02 | Kembali

870 158 72
                                    

***

Semula tidak ada yang Miyeon rasakan saat cahaya terang itu menyinari pengelihatannya. Semuanya berjalan baik-baik saja, sebelum dia menyadari sesuatu yang janggal.

Sebuah pemandangan asing yang sepertinya bukan sebuah ruangan dokter, namun,

Hah!? Kenapa tiba-tiba ada ada di sekolah? Terpampang jelas bagaimana riuhnya keadaan yang dipenuhi oleh murid-murid berseragam kembar. Miyeon menggeleng tidak percaya. Ingin teriak tetapi rasanya tidak sanggup.

Semakin terkejut saat sadar pakaian apa yang tengah ia pakai.

Seragam sekolah?

Yang benar aja!

Miyeon benar-benar syok jantung, beruntung nyawanya belum tercabut. Ini sungguh keajaiban luar biasa, bahkan sudah di luar nalar kewarasannya. Percaya atau tidak, Miyeon tidak tahu.

Dia teringat beberapa ucapan terakhir dokter yang mengatakan,

"Jangan sia-siakan kesempatan ini,"

"Tebus rasa bersalah kamu pada putrimu,"

Jadi, inikah kesempatan yang dimaksud? Menebus rasa bersalahnya pada Heejin, dengan mengulang waktu di mana ia harus kembali di umur delapan belas tahun?

"MIYE!"

Di kala kebingungannya, tiba-tiba Miyeon mendengar teriakan dengan intonasi tidak asing. Suara kekanakan yang sering membuat telinganya pengang. Dan hanya satu orang yang memiliki suara cempreng itu.

Minatozaki Sana.

"SAN?"

Hampir terjungkal kedua kali ketika melihat sosok Sana yang berpenampilan sama sepertinya ditinya tengah berdiri di depannya.

"Lo ngapain di sini?"

"Lo juga ngapain anjir?"

Wanita usia tiga puluh tahun menengah itu harus terkejut bersamaan sekarang. Ralat, gadis berusia delapan belas tahun lebih tepatnya.

"San, jangan bilang lo juga ikut masuk ke ruangan dokter tadi," sembur Miyeon masih tidak menyangka.

Sana semakin bingung, "iya gue ngikutin lo, Yeon! Gue kira lo mau marah-marah sama dokter sampe segala lari dari lorong rumah sakit. Eh, tapi gak taunya malah jadi begini!" gerutu Sana yang sama pusingnya dengan Miyeon.

"Sebenarnya kita di mana sih, Yeon? Sumpah nih gue bingung banget! Malah pake kita pake seragam sekolah lagi terus kok muka lo jadi balik macem SMA dulu?" cerocos Sana yang belum sadar jika mereka tengah berusia tujuhbelas tahun lebih muda dari umur sebelumnya.

"Lo ngaca deh! Liat muka lo sekarang gimana. Kita sekarang balik jadi anak SMA, San!"

"WHAT!!!"

Sana teriak lagi. Sampai anak-anak yang masih di sekitaran sana sampai kaget.

"INI GUE GAK LAGI MIMPI KAN? ATAU JANGAN-JANGAN GUE UDAH DI AKHIRAT?"

Hi, Bye! Mama  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang