part 12

36 4 0
                                    

Assalamualaikum, hello
Gimana part sebelumnya? Seru kan? Hehe.
Oh iya, jangan lupa share cerita Luna ya gays.
jangan lupa vote..

Happy reading 🦋

****

Pagi sekali Shania bangun untuk menikmati waktu terakhir sebelum dipisahkan oleh Kania. Sekarang pukul enam, Shania sedang ada dikamar Kania menunggu Kania selesai mandi.

"Bosen banget ka, eee buka wa keknya seru!," Seru Shania yang langsung membuka hp dan membuka WhatsApp.

Ada pesan masuk dari Gavin, sangat senang tapi langsung badmood setelah tau isinya.

Mr.ice🐊
|sans, g gnggu.too

"Apa ini Miska? Apa ini? Bye saja. Coba weh masi pagi tau, dahlah tak sesuai harapan."

Shania
pagi kak, jangan lupa sarapan|
jangan lupa mikirin Shasa jg, xixi|

"Anjir pa banget,"

"HAHAHA!" tawa Shania tiba-tiba saja meledak entah karena apa.

"Ih koo ngakak anjir, hahaha!" Shania melanjutkan tawanya sampai tidak sadar bahwa Kania sudah selesai mandi.

"Keluar dulu lu bege! gua mau anuan dulu," kata Kania menarik Shania yang sedang rebahan dikasur nya.

"Sama-sama cewek ini bjir, dahlah bye saja, mending gua sarapan!" Ucap Shania keluar dari kamar, jika ujung-ujungnya akan keluar kenapa harus ribut dulu coba? Aneh banget kan.

"Anjim banget gua punya adek." Gumam Kania.

****

"Pagi epribadeh, Shasa yang cantik datang dengan segala keceriaan nya!" Teriak Shania turun dari tangga.

"Pagi juga, ayok buruan sini sarapan," ucap bunda jelita.

Shania duduk ditempat biasanya. "Kalian terbang jam berapa?" Tanya Shania memasukan nasi rebus eh nasi  goreng kedalam mulutnya.

"Jam 10, makan aja Sha jangan ngomong dulu," ucap ayah arsa dan diangguki oleh Shania.

"Omaigat kita dimana ini!" Teriak Kania yang sudah berada disamping Shania.

"Anjir lu ya, kaget gua jingan," Shania menoyor pala Kania, tidak sengaja.

"Anjir, Yah liat Yah masa pala kakak di toyor sama Shasa," adu Kania kepada ayah arsa.

"Gak sengaja asli, refleks gitu maksudnya." Kata Shania senyum semanis mungkin. Ih gelayy.

Bunda Jelita menggelengkan kepalanya melihat anak-anaknya yang terlalu sering ribut. "Udah dong ributnya, makan dulu yuk terus kita langsung berangkat ke bandara." Bunda jelita memberi tahu.

"Denger tuh apa kata Bunda," ayah Arsa yang baru selesai menghabiskan makanannya.

****
9:00 WIB, Airport.

"Omaigat rame sekali kawan," kata Kania merangkul pundak Shania.

"Sangat banyak sekali orang," ucap Shania.

"Hai Jelita!" Sapa seseorang yang menghampiri mereka.

"Omo!" Seru Bunda Jelita.

Cinta Anak SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang