"Wrrr! (Brrr! Dingin!)"
"Acho! (Acho!)"
"Chiis! (Huachiim!)"
"Sprrit! (Mandi nyatanya nyegerin)."
Saat ini ketiga kembar sedang menyeka sisa air yang masih menempel pada bulu para kucing dengan menggunakan handuk.
Kucing kecil tampak kegirangan ketika seluruh badannya terkena handuk lembut. Gempa yang melihat itu ikut senang karena kucing kecil itu mengeluarkan suara-suara yang sangat lucu.
"Meoow! (Ayo kita bunuh ikan! Nyam! Nyam! Terus kita bakar! Nyam! Nyam!)"
"Nanti kita beli pengering rambut," kata Gempa yang gemas dengan kucing kecil.
Manusia dan kucing itu terlihat harmonis. Berbeda dengan sisanya, terdengar pertengkaran dan keributan kecil dari mereka.
"Hisss!"
"Awokawokawok! Mukanya kek mau makan orang aja," celetuk Taufan dengan wajah pacman-nya.
Kucing tutul berseru jengkel, "Meow ("Muka Anda pengen ngajak gelud!)"
"Heh! Kucing empat mata! Sini lu!" panggil Halilintar.
"Nyeeeh! (Ga mao! Rontok buluku entar!)" desis kucing itu.
Halilintar yang mengetahui si kucing mendesis padanya seketika melotot galak, "Sini kagak!"
"Nyoooh?! (Kamu manggil kucing atau manggil orang ngutang?!)" seru kucing berkacamata oren dengan tatapan tidak percaya.
Kucing itu lalu berlari ke belakang Gempa untuk mengantri dikeringkan. Bagaimana mungkin dia tidak kabur ketika melihat kucing gembul tengah sengsara karena dikeringkan Halilintar dengan cepat.
Sebenarnya Halilintar tidak bermaksud demikian. Hal itu terjadi karena ia takut si kucing akan kedinginan jika tidak cepat dikeringkan.
"Miau (Bisa-bisa lemakku langsung hilang digosok kek gini)," ujar kucing gembul pasrah.
"Muay! (Bagus dong. Nanti kamu bisa kurus!)" celetuk kucing kecil.
"Nyah (Dahlah)," balas kucing gembul lelah.
Tiba-tiba, terdengar suara pekikan dari salah satu kucing.
Pekikan itu berasal dari kucing berkacamata yang sedang dikeringkan Gempa. Ia memekik kaget begitu Taufan mengangkat handuk bagian belakangnya lalu menunduk menengok sesuatu.
Buagh!
Taufan kaget luar biasa merasakan telapak kucing itu memukul kepalanya dengan keras.
"Aku ditabok kucing?!" tanya Taufan yang masih setengah terkejut.
Disisi lain Halilintar sedang berusaha menahan tawanya. Namun tampaknya sia-sia, "DITABOK KUCING DONG! HAHAHA!"
"Hisss! (Gak sopan ya kamu!)" desis kucing berkacamata pada Taufan. Sepertinya kucing itu marah sekali.
"Nyayen? (Kenapa Oyen?)" tanya kucing kecil.
"Meow! (Dia mencoba melihat benda privasiku!)" jawab kucing berkacamata yang ingin memukul Taufan lagi, namun pergerakannya tertahan karena masih dikeringkan Gempa.
"Emangnya mau ngapain tadi?" tanya Gempa pada Taufan yang masih syok di pukul kucing.
Untung wajah gamtenk-ku gak dicakar. Batin Taufan.
Taufan menjawab pertanyaan adiknya, "Aku cuma mau tahu mereka cowok atau cewek."
"Oh," Gempa mengangguk paham.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meow Attack!
FanfictionSekelompok makhluk berbulu lebat menyerang. Selamatkan ikan kalian! *** Musim liburan telah tiba. Akan tetapi tiga anak kembar malah kedatangan tamu tak diundang. Tunggu! Emang ada tamu yang datang-datang main nyerang minta ikan?! *** Genre : Famil...