Part 03

46 10 3
                                        

HAY KALIAN, APA KABARR?BIAK KAN?EH BAIK MAKSUDNYA.
GARING BANGET MON MAAP.
AKU BALIK LAGI DENGAN MEMBAWA PART YANG SEDIKIT PANJANG.
JADI AYO MULAI AJA BACANYA.
JANGAN LUPA VOTE AND COMEN.

HAPPY READING🍑

                              ****

Selesai mandi Shania turun dari kamarnya, dia sudah siap membuat kue. Shania duduk dimeja makan sambil menunggu Bunda dan Kania.

"Yaallah lama banget si Bunda." keluh Shania.

Dari tangga ada Kania yang melihat Shania sambil memikirkan ide jahilnya. Kania tersenyum licik.

DARR

"Ayam copot eh ayam copot, eh astagfirullah." latah Shania sambil mengelus dadanya. Kania tertawa terbahak-bahak karena misinya berhasil.

"Kaget gua anjir." ucap Shania sambil menggetok kepala Kania dengan sendok yang berada dimeja makan.

"Sakit anjir, tapi gua ngakak masa kayak gitu doang kaget sih." ucap Kania melanjutkan ketawanya.

"Kok bisa sih gua punya kakak kayak lu "  ucap Shania seraya diri dari duduknya.

Author nya gatau harus ngetik apalagi:v

"harus bersyukur Sha punya kakak yang super cantik ini." jawab Kania sembari terkekeh.

"IYAIN" pekik Shania didekat kuping Kania. "Panas kuping gua bangke." ucap Kania sambil mengusap telinganya.

Di taman belakang ada Shania yang sedang duduk di ayunan dan membayangkan cowok yang tadi ia tabrak.

"Coba aja Kak Gavin pacar gua, seneng banget gua." Shania berandai-andai sambil tersenyum. "Ehh tapi kayaknya gak mungkin banget Kak Gavin mau sama orang kayak gua." senyuman diwajah Shania luntur begitu saja.

"Tapi jodoh kan gak ada yang tau." ucap Shania sambil tersenyum kembali.

"SHASHA." pekik Bunda Jelita dari dalam rumah. Shania segera berlari ke dalam rumah ketika Bunda nya memanggil.

"Kamu jangan lari mulu Sha." ucap Bunda dan di balas kekehan oleh Shania.

"Bunda jadi bikin kue kan?" Ucap Shania yang sedang membuka kulkas.

"Jadii dong, tapi kamu beli bahan-bahan nya dulu ya sama Kakak." ucap Bunda sambil menyodorkan sebuah kertas yang isinya barang belanjaan yang harus Shania dan Kania beli.

Shania dan Kania sudah sampai di warung yang biasa nya menyediakan bahan kue-kue.

"Kita bagi tugas ya, lu kesana gua kesitu." ucap Kania menunjukkan bahan-bahan kue dan hanya di angguki oleh Shania.

****

"Kak tau gak?" Tanya Shania sembari memakan eskrim yang ia beli di warung tadi."Ngga, kenapa?" Jawab Kania melirik Shania sekilas.

"Gua tadi pagi ke tabrak sama Kak Gavin makanya waktu gua nyamperin lu, gua seneng banget soalnya gua mati-matian nahan teriakan didepan Kak Gavin." cerita Shania.

Gila beneran nii anak. Pikir Kania.

"Sha, Sha, kenapa lu seseneng itu ditabrak Gavin? Lu suka dia? Kalo emang lu suka sama dia." ucapan Kania terpotong oleh Shania yang berlari kedalam rumah.

"SHASHA KEK BABI." pekik Kania.

Setelah sampai kedalam rumah, Kania langsung berjalan masuk kedalam dapur.

"Noh Kakak, Bun." ucap Shania menunjuk ke arah Kania Bunda hanya mengikuti arah tunjuk Shania.

"Kok Shasha lebih dulu masuknya Kak?" Tanya Bunda mengambil bahan kue yang di bawa oleh Kania. "Lah iya Shania lebih dulu, orang dia masuk rumahnya lari." jawab Kania yang duduk di sebelah Shania. "Ya gimana ya lu lama sii jalannya." kekeh Shania.

"Udah ayok bikin kue, kamu kocok telurnya Sha, Kakak adik tepungnya."

Satu jam kemudian...

Kue yang dibuat oleh ketiga wanita itu sudah jadi, dari tampilannya memang enak tapi mereka tidak tau rasanya seperti apa.

"Kalian berdua bersihin dulu deh dapurnya, baru makan kue nya. Bunda mau bersih-bersih dulu ya" ucap Bunda jelita sambil berjalan menuju tangga. Kalo kalian tanya dirumah mereka gak ada pembantu? Jelas ada, cuma karena hari ini hari libur jadi pembantu mereka libur untuk bekerja.

****

"Demi apasi twing, kue nya enak banget." ucap Shania dengan mulut penuh oleh kue.

"Astaga Shasa makan dulu baru ngomong kebiasaan banget si lu." ucap Kania masih fokus dengan televisi didepannya.

Shania menelan kue yang ia makan sebelum menanyakan sesuatu kepada Bundanya. "Bunda kok Opah gak mati- mati?" Tanya Shania, karena ia sendiri heran kenapa Upin Ipin tidak tumbuh besar.

Author sendiri bingung juga kenapa Kak Ros gak nikah-nikah hiks T~T

"Pertanyaan lu gak bermutu banget si Sha." samber Kania saat Bunda ingin menjawab. Bunda hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan putri-putrinya.

"Eitsss Bunda mau nanya nii, Bunda mau arisan apa kalian mau ikut?" Tanya Bunda sambil melirik keduanya. Mereka berdua menggeleng tidak mau, mereka yakin ibu-ibu pasti akan lama sekali jika mengobrol bukan mengobrol tapi menggosip, tapi untung Bundanya hanya mendengarkannya tidak ikut menggosip.

"Shasa mau kafe bareng Claudia." Ucap Shania menatap Bunda nya.

"Bolehkan?" Sambung Shania.

"Iya boleh hati-hati tapinya " jawab bunda jelita memperingati putri bungsu nya itu.

"Kakak mau jaga rumah aja Bun, males keluar." ucap Kania melanjutkan menonton televisi nya sambil tiduran.

"Yauda Shasa mau siap-siap dulu ya bye" ucap Shania berlalu dari hadapan Kania dan Bunda Jelita.

****
Jaga kesehatan ya, keadaan ga lagi baik. Jangan ngeluh ya walaupun keadaan nya lagi kayak gini bersyukur aja masih bisa makan dan hidup tenang. Semangat, kuat, ga boleh lemah, tapi kalo mau nangis keluarin aja ga baik di tahan.

Vote ya, jangan lupa kasih saran kasih tau kalo ada typo. Makasih udah baca.

See you next part 🦋

Salam manis
Luna Aulia Putri.


Cinta Anak SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang