FICTION
|
|
|
|
"Donghae-ya.."
"O.. Kau sudah selesai dengan pasienmu?" Donghae segera berdiri dan menyambut Hyukjae, walau ekor matanya melirik pria bersurai pink yang dibawa oleh Hyukjae memasuki koridor ruang tunggu.
"Akan kujelaskan nanti, tapi mungkin dia bisa membantu Jeno untuk bangun."
Donghae mengerutkan keningnya tanda dirinya tak mengerti sama sekali apa maksud dari ucapan Hyukjae. "Apa hubungan pasienmu dan adikku?"
"Dia... Na Jaemin, beberapa waktu ini.."
Pria bersurai hitam itu terlarut sebentar saat mendengar nama Jaemin, seperti familiar dengan nama tersebut dan tanpa sadar menghiraukan penjelasan singkat Hyukjae di hadapannya. Hingga Donghae melihat pria bersurai pink itu meremas kuat dadanya dan perlahan bergerak mundur beberapa langkah kemudian terjatuh ke atas lantai.
"Hyukie, pasienmu!"
Hyukjae menghentikan celoteh panjang lebarnya saat mendengar teriakan Donghae yang tentu saja mengundang perhatian banyak perawat yang berlalu lalang di luar koridor.
"Jaemin-ssi!!"
Hyukjae segera menghampiri Jaemin dan melihat pria itu justru tak sadarkan diri setelah sebelumnya ia melihat pria tersebut meremas dadanya dengan sangat kuat.
Beberapa perawat datang membantu Hyukjae dan Donghae untuk membawa Jaemin kembali ke ruang perawatannya dan memanggil dokter penanggung jawabnya, meninggalkan Jeno yang menggerakkan ujung telunjuknya untuk yang pertama kali dalam kurun 2 tahun ini.
⇨ Fiction ⇦
Baik Donghae ataupun Hyukjae kini berdiri di sisi lain bangsal milik Jaemin keduanya sibuk memperhatikan dokter yang tengah memeriksa Jaemin. Namun yang mereka dapatkan justru kerutan dikening sang dokter.
"Ada apa sunbaenim? Apa Jaemin-ssi baik-baik saja?"
Dokter tersebut menghela nafas dan menatap Hyukjae, ia kenal terapis Lee itu selain adik kelasnya saat masih berkuliah di kedokteran pernikahannya dengan Lee Donghae juga menyita perhatian publik kala itu.
"Bagaimana caraku menjelaskannya, Jaemin-ssi sangat baik-baik saja. Kerja jantungnya normal aku tak mengerti mengapa setiap dirinya tak sadarkan diri dia akan meremas dadanya seolah-olah dirinya terkena serangan jantung."
Dokter itu kembali melirik Donghae dan Hyukjae "Bisa kau biarkan Hyukjae menjalankan hypnotherapynya saat ini, entahlah tapi diriku semakin yakin rasa sakit di dadanya ini berhubungan dengan alam bawah sadarnya bukan dengan kerja jantungnya."
Remasan jemari Hyukjae pada Donghae mengerat, reaksi ini bisa saja memang berhubungan dengan alam bawah sadarnya. Begitu Jaemin memasuki alam bawah sadarnya hanya satu nama yang diucapkannya, Hyukjae ingat itu. Dan hari ini Jaemin melihat Jeno di hadapannya untuk kali pertama selain dalam mimpinya mungkin hal itu bisa menjadi pemicu dari rasa sakit yang di alami Jaemin.
"Tapi..."
"Tak apa Donghae-ya, aku ingin melakukan hypnotherapy sekali lagi padanya untuk memastikan sesuatu, bisa kau tinggalkan diriku dan Jaemin hanya berdua saja?"
Dokter yang menangani Jaemin mengangguk setuju, ia menghampiri Donghae dan merangkul pria itu agar keluar bersamanya. Namun pintu kamar terbuka lebar secara tiba-tiba "Hyung?! O... Maafkan aku." Jisung segera membungkuk setelah kedapatan membuka pintu secara brutal di depan banyak orang.

YOU ARE READING
FICTION [COMPLETE]
FanfictionApakah ini hanya mimpi? Ataukah kenyataan yang menyakitkan?