FICTION
|
|
|
|
|
Angin bertiup sangat kencang, ini kali pertama Jeno melihat tempat favoritnya bersama dengan Renjun terlihat sangat menyeramkan dengan kilat dan awan gelap menggulung di atas langit sana.
Dirinya tahu, ia salah dengan mengambil keputusan untuk kembali bersama dengan Jaemin ke dunia nyata. Namun, ia menemukan alasannya setidaknya untuk kembali hidup walaupun tak ada lagi Renjun dalam kehidupannya.
Jeno tahu dirinya sudah berjanji pada sang kematian yang akan menghampirinya jika ia sudah cukup menikmati kenangannya dengan Renjun selama ini, tapi dirinyapun tak pernah menyangka Jaemin akan datang ke alam perbatasan menemukannya dan berniat menariknya bahkan merubah pikirannya.
"Kau sudah berjanji!!"
"Akupun sudah berjanji padanya."
"Lee Jeno.. Apa kau sedang menyangkal kematian?"
"Aku hanya tak ingin mengingkari janjiku padanya."
"Huang Renjunmu, sudah menunggu sejak 2 tahun lalu."
Suara itu menggema dengan kencang di seluruh penjuru pantai, netra tajamnya kembali melihat ke ujung horizon disana. Terlihat siluet pria melambai padanya, siluet yang selalu dilihatnya setiap hari memanggilnya kembali.
"Melangkah maju, itu yang kau katakan. Jika kau kembali, mungkin kau akan menyesalinya Lee.."
Ombak pantai menggulung bahkan membasahi jemari kaki Jeno, ia bisa merasakan kegelapan kian mendekat padanya jika dirinya tidak segera mengambil keputusan.
"Jika diriku akan menyesali keputusanku, seharusnya Jaemin tidak akan pernah muncul di tempat ini." perlahan sepasang tungkainya melangkah mundur menjauhi gulungan air dan menghasilkan geraman kesal dari kegelapan.
Jeno segera berbalik dan berlari cepat ke arah di mana Jaemin selalu datang dan menghilang dalam alam perbatasan, ia bisa mendengar suara Hyungnya dan Jaemin meneriakinya dari sana "Aku harus kembali.."
Suara mesin berbunyi nyaring, tubuh Donghae terjatuh lemas saat para perawat tak lagi menahannya. Bahkan Jaeminpun merosot di depan pintu ruang ICU di mana Jeno di rawat, apa Jenonya tak selamat? Apa kegelapan itu berhasil membawa pergi Jeno?
Tidak, tidak, tidak seperti ini janji pria itu padanya.
"HAAAH!"
Namun tiba-tiba saja mesin tersebut kembali berbunyi terputus bersamaan dengan beberapa dokter yang terkejut saat Lee Jeno justru menarik nafas secaea tiba-tiba dan membuka kedua matanya secara bersamaan, pria itu sempat mati suri untuk beberapa detik.
"Jeno?" Donghae kembali bangkit berdiri ia bahkan segera beranjak masuk ke dalam saat perawat justru berdiri dalam diam terkejut melihat bagaimana pria yang tengah sekarat tadi kini terbangun begitu saja dengan keadaan baik-baik saja.
"Jeno-ya! Yak, kau sudah sadar?" Donghae mendorong dokter yang menghalangi jalannya untuk mendekati sang adik yang kini menatapnya dengan tatapan lemah namun dengan segaris senyum khas di wajah dan bibirnya.
"Hyung.."
Dalam sekejap Donghae segera memeluk Jeno ia bahkan hampir membuat dokter dan perawat terserang panik massal karena secara asal menarik tubuh Jeno yang selama 2 tahun hanya diam tak bergerak di atas tempat tidur.

YOU ARE READING
FICTION [COMPLETE]
FanfictionApakah ini hanya mimpi? Ataukah kenyataan yang menyakitkan?