15 | Berakhir

824 135 51
                                    

Hari terakhir di mana Miyeon dan Sana berada di dunia paralel yang awalnya tidak pernah mereka sangka benar-benar ada. Memang di luar nalar, tetapi pada akhirnya mereka terjebak di dalamnya bukan?

Bukan terjebak. Tetapi ini adalah kesempatan yang mana harus Miyeon syukuri karena dirinya lah menjadi orang terpilih untuk mengubah takdir seseorang. Takdir putrinya sendiri.

Dan Miyeon rasa ia berhasil. Ia berhasil mengubah takdir itu dan menolong putrinya.

"Taro di mana, Nek?"

Waktu terakhir ini pun jatuh pada hari minggu di mana Miyeon dan Sana libur sekolah. Untung saja mereka sudah berpamitan pada Sungchan cs, walau hanya bisa melalui kode-kode seperti,

'Chan, ntar jalan barenga nyokapnya Heejin ya!'

'Yut, jaga diri bae-bae ye! Jangan kebanyakan maij tiktok!'

'Hamtaro banyak minum susu yaw!'

'Min Jaemin jangan jadi buaya. Pacarin aja tuh, Heejin!'

Ya seperti itu lah. Toh, di masa depan juga mereka tidak bakal ingat bahwa pernah bertemu Miyeon dan Sana.

Oke kembali ke topik awal. Miyeon menghabiskan waktu untuk membantu nenek beres-beres rumah. Mengeluarkan beberapa benda yang tidak terpakai, sementara Sana barusan pergi ke warung untuk membeli super pel.

"Nanti tunggu tukang rongsokan aja ambil, Yu." Nenek menyahut kecil sambil duduk berselonjor di teras.

Miyeon yang menurut kala itu kembali membawa barang-barang keluar. Tidak ada lagi percakapan mereka beberapa saat.

"Kamu kayak mau pergi jauh setelah ini ya?" sahut Nenek saat Miyeon mengeluarkan kotak terakhir.

Miyeon mengulum senyumnya. "Nanti aku bakal jenguk nenek, tenang aja." Ya, memang dia akan pergi setelah ini. Pergi ke masa depan.

"Emang bisa? Sama siapa kamu nanti ke sini lagi?"

"Sana mungkin? Kan kita bagai upin ipin yang gak bisa pisah, Nek." Miyeon hanya membalas kekanakan seperti biasa.

Tidak tahu saja kalau ekspresi nenek berubah agak misterius saat itu.

"Mungkin, kamu sudah berhasil mengubah takdir ya, Miyeon."

Sesaat membuat Miyeon menoleh pada nenek.

"Nek? Nenek tau?"

Nenek hanya memberikan senyuman ringan, lalu menghela nafas. "Nenek senang kamu bisa menolong anak kamu dan Jaehyun,"

Janhan bilang kalau nenek sedang kerasukan cenayang atau dokter saat ini? Heh, Miyeon mendadak pening.

"Kalau sudah begini, berati kamu siap untuk melangkah ke jejak selanjutnya Miyeon?"

Semakin membuat Miyeon kebingungan. Jejak apa? Setelah ini dia ke mana memang?

"Nek, aku gak ngerti. Setelah ini, aku akan bersama Heejin lagi 'kan?" tanya Miyeon.

"Hm, sepertinya gak begitu." Nenek menatap lurus ke arah kakinya berselonjor, "kadang hidup itu membingungkan. Kehidupan yang kita mau belum tentu kita dapatkan, dan bahkan bisa berakhir sia-sia kalau kita menyerah. Iya kan?"

Miyeon mengangguk. Masih menunggu inti dari ucapan Nenek.

"Kamu adalah orang yang paling baik, Miyeon. Kamu adalah ibu yang baik untuk Heejin. Dan takdir kamu, takdir kamu harusnya bersama Heejin."

Nenek mengatkan sesuatu yang sontak membuat Miyeon tercengang hebat.

"Pasti ada tetapi di antara ucapan nenek 'kan?" sela Miyeon dengan rasa penasara tinggi.

Hi, Bye! Mama  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang