01 | Penyesalan

1.1K 156 38
                                    

***

Sana masih menatap sahabatnya nanar. Usai menjemput Miyeon dari Rumah sakit, dia membawa wanita itu pergi makan malam di salah satu Restoran terdekat.

"Yeon, makan dulu," sahut Sana setelah makanan yang ia pesan telah dihidangkan. Tanganya mendorong piring berisi nasi goreng itu ke hadapan Miyeon.

"Lo pasti belum makan dari tadi pagi 'kan?" tebaknya namun kembali meralat lagi, "atau dari kemarin lo belum makan?"

Nah, wanita berdarah Jepang itu semakin yakin dengan tebakan keduanya. Pasti, pemilik nama lengkap Cho Miyeon itu belum sama sekali menyentuh nasi sejak kedatangannya kemarin dari London.

"Yeon, seenggaknya lo punya tenaga buat jagain Heejin nanti malam," lanjut Sana lagi mencoba lebih sabar mengingat kondisi Miyeon yang begitu terpuruk saat ini.

Wanita yang masih menatap kosong pemandangan depan itu berujar lemah setelah sekian lama bungkam. Air matanya lolos membuat Sana semakin kasihan.

"Benar kata Jaehyun, San. Gue ibu yang jahat." Lirihnya.

"Yeon—"

"Gue bahkan lebih mentingin karier gue daripada anak gue sendiri! Gue tinggalin dia selama lima tahun tanpa berpikir gimana keadaan Heejin ..." Miyeon tidak bisa menahan tangisannya kali ini. Dirinya mengecam tangisannya pilu, disusul oleh Sana yang memutuskan untuk memeluknya.

"Lo enggak salah, Yeon. Lo cuma—"

Gelengan Miyeon yang membuat Sana berhenti berucap. Hanya menatap wanita itu semakin pilu.

"Gue yang salah, San. Karena gue, Heejin jadi seperti ini!" kecamnya dengan wajah berurai air mata. "dan Gue enggak akan bisa maafin diri gue sendiri, jika terjadi sesuatu yang lain pada Heejin."

***

Miyeon kembali ke Rumah sakit pada pukul sebelas malam. Setelah menghabiskan waktu singkat untuk menangis bersama Sana, wanita usia tiga puluh akhir itu akan kembali terjaga menenami sang putri yang buruknya belum mengalami kemajuan sejak kemarin.

Kakinya melangkah memasuki bangsal VIP di mana tempat Heejin berada. Miyeon berhenti sejenak di depan pintu ruanga rawat putrinya, sebelum memutuskan menekan handle pintu.

Ia berharap tidak aja Jaehyun ataupun Jiho di dalam sana. Tidak ada dua manusia yang sejak kemarin sukses membuat dirinya semakin terpojok. Miyeon tidak ingin bertemu mereka, untuk sementara waktu.

Krek

Bunyi pintu terbuka, menandakan bahwa Miyeon sukses untuk melangkah masuk ke dalam ruangan mewah namun menyedihkan itu. Wanita itu tertegun sejenak menyadari ada satu sosok yang tidak ia harapkan di sini.

Walau hanya satu. Miyeon masih merasakan sakit saat melihat seseorang itu walau dalam keadaan tidur sekali pun.

Namun, ini bukanlah waktu yang tepat untuk mementingkan perasaanya. Dia di sini hanya untuk menunggu putrinya sadar. Dia di sini menunggu Heejin kembali membuka mata dan melihat dunia lagi. Hanya itu yang Miyeon pentingkan sekarang.

Dan tanpa menunggu lama lagi, Miyeon jalan mendekati ranjang Heejin, yang masih dihuni oleh gadis itu sendiri bersama Jaehyun di sebelahnya, tertidur dalam keadaan duduk, dengan kepala yang jatuh di samping tangan Heejin.

Hi, Bye! Mama  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang