prolog

16.8K 791 243
                                    

Assalamu'alaikum ?! {ga jawab fiks neraka jalur PIV}.

Gimana pada kangen tak? Iya ini gua iqbal yang tampan paripurna? Loh kok ada dicerita ini??

Gua cuma mau ngucapin jangan buat anak dulu, kalian masi muda belum pada cukup umur, ribet ntar urusan lu pada. Uda jomblo aja ampe lumutan. Yaudala selamat menikmati kisah anak gua...

***

Mempunyai seorang ibu laki-laki??
Tampak seperti mustahil tapi ini benar adanya. Kenalin namaku Deva,
Devano al-kautsar. Pasti kalian semua uda kenal akukan?

Iya aku anak babeh iqbal dan bubu bagas, babeh sering cerita tentang masa lalunya bersama bubu.
Babeh bilang menjadi lelaki bengkok itu ga enak, banyak godaan dan cobaan bukan kaya drama india.

Hidup menjadi pria bengkok banyak yang suka, banyak yang benci dan banyak yang cemburu konsekuensi nya. Sedari kecil babeh uda ngajarin kepada kami tetang kerasnya kehidupan.

Kerja banting tulang, kepanasan, kehujanan dengan bayaran yang tidak sesuai harapan. Kita selalu diajarin sama babeh untuk menjadi lelaki yang tangguh, mandiri dan bekerja keras. Terutama aku yang sedikit berbeda dengan lelaki lainya.

Aku beda dengan kakak ku si arka.
Achmad arka al-kautsar. Yang pendiam tidak banyak omong dan suka bertindak. Pokoknya dia mirip sama babeh, jatuhnya kaya babeh tapi versi kecil.

Arka itu suka bilang aku ini pria yang lemah, yang cemen dan mudah menangis sama kaya perempuan. Arka suka memperlakukan aku seperti adik perempuan nya, padahal aku ini lelaki. Sangat menyebalkan.

Kalian taukan aku sama Arka itu kembar, tapi cuma lahirnya aja yang bareng dan satu perut yang sama, sisanya kami saling bertolak belakang.

Asalkan kalian tau, akutu ga cerewet tapi aku suka marahin Arka karna dia suka ngotorin kamar kita, aku ga suka liat yang kotor soalnya ga enak diliat.
Arka juga ga mau bersihin makanya mau ga mau aku yang bersihin sambil ngomel sama dia.

Aku juga ga cemen, tapi aku ga suka kekerasan apalagi kekerasan fisik. Soalnya bubu pernah bilang ga semua masalh harus pake cara kekerasan.

Tapi kalau menangis itu benar, soalnya Arka suka ganggu aku dalam hal apapun dan juga Arka suka nakut nakutin aku. Pokonya dia itu di satu sisi menyebalkan, acuh ta acuh.
Tapi disini lainya Arka itu sangat baik dan perhatian ko.

Sehari hari aku suka bantu bubu buat masak, dan membersihkan rumah. Aku sangat bangga memiliki bubu takkenal lelah dan begitu sabar menghadapi kenyataan dunia tentang hubungannya sama babeh.

Sedangkan Arka, si abangku dia sibuk sama babeh dibengel milik kami, bengkel nya emang tidak besar tetapi mampu mencukupi kebutuhan hidup kami sekeluarga.

Babeh mengajarkan kepada anaknya dalam keadaan apapun, dalam sesulit apapun kita harus banyak bersyukur, jangan  melihat ke atas karna saat kita melihat ke atas tidak ada batasan untuk kata cukup, melainkan kita menunduk kebawah untuk selalu mensyukuri dan menikmati hidup.

"Deva, nak antarin makan siang untuk abang sama babeh ya. Hati hati diajalan" Ucap bubu sambil memberikan rantang makanan yang begitu harum menggugah selera.

"Baik bubu, Deva jalan yah"

" Iya hati hati".

Berhubung jarak antara rumah ku dan bengkel tidak jauh, lagi pula aku juga ga bisa naik motor.
Bukan tanpa alasan aku ga bisa naik motor melainkan ga dibolehin  sama abang ku katanya takut aku jadi anak motor yang liar, biar dianter jemput mulu sama Arka kaya bocil.

Aku bergegas berjalan, namun ada sosok pria tua baya yang memanggil ku

"Kadi'e hela sekedap sep"panggil lelaki paruh baya.

" Iya abah, aya naon"

"terang dimana alamat iye,sep¹" Tanya abah sambil memberi alamat.

"Ngerti abah"

Akhirnya aku memutar balik kembali menuju alamat itu, soalnya kata bubu kita harus bantu orang lain, apalagi si abah uda tua.

" Abah, iye parantos dugi ka alamatna²"

"hatur nuhun parantos nganteurkeun abah sep ³"

"Sami Sami abah"

Dan setelah itu aku menuju lagi kebenkel untuk menghantarkan makanan, haduh ini sudah telat lagi.
Secepat mungkin aku berjalan menuju bengkel dengan tersengal sengal aku sampai dan langsung ku tempatkan di meja bengkel.

"Dari mana tumben lama" Ucap Arka yang masih sibuk dengan oli

"Tadi aku ketemu kakek kakek yang cari alamat, trus aku bantu deh makanya telat"

"Ga tanya " Ucapnya acuh ta acuh.

"Lah kan kamu bilang tumben lama, makanya aku jelasin  ka"

"Owh" Setelah itu iya pergi bersih besih trus lanjut makan.

Untung dia abangku, menyebalkan.
Apakah abang kalian semua seperti Arka?

Tapikan setelah makan aku meminta izin buat diajarin motor, supaya kemana mana ga nyusahin Arka. Aku kan mau aku juga uda gede masa ga bisa naik motor aku maluu.

"Ka"

"Ka"

"Arkaaaa" Ucapku kesel kebiasaan kan menyebalkan aku tau dia dengar. Aku liat dia punya kuping jadi ga mungkin  dia ga denger.

"Ka aku mau belajar motor" Pintaku pada Arka.

"Kamu masih kecil"

"Tapikan Arka"

"Iya besok ya kan lagi kerja"

Tuhkan dia itu baik tapi pura pura ga perduli, abang itu suka so soan depan adenya. Aku sayang Arka...

______________________________________

#terang dimana alamat iye {tau alamat ini dimana?? } ¹
#abah , iye parantos dugi alamatna{ abah uda sampe, ini alamatnya}²
#hatur nuhun parantos nganterkeun abah{terimakasih uda mengantarkan abah}³

Ga tau mau opening pake apa, jadi lanjutkan konsep dari cerita kemarin.

Selamat menikmati, jangan lupa vote and komen ya teman. Biar aku semangat nulis


the twins storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang