*15. Kecurigaan*

866 151 73
                                    

Baca di tempat sepi terus matikan lampu. Tetap waspada siapa tau ada yang ikut baca disampingmu... (ʘᴗʘ)
------------------------------------------------------------


"Auuuuuuu! Uuuu! Au! Au! Auuuuuu!"

Lolongan dari kejauhan membuat para manusia dan ketiga kucingnya yang berada di kamar terdiam. Malam hari di tempat itu sangatlah sunyi, sehingga suara tersebut dapat terdengar jelas.

"Sejak kapan di komplek kita ada serigala?" tanya Gempa dengan dahi berkerut. Bahkan dia menghentikan kegiatan menulisnya.

Apakah akibat populasi kambing yang meningkat para serigala memutuskan bermigrasi ke komplek mereka?

Omong-omong, tentang suara misterius. Gempa jadi teringat jika ia juga pernah mendengar suara-suara kambing dan singa yang tidak pernah ia temui wujudnya.

Sebenarnya apa yang terjadi?  Batin Gempa sambil mengusap lengannya. Entah mengapa belakangan ini sering terjadi hal tak wajar di sekitar mereka.

Halilintar melepas earphone nirkabelnya. Menatap heran sejenak si bungsu. Lalu ikut mendengarkan suara itu lebih saksama.

"Bukan serigala, itu sepertinya suara si hewan berkaki empat yang suka menggonggong."

Taufan tiba-tiba tertawa keras sehingga menimbulkan tanda tanya oleh kedua saudaranya.

"Hahaha! Kalian ini gimana sih? Jelas-jelas itu suara monyet!" ujarnya dengan percaya diri. Kedua saudaranya langsung menatapnya prihatin.

Sementara itu, di pojokan kamar agak jauh dari mereka para kucing juga sedang berkumpul.

Hup!

Blaze yang baru datang menggeser sedikit jendela kamar agar bisa masuk. Setelahnya dia menutup rapat kembali. Solar dan Thorn yang merasakan kehadirannya lantas mendongak.

Solar bertanya dengan sedikit berbisik. "(Twengtowng...?) Habis darimana...?"

"Aingfayyawr (Habis dari melolong. Kan setiap purnama harus melolong di atas pohon mangga)."

"Mwatamu? (Lho itu bukannya tugas Bos, ya?)" Thorn menyembul dari belakang Blaze.

"Elpwijiw (Tadi aku ketemu Bos di komplek sebelah, katanya mendadak stasiun televisi memajukan acaranya. Jadi dia minta aku gantiin)."

"Meowhy?! (Kenapa nggak bilang?!)" tanya Solar tak santai.

Thorn mengangguk setuju. "Meowo! (Benar. Thorn kan juga mau ikut melihat!)"

"Abown! (Aku sudah bilang! Tadi aku memberitahu Ice biar nanti kalian menyusul ke sana. Tapi kalian malah nggak datang!)" Blaze membela diri.

Kemudian serentak semua kucing menoleh pada si kucing gembul yang sedang tertidur di pangkuan Gempa yang mengelusnya. Kucing itu tertidur sambil mendengkur keras sekali.

"Brom! Brom! Brooom! Ckiit! Duar! Ngook...."

Solar dan Thorn menatap kembali si kucing sulung. Sehingga Blaze pada akhirnya memilih mengalah.

"Meowawa (Baik, baik, ini salahku cuma bilang padanya. Aku minta maaf, oke? Nanti wiskas limited edition rasa ikan asin dari Bos juga aku bagikan ke kalian)."

"Nyewl! (Oke, deal!)" segera kedua kucing itu bertukar ceria. Perubahan yang cepat dari kedua saudaranya direspon Blaze dengan memutar bola matanya. Jika mereka bukan adiknya tentu Blaze tidak akan membagikan  wiskas limited edition itu secara percuma.

Meow Attack!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang