*13. Thorn dan Kegaduhan(1)*

1.2K 232 193
                                    

Matahari tampaknya masih enggan terbangun dari tidurnya. Dilihat dari cahaya redupnya yang masih belum mampu menembusi jendela di dapur kecil itu.

Namun, meskipun dingin menyelimuti ruangan. Nyatanya suasana hening bisa dibilang jauh dari tempat itu.

Srek! Srek! Nyek!

"Meong! (Sedikit lagi!)" seru seekor kucing gembul dengan kedua tangan terjulur ke atas berusaha menggapai gagang sebuah kabinet.

"Ngeng! (Cepetan, bahuku pegal!)" kata kucing berkacamata yang berusaha menahan berat kucing di atasnya yang bisa dibilang di atas rata-rata.

"Dundundun! (Woy Solar! Muka gantengku jangan diinjak dong!)" protes si kucing tutul.

"Nangnengnong (Cepetan ya, Thorn gatel nih pengen garuk)," ujar kucing kecil.

Saat ini, keempat anak kucing lagi-lagi sedang membentuk menara kucing dengan posisi Ice di paling atas, lalu Solar, kemudian Blaze dan terakhir di paling bawah Thorn yang menjadi penopang semuanya.

Kalian pasti bertanya-tanya mengapa si kucing gembul bisa berada di puncak. Dan juga bertanya darimana kucing kecil putih abu-abu itu mendapat kekuatan sebesar itu, kan?

Sayangnya kalian tak akan mendapatkan jawabannya, hoho.

Krek!

Gagang kabinet akhirnya dapat dicapai oleh Ice. Segera ia membukanya kemudian menengok kedalamnya. Seketika mata biru laut kucing gembul itu berbinar-binar mendapati barang yang diidamkannya telah berada didepan mata.

"Aingw luwp yaw! (Cintaku neng wiskas, ayo sini masuk perut ketemuan sama asam lambung!)"

Blaze tergelak lucu. "Nyahawokawok! (Ih geli, Bang. Awokwokwok!)

Sementara Solar yang menahan berat Ice menangis dalam diam. Jika kalian tidak bisa bersimpati pada Solar, silakan coba pikul karung beras di rumah kalian di atas bahu. Dijamin manjur membuat bahu mati rasa.

"Pulupulupulupulu! (Cepetaaan! Thorn gatel pengen garuk! Huwee!)"

Kondisi Thorn saat ini seperti anak-anak barisan terdepan saat upacara, ingin menggaruk bagian tubuh yang gatal namun terhalang situasi dan kondisi.

Thorn yang bergerak-gerak mendapatkan teguran dari Solar. "Weee! (Diam Thorn! Nanti kita jatuh!)"

Tepat di saat Ice mencoba turun, tiba-tiba saja seseorang berteriak kepada mereka.

"Ngapain kalian?!"

"WAAAAAAAAAA!"

BRUK!

"AJSBXKAW! (AYAM! AYAM! AYAM! AYAM!)"

"MEOWHSN! (COBLOS NAMA PRESIDEN SOLAR DENGAN NOMOR URUT 1!)"

"NYOWWW! (TIDAAAK! WISKAS AKU!)"

Masing-masing kucing reflek melatah. Kecuali Thorn yang baru saja bangkit dari jatuhnya. Tiba-tiba kucing itu langsung mengeong ribut dan menatap nyalang semua yang ada di sana.

"RAWR! RAWR! RAWR! (SIAPA YANG NGAGETIN THORN TADI?! SINI MAJU KITA TANDING BASMI TIKUS!)"

Reflek Blaze dan Solar memanjat dan bersembunyi di atas bahu sang pelaku-Halilintar yang kini menatap horor si kucing kecil yang sedang menunjukkan sisi buasnya.

"ASFJFJDSJUSJZN! (AAAA THORN KUMAT! SIAPAPUN TOLONG PANGGILKAN TUAN KAMBING!)" Blaze yang bersembunyi di belakang kepala Halilintar mengeong histeris.

"MEYOOO! (Tanggung jawab! Thorn kumat gara-garamu!)" Solar menampar bolak-balik wajah Halilintar yang masih shock untuk menyadarkan anak itu.

Meow Attack!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang