Assalamualaikum,
Gimana hari ini? Atau Kemarin?
Mungkin hari kemarin gak sebaik hari ini, tapi kalian gabakal tau rasanya sembuh kalo hari kemarin gak di kasih sakit.
Yang lagi patah, semangat, jangan anggap kamu sendiri kamu bisa cerita sama Luna kalo kamu mau, Luna nerima banget kalo kalian cerita tapi mungkin Luna gabakal bisa ngasih saran yang banyak tapi Luna bisa jadi pengedar baik.
Yang lagi jatuh, ayok bangun.
Hei kamu yang insecure sama orang yang lebih cantik, coba kamu lebih mencintai diri kamu sendiri. Tuhan lebih suka kamu bersyukur dari pada mengeluh. Jangan insecure karena fisik atau prestasi ya, karena kita hidup untuk hidup bukan untuk melawan takdir agar kita cerdas atau cantik. Kalian itu cantik kok, cantik bangetttttt Luna ga boong deh. Yang ganteng juga ganteng. Oke intinya jangan insecure! Kamu cantik!****
"Oh gitu ceritanya Kak," ujar Bunda Jelita setelah mendengar ucapan Kania.
Kania tidak pulang sendiri tapi dia diantar oleh Gavin, mereka bertemu saat didepan minimarket
Flasback
"Eh Gavin, lu kok disini ngapain?" Tanya Kania bertemu Gavin.
Gavin menatap Kania datar. "Beli sesuatu," ucapnya dingin. Kania menganggukkan kepalanya mengerti.
"Gua boleh numpang gak? Gak jauh kok, gua males banget jalan," kata Kania menatap Gavin sok manis agar diantar pulang. Tidak ada maksud apa-apa, Kania hanya malas jalan.
Gavin mengangguk mengiyakan Kania, lagi pula rumah nya tidak jauh dari sini.
Setelah itu mereka pulang bersama menaiki motor Gavin.
Flasback end.
"Gavin pulang dulu ya tante," ucap Gavin sopan kepada Bunda Jelita.
"Iya, ayok Tante antar sampai depan," ucap Bunda Jelita tersenyum manis.
"Makasih ya udah mau mampir," ujar Bunda Jelita setelah sampai didepan rumah.
"Iya tante sama-sama, Gavin pulang dulu, assalamualaikum." Ucap Gavin mencium punggung tangan Bunda Jelita.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya Nak. Ucap Bunda Jelita. Setelah motor Gavin sudah tidak ada Bunda Jelita masuk kedalam rumah.
"Shasa sekarang dirumah Agha Kak?" Tanya Bunda Jelita kembali duduk didekat Kania.
"Umm maybe. Kalo bunda kerumah Agha Kakak ikut ya Bun, Kania dikamar kok, oke Bunda?" Kania mencium pipi bundanya dan pergi berlari ke kamar. Bunda jelita menggelengkan kepalanya, sudah remaja tapi tetap saja kelakuannya seperti anak kecil.
****
Agha melepaskan pelukan Shania pelan-pelan agar Shania tidak bangun. Setelah berhasil melepaskan pelukannya Agha mencium kening Shania singkat.
"Gak sifat gak fisik masih sama, manja sama cantik ihh gemes gue," ujar Agha menahan agar tidak mengigit pipi Shania.
"Udah ah nanti bangun lagi, berabe." Ucapnya keluar dari kamar.
Saat diruang tamu ia melihat Mama nya yang sedang menonton TV. Agha mendekati mamahnya dan duduk disebelah nya.
"Ehh Agha, Shasa nya mana?" Tanya Mamah Eva.
"Dia tidur belum bangun," jawabnya menidurkan kepalanya dipaha mamahnya.
"Ohh, tumben gak ditemenin? Apa karena sekarang kalian udah remaja jadi malu-malu gitu?" Tanyanya yang masih fokus ke siaran TV.
"Ngga kok, Agha cuma itu aja apa ya, gatau juga si bingung juga," jawab Agha ngaur.
"Udah ihh temenin sana, tapi awas aja jangan macem-macem!" Ucap Mamah Eva memelototi Agha. Hanya dibalas deheman oleh Agha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Anak SMA
Teen FictionAbsrud banget kalo ga suka skip HAHAHA Hanya ingin menjadi seseorang yang diinginkan nya. Itu yang Shania mau,menjadi seseorang yang berharga dihidup seseorang yang ia cintai. Ia mencintai seorang Lelaki yang sangat dingin kepadanya, dia memang ding...