09 | Lagi dan lagi

533 115 20
                                    

"Dari mana aja lo?"

Usai menahan lama untuk tidak percaya, akhirnya Sana bisa mengeluarkannya saat keduanya, coret, bertiga bersama Heejin sedang ke kantin. Heejin sedang memesan mie ayam di tempat Mang Nana.

"Percaya gak lo kalau sebenarnya gue baru balik ke tahun depan?" jawab Miyeon dengan mata menyipit.

"Tahun depan? Masa kita jadi emak-emak gitu?"

Miyeon ngangguk. "Gue ketemu dokter kemaren terus dia bilang,"

Miyeon jadi mengingat bagaimana pesan dokter sebelum dia kembali lagi ke mari. Berpesan bahwa waktunya tinggal sedikit lagi sementara Heejin di sana masih belum menunjukan kemajuan. Miyeon harus bisa mengubah takdir itu, walau dengan waktu singkat. Dia sudah berjanji akan melakukan apapun untuk putrinya.

"Tapi liat, deh? Si Heejin udah mulai nunjukin kedekatannya sama lo. Tadi pagi aja dia nyariin lo."

"Masa?"

Sana mengangguk, "udah mulai nyaman sama lo tuh, anak lo!"

Dan bisakah Miyeon bersyukur akan itu? Bersyukur karena hal itu bisa dikatakan kemajuan yang cukup pesat, bukan? Semoga ini akan berlangsung seterusnya.

"Tapi San," Miyeon masih menatap lurus Heejin yang kini berjalan ke arah mereka sambil membawa nampan berisi satu mangkuk mie ayam. "Andaikan gue berhasil mengubah takdir itu, apa gue bisa ... bisa kembali bersama Heejin seperti dulu?"

Ucapan yang mendadak mellow sementara Heejin mulai mendekat, membuat Sana segera menyentuh bahu sahabatnya itu keras. "Pasti bisa, Yeon! Karna tujuan lo di sini untuk Heejin. Setelah kita balik nanti, ambil Heejin dari Jaehyun dan istri sosialitanya itu, kalian hidup berdua di London sekalian cari suami baru ya!"

Sana segera membungkan mulutnya ketika Heejin sampai di sana sambil mengerutkan kening. Mungkin ia mendengar sedikit suara Sana, yang yah bisa dibilang nyaring. Miyeon saja sampai melotot gemas pada wanita itu.

"Suami baru? Siapa yang cari suami baru, San?" tanya Heejin saat duduk di hadapan mereka.

Mampus, Sana kebingungan sendiri! Mau menjawab apa dia?

"Errr, ini nyokapnya Miya mau cari suami baru. Iya 'kan Ya?"

"Hah?"

"Loh iya 'kan? Cowok yang ganteng punya lesung pipi katanya nyokap lo demen!"

Jujur Miyeon sudah tidak mengerti arah pembicaraan Sana saat ini. Terserah lah wanita itu mau berbicara apa, Miyeon hanya mengiyakan saja agar pembicaraan ini cepat selesai.

"Oh iya, ngomong-ngomong, Miya pulang sekolah ada acara?"

Senyuman manis terbit di bibir Miyeon saat Heejin bertanya. Pasti putrinya itu sedang ingin mengajaknya bermain.

"Gak ada, Jin. Kenapa?"

Heejin menggigit bibir bawahnya agak malu, "boleh temani aku nonton Jaemin gladi bersih? Dia ajak aku tadi, tapi kayaknya aku bakal malu kalau cuma sendiri, jadi—"

Baiklah, walau itu karna Jaemin, Miyeon tetap mengiyakannya. Apapun kemauan Heejin akan Miyeon turuti!

"Oke. Pulang sekolah kita nonton Jaemin." Miyeon mengangguk mantap, "lo ikut gak, San?"

Hanya dibalas Sana dengan menguap lebar menandakan ia malas untuk ikut acara menonton bocil seperti itu.

x X x

Miyeon dan Heejin memutuskan untuk duduk di barisan depan, karena Jaemin memang memesan khusus untuk mereka. Terlihat bagaimana reaksi malu sekaligus kesenangan Heejin saat pemuda itu menyambutnya dengan senyum lebar.

Hi, Bye! Mama  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang