Wanita Iblis dan Dua Bersaudara

565 79 11
                                    

" Kau tenang. Anak buahku sebentar lagi datang. Dan jika kita sudah berada di zona aman, kita bisa menyelamatkan kedua keponakanmu. Terutama Jin... Kau berdoa saja.." ucap Ken sambil menepuk bahu Yoongi agar sahabatnya itu bisa tenang.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Kembali lagi pada suasana di dalam, Hoseok tengah mengumpulkan keberanian untuk melumpuhkan wanita iblis di depannya ini. Tawanya sungguh menyebalkan dan membuat Hoseok tak tahan dengan sikapnya itu.

" Sebentar lagi kalian akan membusuk di tempat ini, apa ada kata-kata terakhir?" Tanya Do hui sambil tersenyum pada Hoseok.

Sebenarnya Hoseok ingin menyerang wanita ini, tapi entah mengapa ingatan masa lalunya membuat Hoseok seperti menjadi sebuah Jelly di depan iblis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Hoseok ingin menyerang wanita ini, tapi entah mengapa ingatan masa lalunya membuat Hoseok seperti menjadi sebuah Jelly di depan iblis itu.

Senyum mengejek itu kembali di dapatkan Hoseok sebagai hadiah dari sikap lembeknya.

" Kau memang pengecut untuk waktu yang lama, bersembunyi di balik deperesimu dan meninggalkan adikmu yang lugu dan traumatik itu dengan derita."

Do hui benar. Hoseok memang pengecut sejauh ini. Bahkan ia tak mampu menjaga adiknya setelah kesempatan kedua yang tuhan berikan untuknya.

" Lihat dia?! Nafasnya akan benar-benar hilang dalam beberapa jam lagi. Lalu, kalian akan benar-benar tamat nantinya."

Wanita iblis itu mulai mendekati kasur tempat Jin terbaring, tangannya kini mengusap-usap pipi Jin yang masih kesulitan bernafas tanpa hati.  Hoseok sendiri masih tak mampu mendapatkan kekuatannya. Ia masih berkutat dengan rasa takutnya sendiri, tapi di lain sisi ia juga berusaha keras untuk menerjang wanita iblis itu.

" Ketampanan ayah kalian menurun dengan baik.. apalagi pada adikmu.. ini membuat dendamku hidup lagi.."

Do hui mengeluarkan pistol dari balik bajunya dan menempatkan moncongnya tepat pada dada Jin.

" Kalau ku bunuh adikmu sekarang, apa kau keberatan?" Tanya Do hui.

Hoseok tentu saja tak ingin itu terjadi.

" Jangan sentuh adikku!! Kau memuakkan!!"

Do hui tersenyum mendengar umpatan dari Hoseok. Baginya umpatan atau apapun itu adalah hal yang menyenangkan. Bagaikan sebuah pengisian daya kehidupan saja.

" Kalau aku mau sentuh, kau mau apa?" Tanya Do hui meremehkan.

Hoseok mulai tersulut ketika melihat tangan Do hui yang memegang pisau itu menyayatkannya di pipi dan lengan Jin.

Darah itu membuat hoseok kalap, ia bahkan tak bisa mengontrol emosinya lagi. Dan..

" JANGAN SENTUH ADIKKU SIALAN!!!!!"

BRAK..

DOR!!!

DOR!!!

DUAGH..

.

.

Ken telah menempatkan seluruh anggonta yang datang kentempat yang tepat, hanya berjaga saja kalau-kalau target kabur.

Tapi, baru saja selesai dengan itu, Ken di kejutkan dengan ekspresi Hoseok yang sungguh berbeda. Seperti ada sesuatu yang mengendalikan anak itu, bahkan tatapannya beraura hitam dan mampu membuat Ken lumayan terkejut karenanya.

Kapak yang di pegang Hoseok seakan mengarah ke tempat yang Hoseok tuju tanpa perintah lagi.

" YOON, KITA HARUS KEDALAM.. SEKARANG!!"

Tepat setelah ia berada di ambang pintu Hoseok menerjang wanita itu, dan

" JANGAN SENTUH ADIKKU SIALAN!!!!!"

BRAK..

DOR!!!

DOR!!!

DUAGH..

Darah berceceran dimana-mana, Ken pun turut terkena cipratan darah dari kelakuan Hoseok barusan.

Bukan, Hoseok tak mati, ia hanya mendapatkan tembakan di tangannya, namun yang mengenaskan adalah keadaan Do hui yang kepalanya hampir putus akibat kapak yang Hoseok bawa.

" Hoseok..  kau tak apa kan??" Yoongi berusaha membantu Hoseok berdiri dari tempatnya.

Namun, Hoseok langsung berlari kearah Jin yang kini hampir kehilangan nafasnya.

Yoongi mendekati Jin dan memeriksa keadaannya sementara anggota kepolisian sibuk mengevakuasi jasad Do hui. Namun, kejutan kembali di dapatkan Yoongi. Bahkan ia berkeringat dingin karena hal yang baru saja ia dapat.

" Ken.. CEPAT BANTU AKU!! JIN!! NAFASNYA HILANG!!"

.

.

Suara sirine ambulans dan mobil kepolisian kini bersahutan di jalanan malam yang lenggang.

Berbeda dengan keadaan malam yang kini sunyi, Yoongi malah sedang di landa kecemasa yang berlebih melihat keadaan keponakannya yang tak bisa di bilang baik-baik saja, ia bahkan sedang berusaha melakukan tindakan pada Jin yang kini tak menunjukkan tanda-tanda nafasnya.

" Kumohon Jin..." Gumam Yoongi.

Hoseok hanya bisa terdiam tanpa melakukan apapun. Ia hanya memandangi wajah Jin sambil terus merapalkan doa demi keselamatan adiknya itu. Kejadian ini, Jin terluka lagi. Dan dia ada di tempat kejadian.

Betapa tak bergunanya Hoseok saat ini.

" Hyung mohon.. jangan tinggalkan hyung.." batin Hoseok.

Hhaaahhhh...

Entah keajaiban, atau doa Hoseok terkabulkan, tapi nafas Jin kembali walaupun masih tak stabil. Yoongi mulai bernafas lega saat ini, setidaknya Jin masih menujukkan tanda bahwa ia ingin bertahan.

Yoongi merangkul Hoseok yang ada di sisinya dan menggenggam tangan Jin dengan erat. Entahlah, ia hanya takut kehilangan keponakannya.

" Hyung.. jangan ambil keponakanku.. aku butuh mereka." Batin Yoongi.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Ryuu mah orangnya gaje hehe..
Makanya tulisannya juga gaje. Maklum yaa readernimm.

Tapi janji deh.. Ryuu bakalan usaha terus...
Dukung Ryuu ya..

Fine Psychiatric Hospital[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang