirinya dan Richard yang selalu ia bawa kemana-mana. Jam istirahat tiba, namun gadis itu lebih memilih berdiam di kelas.

Riri tersenyum. Namun, tak lama kemudian ia meneteskan air matanya ketika mengingat akhir dari hubungannya dan Richard.

Ia sakit ketika pria itu menganggap dirinya sebagai orang asing, ia sakit ketika pria itu seakan lupa tentang apa yang pernah terjadi di antara dirinya dan dia.

Ingin sekali Riri membencinya, ingin sekali Riri berhenti mengingatnya. Namun, kenapa itu sangat susah?

“Richard, kamu bahagia?”

Riri menangis melihat tangan nya yang terluka, bersyukur ia masih bisa lolos dari dua orang pria berbadan besar yang berusaha menculiknya. Ia memutar ban kursi rodanya sekuat tenaga, meskipun tangannya masih sakit karena terkena serpihan kaca.

Ia tak mengerti kenapa dua orang pria berbadan besar itu ingin sekali menculiknya. Ia nyaris tak tau sekarang harus apa.

Ia menatap ponselnya, gadis itu langsung menelpon Richard yang merupakan pacarnya, ia berharap Richard dapat menolongnya.

“Richard, kamu bisa jemput aku gak? Aku lagi—”

“Ri, kali ini gue gak bisa. Gue harus nemenin Alina,” potong Richard cepat. Riri merasa terluka, kenapa Richard selalu mementingkan Alina?

“Tapi kali ini aku butuh bantuan kamu! Tolong aku!”

“Gak bisa! Keadaan Alina sedang gak baik-baik aja! Gue harus ada di samping dia.”

Riri meneteskan air mata. Ia bertanya-tanya, kenapa Richard tak pernah memedulikan keadaannya?

“Iya.”

Riri pasrah ketika Richard mematikan teleponnya, kini ia bingung harus meminta tolong kepada siapa. Ayahnya? Tapi ia tak ingin menganggu ayahnya yang sekarang ada urusan yang sangat penting.

“Jangan takut, gue ada di sini.”

Riri menengok ke sumber suara setelah mendengar suara seorang pria yang seperti tidak asing lagi baginya. Ia melihat Ghifar yang tersenyum kepadanya. Bagaimana bisa pria itu tau keberadaannya?

“Kok kamu bisa ada di—”

Belum sempat Riri menyelesaikan kalimatnya, ia langsung dikejutkan dengan Ghifar yang menggendongnya dan membawanya menjauh dari tempat itu.

Kenapa di saat-saat seperti ini bukan Richard yang menemani? Bagi Richard, Riri adalah yang kedua setelah Alina.

Riri mengusap air matanya, ia benci mengingat saat-saat itu. Ingin sekali dirinya membenci Richard, tapi kenapa ia tak bisa? Bahkan untuk sekedar bersikap tak peduli kenapa pria itu pun ia tak mampu.

🥀

Ghifar berjalan di koridor sekolah, tak sedikit pasang mata yang menatap ke arahnya. Ini adalah hari pertamanya di sekolah barunya.

Akhirnya, setelah sekian lama gue bisa ketemu dia lagi, Batin Ghifar.

Kini ia mencari sosok yang ingin sekali ia temui, ia mencarinya kesana-kemari, berharap bisa bertemu sosok yang sangat ia rindukan, setelah lama tak bertemu.

Alina yang tanpa sengaja melihat Ghifar langsung terdiam di tempat, ia tidak sedang bermimpi kan? Ingin sekali ia menangis sekarang setelah melihat pria yang sudah lama sekali ia rindukan.

Ghifar menatap ke arahnya. Namun, hanya sesaat. Pria itu bersikap seolah-olah ia tak mengenal Alina, membuat gadis itu mendesah kecewa.

Ia benci ketika Ghifar memperlakukannya seperti orang asing.

“Gi—”

Baru saja Alina ingin menyapa pria itu. Namun, ia langsung terdiam kembali ketika melihat Ghifar berlari memeluk Riri yang baru saja datang bersama dengan Aletta.

“Ghifar kok baru kesini?” Riri menangis di pelukan pria itu. Ia benar-benar merindukan sosok Ghifar.

Ghifar pun membalas senyuman gadis dihadapannya, lalu menatap Aletta dan tersenyum kepada gadis itu.

Alina yang melihat itu memilih pergi, ia bertanya-tanya hubungan apa yang dimiliki keduanya? Begitupun dengan Richard yang tak sengaja melihat Riri tersenyum kepada seorang pria yang ia tak tau siapa.

Matahari Untuk RichardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang