•The Reaper
Cahaya matahari kian menyebar menerangi bumi meski sinarnya semakin lama semakin menyengat kulit lembut seorang gadis yang kini berjalan dengan susah payah menuju sekolah sembari mengangkat wadah berisi jualannya. Gadis bertubuh ideal itu melirik matahari yang kian meninggi sembari mendesah lelah kemudian lanjut berlari.
Meski dia menjalani pagi yang tidak menyenangkan gadis itu berharap setidaknya dia tidak terlambat kesekolah.Nampaknya harapannya memang tidak ada kesempatan untuk terkabul, terbukti dengan tertutupnya gerbang yang menandakan dia terlambat.
“Yah telat lagi,” ucapnya lelah sembari berjongkok didepan gerbang, hari ini dia terlambat lagi karena harus mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri. Sembari menatap wadah jualannya gadis itu mulai memutar otak agar bisa masuk kedalam sekolah dengan aman.
"Ck," decihan berat membuat Xiaona menoleh kesamping menatap seorang remaja yang berada didalam mobil tepat disebelah Xiaona, sepertinya remaja itu juga terlambat. Lelaki didepannya itu sudah mengendarai mobil tapi masih saja terlambat? Xiaona jadi bertanya-tanya dalam diam.
Sibuk dengan cibiran dipikirannya Xaona tidak menyadari bahwa seorang remaja lain suudah membukakan gerbang dari dalam,
"Masuk," suara dingin menyapa indra pendengaran Xiaona membuatnya menoleh dan mentap remaja tanpa ekspresi itu, remaja itu berdiri didepan pagar yang baru saja dia buka kemudian menatap datar kearah Xinlong dan juga Xiaona.
Tanpa menunggu lama pria bermarga He itu masuk kedalam area sekolah kemudian memarkirkan mobilnya. Xiaona tidak ingin membuang waktu dan menenteng wadah jualannya untuk masuk tanpa melihat satpam yang sudah pingsan.
Tesirat rasa aneh saat remaja tadi dengan entengnya membuka gerbang untuk remaja satunya yang terlambat bersama Xiaona tadi, mereka itu osis atau apa? Mereka kelihatan bebas keluar masuk.
Memilih membuang fikiran tidak pentingnya gadis itu memutuskan untuk melangkah cepat kearah kelasnya dan alangkah bersyukurnya Xiaona karena gurunya belum masuk kelas.
Gadis yang menyadari kehadiran Xiaona lantas berseru, “Eh Na, telat lagi?” gadis berambut panjang berponi menghampiri Xiaona bersama dengan gadis berambut panjang tanpa poni, mereka adalah sahabat Xiaona. Meskipun tidak terlalu gaul, Xiaona memiliki beberapa teman baik dikelasnya.
Xiaona tersenyum santai mendengar pertanyaan temannya, dia memang sering terlambat.
“Ya, seperti yang kalian lihat” jawab Xiaona membuat teman-temannya menggeleng-geleng, tidak habis pikir bisa-bisanya sahabat mereka yang satu itu masih tersenyum santai.
Sejujurnya Xiaona juga khawatir akan dipanggil keruang bimbingan korseling karena terus terlambat tapi dia tidak boleh menunjukkan kekhawatirannya pada sahabat-sahabatnya.
Melihat raut sahabatnya yang berubah membuat Cheon merangkul Xiaona sembari tersenyum. “Makanya lain kali racuni aja Lin sialan itu, dari pada terus merepotkanmu” Cheon memberi saran membuat Xiaona lantas tertawa kecil mendengar candaan sahabatnya itu, meski sebenarnya Cheon tidak bercanda.
Mereka memang bersahabat sejak kelas sepuluh dan sekarang mereka kelas sebelas, ketiga sahabatnya memang sudah tau tentang Anxiang dan Lin membuat mereka sering kali kesal sendiri saat mendengar Xiaona bercerita.
“Eh Miya kemana?” tanya Xiaona setelah menyadari salah satu sahabatnya tidak ada, hanya ada Nara dan Cheon.
“Tadi ada yang mencarinya, katanya dipanggil bu Suzi” jawab Nara, pantas saja guru yang seharusnya masuk malah tidak ada, sepertinya ada kepentingan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REAPER [Revisi]
Non-Fiction[TAMAT] Welcome to my story-!! ⋇⋆✦⋆⋇ "aku sangat menyukai suaramu, maka merintihlah untukku" ucapnya sembari menusuk pisau daging ke perut gadis itu "aghhhh" "good girl" •Hidup itu mudah bagi sebagian orang, namun berbeda dengan gadis yang satu i...