Sesuatu yang Sama

517 77 3
                                    

Taman Rumah Sakit memang tempat yang paling bagus untuk menyendiri dan merenung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taman Rumah Sakit memang tempat yang paling bagus untuk menyendiri dan merenung. Bahkan juga untuk hanya sekedar mengagumi keindahan taman itu sendiri.

Tentu saja banyak sekali orang disini. Bukan hanya Jin, pasien-pasien yang sengaja berjalan-jalan juga ada.

Namun, Jin menangkap seseorang yang baru dilihat Jin hari ini, tapi dari pakaiannya mungkin dia adalah salah satu penjenguk yang sengaja mampir dan mengajak salah satu pasien berjalan-jalan.

Jin yang memang sering menyapa penjenguk di Rumah Sakit ini pun langsung menghampiri pemuda yang tampak asyik mengagumi bunga-bunga di taman.

" Selamat siang.." sapa Jin.

Pemuda itu tersenyum dan menundukkan kepalanya memberikan hormat.

" Perkenalkan.. saya Kim SeokJin. Staf Rumah Sakit ini. Apa anda sedang menjenguk seseorang?"tanya Jin.

Mendengar itu, wajah pemuda yang tadi sempat hangat itupun berubah jadi sendu.

Ia memandang salah satu pasien dengan kursi roda, Jin tahu dia. Dia adalah Park Hoon Bi, pasien yang katanya mengidap trauma karena menyiksa anak kandungnya dan sempat hampir bunuh diri karena tak mau di penjara.

Kisah Hoon Bi memang yang paling populer di Rumah Sakit jiwa ini, karena Hoon Bi merupakan pasien yang sempat kabur dan merusuh hingga melukai beberapa orang. Jin masih ingat ketika itu, ia pertama kali menginjakkan kaki di Rumah Sakit ini dan kemudian berakhir dirawat selama 2 minggu karena amukan Hoon bi. Sungguh Hoon bi sangat mengerikan saat itu.

" Aku mampir menjenguk ayahku.." ucap pemuda itu. Tampak kesedihan di mata pemuda itu.

Rupanya dia adalah putra Hoon bi yang di beritakan pernah koma selama 3 tahun akibat penyiksaan yang ia alami.

" Aku tahu apa yang anda alami. Tapi, terimakasih untuk tak mengabaikan Pak Park." Ucap Jin.

Ia tersenyum pada pemuda itu, sangat tahu jika sekarang pemuda itu pasti menahan rasa sakit dan rasa takutnya. Tapi, tak bisa di abaikan jika pemuda itu adalah orang yang hebat karena mau menghadapi masa lalu kelamnya.

" Aku tak bisa mengabaikan ayahku sendiri. Aku bahkan tak pernah membencinya. Dia bukanlah tersangkanya."

Jin menyerengit, " Maksud anda?"

" Ayah hanya terlalu mencintai ibu hingga ia menyakiti orang yang membuat ibu pergi."

Jin memang pernah mendengar Hoon bi menyebut-nyebut bahwa ia sangat merindukan istrinya. Tapi, Jin tak mengira jika cerita sesungguhnya adalah keluarga kecil ini terlalu mengalami duka.

Yang satu menjadi tempramen dan berdarah dingin, dan yang satu terlalu menyalahkan diri hingga rela di sakiti tanpa melawan sama sekali.

" Tolong jangan membenci orang seperti ayah. Dia hanyalah salah satu dari ribuan orang yang mencintai pasangannya dengan tulus."

Ucap pemuda itu. Jin terdiam. Ia seperti melihat replika dirinya dan kakaknya dalam diri ayah dan anak ini. Keduanya terluka, tapi keduanya juga tak bisa saling menyembuhkan.

" Dan oh ya.. jika suatu saat ia bertanya kemana Park Eunwoo, bilang saja jika dia sudah mati." Ucap pemuda itu sebelum berpamitan pada Jin untuk pergi.

" Tunggu!! Tapi kenapa kau mau merahasiakan semua itu?" Tanya Jin.

Pemuda itu tersenyum,
" Kami sudah menghadapinya bersama. Aku sudah pada hidupku, dan Appa sudah pada hidupnya. Jadi, akan sangat tak adil jika kita bersatu lagi tapi masih ada dendam dan luka."

Setelah mengucapkan itu, pemuda itupun pergi meninggalkan Jin yang masih terpaku pada pikirannya sendiri.

Jin menatap kepergian pemuda itu, ia tahu jika menyakitkan ketika harus berpura-pura tak sakit hati di depan orang yang di sayangi. Tapi, Jin mendapatkan sesuatu dari pemuda barusan, ia tahu sekarang apa yang mesti ia lakukan.

Ia tahu..

.

.

" Apa kau yakin Jin?" Tanya Yoongi pada keponakannya yang kini tengah berharap menunggu jawaban dari pamannya.

" Samchon.. biarkan aku bepergian dengannya. Satu hari saja cukup untukku." Tawar Jin.

Sudah sedari 1 jam yang lalu ia terus membujuk pamannya untuk mengizinkannya membawa kakaknya pergi jalan-jalan di luar Rumah sakit. Tapi, sang paman terlalu banyak berpikir ini dan itu.

" Samchon.. aku janji tak akan terluka ataupun membuat hyung terluka." Jin menunjukkan tanda peace sebagai janjinya.

Sebenarnya Yoongi takut jika saja nanti Hoseok tiba-tiba mengamuk dan menyakiti Jin, tapi alasan yang di berikan Jin juga tak bisa dianggap sepele. Karena jika saja cara ini berhasil, maka akan ada harapan bagi keduanya bersatu kembali.

" Baiklah. Tapi kau harus menghubungi samchon ketika sesuatu terjadi." Ucap Yoongi.

Ia memperingati Jin agar anak itu tak bertindak ceroboh apalagi membahayakan keduanya.

Jin memberi hormat pada pamannya, ia sangat senang karena mendapatkan izin darinya. Meski Jin tahu akan sangat menyulitkan situasi mereka nanti, tapi apa salahnya untuk di coba, siapa tahu saja jika mereka bisa berdua saja Hoseok akan mudah mengingat Jin dan kembali pada kesadarannya. Menjadi Hoseok yang pernah ceria dan juga lucu.

" Terimakasih samchon.. doakan saja aku. Semoga usahaku itu berjalan baik." Ucap Jin sambil berlalu pergi dari ruang kerja Yoongi.

Ia kan harus mengemasi keperluannya dan Hoseok nanti.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Jin mau trip nih sama Hoseok..
Jangan lupa bintang yak..

Dukung Ryuu terus..
Happy Reading..♥️♥️♥️♥️

Fine Psychiatric Hospital[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang