Jiwa yang gagal Bertumbuh

507 76 5
                                    

Yoongi itu definisi bapak-bapak yang suka heboh pada keponakannya. Yoongi terus saja mengomel dan meruntuk sepanjang jalan jika Jin itu terlalu ceroboh pada kesehatannya.

Dia bahkan berubah sangat cerewet dan membuat Jin yang kini pusing jadi tambah pusing saja.

Sepanjang perjalanan Jin bersandar pada bahu kakaknya di jok belakang mobil. Keadaan Jin semakin memburuk, ia terus saja terbayang pada traumanya dan berakhir dengan tubuh yang gemetaran hebat.

Hoseok tentu saja khawatir bukan main pada keadaan adiknya yang kini semakin memburuk. Ia bahkan tak pernah absen mengusap peluh yang ada di dahi adiknya itu.

" Paman.. Jin mengigil lagi.." ucap Hoseok.

Yoongi mencuri pandang kebelakang dan melihat wajah pucat Jin yang semakin pucat. Ia tahu jika sekarang Jin bukan sakit biasa, tapi ia pasti mengingat masa lalunya yang membuat dirinya terguncang.

" Lepaskan.. aku tak mau disini.. lepas.." rintih Jin.

Ia mengigau. Pasti Jin mengingat saat ia dikurung bersama mayat ayah dan ibu mereka. Yoongi yakin karena terakhir kali memang itulah yang membuat trauma Jin kumat. Bahkan saat itu, Jin dirawat selama 1 minggu di Rumah Sakit. Dia juga tak mau bicara untuk waktu lama.

Hoseok mengganggam tangan Jin agar tak gemetaran lagi, tapi ia malah mendapatkan ingatan yang menampilkan seorang anak berusia sekitar 6 tahun yang memeluk lututnya ketakutan. Anak itu bahkan bergetar dan terisak.

Hoseok terkejut dan memandangi wajah Jin yang terpejam menahan sakit di kepalanya.

" A—apa anak tadi adalah Jin??" Batin Hoseok.

Hoseok menggelengkan kepalanya, ia mengusir pemikiran aneh yang ada di kepalanya.

.

.

" Hobi.. kau bisa beristirahat.. biar Jin paman yang menjaga." Ucap Yoongi.

Hoseok sedari tadi terus menunggui Jin dan menggenggam tangan Jin dengan erat. Ia bahkan tak beranjak sekali pun. Beruntung Jin sudah tak gemetaran lagi, ia sudah tenang sekarang.

" Bi—biarkan aku disini paman.. aku tak mau meninggalkan Jin.." ucap Hoseok.

Entah mengapa ia jadi tak ingin berjauhan dari Jin semenjak ia mendapatkan bayangan anak kecil yang ketakutan itu, sebut saja ia melihat Jin dalam diri anak itu. Dan jujur, Hoseok juga tak tega pada anak itu.

Yoongi membiarkan Hoseok bersama Jin, ia tak bisa memisahkan yang seharusnya bersama. Jin adalah adik Hoseok, meski jiwa Hoseok belum sembuh sekalipun, hati nurani Hoseok pasti tetap menyayangi Jin walau samar.

Klek..

" Omo!! Ada apa kalian disini!!" Geram Yoongi.

Ia memegang dadanya untuk mengantisipasi kalau-kalau ia jatuh ketika melihat kenampakan pemuda-pemuda yang merupakan pekerjanya yang kini berkumpul di depan pintu kamar Jin.

" Direktur.. bagaimana uri Jin? Apa parah?" Tanya Jungkook. Yang lain hanya mengangguk menyatakan bahwa pertanyaan mereka sama.

Yoongi menghela nafas. Ia tahu jika mereka pasti mengkhawatirkan Jin, tapi tidak dengan membuatnya mati muda juga.

" Dia baik. Hanya saja tolong kau periksa Joon.. dan Tae.. Jin mengalami tremor hebat. Aku khawatir ada apa-apa." Ucap Yoongi.

Namjoon dan Taehyung mengangguk dengan perintah Yoongi. Mereka juga setuju jika Jin sering tremor, mereka bahkan selalu melihat secara live streaming serangan tremor yang terjadi pada Jin itu.

Yoongi pamit pergi pada keempat pegawainya, namun belum beberapa langkah, ia kembali berbalik dan menatap empat pegawai nya.

" Kalian boleh menjenguk Jin. Tapi jangan ribut. Hoseok ada disana." Ucap Yoongi.

.

.

Mendapatkan izin dari bos mereka, Jungkook, Jimin, V dan Namjoon masuk ke kamar rawat Jin.

Di sana, Hoseok tengah menggenggam tangan Jin sambil sesekali mengusap kepala Jin dengan lembut. Sekilas, tak akan ada yang tahu jika Hoseok adalah seorang pembunuh dengan gejala psycho. Ia terlalu sempurna menjadi seorang kakak jika dilihat sekarang.

" Hyung.. kami datang.." ucap Namjoon memberi hormat pada Hoseok yang notabenenya memang lebih tua darinya.

Hoseok mengangguk dan membiarkan empat pegawai Rumah Sakit itu menjenguk adiknya, tapi ia tak melepaskan genggaman tangan Jin karena takut dia akan gemetaran lagi.

" Hyung.. terimakasih karena menjaga Jin dengan baik.." ucap Namjoon.

Sebagai yang tertua di asrama, Namjoon lah yang mengurus Jin dari semenjak ia datang ke Rumah Sakit ini sebagai pasien terapi pribadi direktur mereka, jadi wajar saja jika ia tadi sempat khawatir luar biasa saat mendengar Jin yang sakit parah.

" Jin juga adik hyung.. adik manis.." ucap Hoseok.

" Hyung juga sayang.. sangat sayang.." gumam Hoseok.

Ia menatap Jin lekat membuat emoat pasang mata lainnya menahan haru melihat saudara kandung itu akhirnya bisa bertemu lagi. Cukup tahu mereka mendengar kisah pilu Jin, meski tahu Hoseok dulu pernah kejam pada Jin tapi mereka tahu jika Hoseok juga hanyalah korban.

Korban dari iblis yang ternyata ibu mereka sendiri. Miris. Tapi itulah hidup kan..?

" Syukurlah.. titik cahaya sekarang di depan mata.."

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Gitu aja dulu..

Happy Reading yaks.
See you..💜💜💜

Fine Psychiatric Hospital[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang