*11. Ada tamu!*

1.7K 311 165
                                    

Suara eongan dari anak-anak bulu yang memiliki sifat kepo yang cukup parah itu memenuhi dapur. Mereka terus mendesak Taufan yang masih tertawa agar mengatakan apa maksud di balik perkataannya sebelumnya. Ah, kecuali Thorn. Kucing kecil itu berlari ke luar dapur entah kemana.

Sementara di sisi lain, si kembar ketiga diam-diam memperhatikan si kucing serta mulai mempertanyakan perilaku aneh bin ajaib peliharaan baru mereka itu.

"Gempa, seharusnya kamu jangan mungut kucing sembarangan dong."

Gempa menoleh pada si sulung yang memanggilnya. Yang ditatap ternyata sedang memperhatikan kucing-kucing itu juga.

"Lihat deh semua kucing itu, mereka nggak seperti kucing yang wajar. Apalagi yang bulu krim itu tuh. Masa' kucing pakai kacamata sih. Memangnya dia artis apa."

Halilintar mengerutkan dahinya. Sebagai orang yang cenderung mengandalkan logika, Halilintar tidak bisa menerima hal yang dianggapnya tidak logis.

Si kucing yang merasa dibicarakan lantas menoleh ke arahnya.

"Meongmeowmiau (Ya emang. Aku artis perumahan ini tau)," dengan bangga si kucing berkata sambil membusungkan dada. Muncul kilau-kilau misterius di sekitarnya.

Wajah Halilintar berubah masam.

"Aku nggak ngerti dia ngomong apa, tapi aku kesal."

Tiba-tiba ucapan sang kakak membuat Gempa menyadari satu hal.

Justru karena kucing-kucing itu terlihat berbeda daripada kucing pada umumnya maka ia memutuskan mengangkut mereka ke rumah. Terlepas sifat dan perilaku aneh si kucing yang tidak wajar, penampilan mereka terbilang sangat menarik. Warna bulu dan mata yang beragam dan berbeda dari kucing jalanan biasa itu membuat mereka terlihat istimewa di matanya.

Singkat kata, Gempa sudah jatuh hati sejak pertamakali melihat kucing-kucing itu. Yah, Gempa tidak tahu jika waktu itu kucing-kucing itu ingin menyerangnya dan juga berniat memperbudaknya.

"Eh?!" tiba-tiba hal yang tak pernah terpikirkannya muncul.

Bagaimana jika para kucing itu memiliki pemilik aslinya?

***

Seorang pria dewasa yang mengendarai motor memasuki area pekarangan rumah kayu bertingkat dua itu. Motornya kemudian diparkirkan di sana. Pria itu melepaskan helmnya lalu berjalan ke depan pintu rumah. Tangan kanannya bergerak mengetuk pintu rumah, sementara tangan kirinya menjinjing sebuah tas yang cukup besar.

"Assalamu'alaikum!" seru pria itu.

"Mbweeek? (Siapa di luar?)"

"Eh?!" pria itu tersentak.

Kepalanya celingak-celinguk mencari asal suara yang terdengar sangat dekat. Karena merasa tak menemukan apapun yang menjadi sumber suara itu, si pria kembali berseru memanggil sang pemilik rumah.

"Assalamu'alaikum!"

"Mooooo! (Tunggu sebentar!)"

"Eh?!" si pria kembali terkaget.

Lagi-lagi terdengar suara hewan dari dalam sana. Suara sapi barusan terdengar sangat nyata sama seperti suara kambing sebelumnya. Yang membuat pria itu semakin heran adalah mengapa ada suara hewan tersebut di dalam rumah?

Meow Attack!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang